Photobucket

Thursday, August 25, 2011

Hati-Hati Tentang Si Hati ❤

Sebagaimana wasiat baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “…Ketahuilah, bahwa setiap raja memilliki daerah terlarang. Ketahuilah, bahwa daerah terlarang Allah adalah hal-hal yang diharamkan. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)




Ketika membaca artikel hikmah : LIMA CARA MEMPERLAKUKAN HATI (Oleh: Drs.H. Ahmad Yani),
[yaitu 1. hati harus dibuka, 2. dibersihkan, 3. dilembutkan, 4. disehatkan, 5. ditajamkan... Ketajaman hati dapat membedakan mana haq dan mana yang bathil, subahanalloh!] Saya juga jadi teringat tentang catatan sang hati... ❤


“Ada secuil catatan tentang si hati…
Bilangan tahun adalah seperti pohon, bulan adalah dahannya,
Hari-hari merupakan cabang-cabangnya, jam adalah daunnya,
Dan nafas ibarat buahnya

Siapa pun yang nafasnya digunakan untuk taat kepada Allah,
Maka buah pohon itu akan baik, lezat dan murni manisnya
Siapa pun yang nafasnya digunakan untuk mendurhakai Allah,
Tentu buahnya akan jahat, busuk dan jelek

Waktu panen adalah pada hari kiamat
Yang pada saat itu buah akan ditampilkan,
Apakah itu manis atau asam

Ketulusan dan Tauhid adalah pohon dalam hati
Cabang-cabangnya adalah perbuatan
Dan buahnya adalah kenikmatan hidup selama ini
Kehidupan duniawi dan kebahagiaan abadi di akhirat

Buah tauhid dan ketulusan dalam kehidupan dunia adalah sama
Allah limpahkan berkah kepada hamba –Nya nan ikhlas
Balasan kebaikan berlipat ganda

Kemusyrikan, berbohong, dan kemunafikan juga pohon dalam hati
Buahnya adalah selama hidup tak tentram
Diliputi rasa takut, tertekan, kesedihan, dan sesak dalam dada
Kegelapan hati, dan di akhirat menelan az-zaqqum jua siksaan permanen

Allah ta’ala menyebutkan dua pohon tersebut dalam ayat-ayat cinta-Nya Surah Ibrahim."



Artikel lengkapnya bisa di baca di rubrik Kisah-Link Eramuslim berikut yah :-)

“Ya Allah, yang selalu membolak-balikkan hati, mantapkanlah hati kami dalam agama-Mu dan dalam ketaatan pada-Mu, amiin”.
Wallahu a'lam bish-shawab.

Salam Ukhuwah dari Krakow , Barokalloh always!^^

Monday, August 22, 2011

Ranjau Di Balik Kenikmatan




Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ta’ala, yang telah menganugerahkan keimanan nan teguh serta keislaman syamil, kesabaran yang berkesinambungan, keistiqamahan dalam menjalankan agama kita yang mulia, atas nikmat-Nya pula terdapat persaudaraan di jalan Allah, yang dengan ikatan itulah kita berjumpa dan berpisah, saling merindukan, saling membantu laiknya satu tubuh yang cedera, maka bagian lain ikut merasakan, saling mendoakan dalam setiap waktu, ketika tangan-tangan kita menengadah saat bermunajat menembus langit dunia, mengetuk pintu harap dan raja’ kita kepada-Nya, segala problema dalam perjalanan dunia tentulah ada solusinya, terlebih lagi kita punya kekokohan ukhuwah islamiyah bertangkai kekuatan do’a.


Namun saudara-saudariku, terkadang kita silap mata atau tersandung dalam pergaulan, sehingga kita bisa lupa bahwa ada banyak ranjau dan jurang yang berbalut kenikmatan, ditawarkan oleh orang-orang bersenyum manis membawa ikatan cinta palsu atau disebabkan bisikan setan yang kian menerobos hawa nafsu. Simaklah beberapa pengalaman berikut, kita petik hikmah-Nya bersama.

Ibu Syam dulu merasa terdesak, keperluan anak-anak sekolah di tahun ajaran baru makin menggunung, kebutuhan sehari-hari kian bertambah, dana pemasukan dan tabungan keluarganya tak mencukupi, apalagi ada anaknya yang harus segera masuk kuliah di kota lain, maka ia memutuskan untuk meminjam dana kepada Wak Nenet. Ketika itu, keadaan keuangan keluarganya benar-benar memerlukan bantuan. Setiap bulan ia membayar sejumlah uang kepada Wak Nenet. Lama, berbulan-bulan, masih saja belum lunas, kadang-kadang bila Wak Nenet menagih ke rumah di saat bu Syam sedang pergi, dana bayaran ke Wak Nenet tersebut dititipkan ke anak bu Syam. Jadi, si anak remajanya yang penasaran akhirnya bertanya, “Bunda, kok utang di Wak Nenet gak selesai-selesai, sih? Kan Bunda membayar terus setiap bulan ?”

Bu Syam akhirnya menjelaskan bahwa yang dibayar setiap bulan itu bukan jumlah utangnya, melainkan bunga-nya. “Otomatis utang ibu memang belum dibayar sama sekali, nak…tiap bulan itu cuma bayar bunga. Nanti kalau bapakmu dapat bonus tahunan dan dana lembur yang besar, barulah bisa melunasi utang di Wak Nenet”, penjelasan Bu Syam.

Setelah mengetahui hal itu, si anak menjadi kesal terhadap Wak Nenet, “Berarti Wak Nenet itu rentenir dong! Jahat sekali…”, keluhnya dalam hati. Ia hitung-hitung dengan sebal, permisalan jika orang tuanya meminjam 3 juta rupiah dengan bunga 10%. Jadi sepuluh persennya itulah yang dibayar ibunya setiap bulan. Uang sepuluh persen itu bahkan bisa mencukupi untuk membeli lauk-pauk keluarga besarnya selama satu minggu-an.

Anak ibu syam suatu hari memenangkan sebuah perlombaan tingkat provinsi, mendapatkan hadiah televisi baru selain piala dan piagam. Teringat utang orang tuanya yang belum juga lunas, ia berkata, “Bunda, televisi baru itu dijual saja. Tolong bunda bayarkan ke Wak Nenet, …bla bla…bla…”, bu Syam terkejut mendengar perkataan anaknya, bangga dan salut, namun sekaligus sedih karena anaknya jadi ikutan tahu keadaan keuangan orang tua. Anaknya mungkin ikut berpikir-pikir akan beratnya beban orang tua, sehingga merasa harus membantu meringankan beban itu. Ibu Syam memberikan nasehat agar anaknya tak lagi memikirkan Wak Nenet. Televisi baru itu malah dijual langsung ke Wak Nenet, namun hanya cukup melunasi sepertiga dari jumlah utang. Dan sejak itu, jika membayarkan bunga pinjaman per-bulannya atas sisa utang, Ibu Syam sembunyi-sembunyi dari sang anak, agar anaknya tak lagi ikut terpikir masalah tersebut.

Selanjutnya, ke TKP- Kisah Eramuslim link berikut yah :-)

Salam Ukhuwah dari Krakow, Ramadhan Mubarak! (^-^)


Saturday, August 20, 2011

Kematian Adalah Pasti

gambar kuburan diambil dari gulungan si google

Dia telah mengingatkan kita dalam kitab-Nya yang sempurna bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, bila ayat tersebut terdengar di telinga atau dibaca oleh lidah kita sendiri, hati nan tunduk pada-Nya pasti merasa bergetar hebat.

Ramadhan awal tahun ini diiringi berita indah akan kelahiran bayi-bayi lucu para sahabatku. Semoga keberkahan Allah ta’ala mengiringi para bayi suci tersebut, amiin.

Dan hentakan di dada begitu kerasnya tatkala kubaca berita tentang kematian seorang teman, sangat muda usianya, beserta meninggalnya dua orang bapak yang merupakan orang tua dari sahabat nun jauh di negera lain. Padahal, kontak dengan teman itu hanya via email karena satu komunitas wanita Indonesia di luar negeri, dan bapak-bapak yang telah pergi jauh ke alam lain tersebut memang belum pernah bertatap muka langsung denganku, paling-paling anaknya menunjukkan “Ini fotoku bersama ayah…”, sebatas itu.

Namun tatkala kematian, berita bahwa mereka sudah ‘duluan singgah’ ke alam barzah, sontak mendebarkan dan membuat air mataku bercucuran, Innalillahi wa inna ‘ilaihi roji’uun… Sangat mungkin hal ini disebabkan hamba yang penuh dosa ini sudah menyadari akan ‘antrian panjang’ yang makin dekat.

Ketika ‘stress’ melanda jiwa Peter, sebut saja begitu, selalu dia bilang, “Papaku meninggal tiba-tiba… Aku tidak tau harus ngapain di dunia ini…”, gara-gara Peter memang cuma tinggal berduaan dengan papanya seusai nenek mendahului mereka. Papanya yang (dikira) selalu sehat, mendadak memperoleh serangan semacam sempitnya pembuluh darah dan jalan edar saluran pernafasan, hanya lima menit peristiwa terjadi usai meeting dengan relasi bisnisnya.

Peter bahkan sedang bertugas di tempat lain ketika papanya menghembuskan nafas terakhir. Dan sang papa meninggalkan seabrek-abrek urusan perusahaannya yang mana hanya beliau saja yang tau seluk beluk bisnis tersebut, begitu beratnya hari-hari dirasakan Peter, sampai suasana berkabungnya memakan waktu dua tahun lebih.

Lain lagi seorang sohib masa kecilku, ia berucap, “Sejak kepergian mamaku itu, aku menyadari bahwa kematian bisa saja terjadi mendadak, bayangkan, mama dan aku sedang nonton televisi bareng-bareng. Lalu ketika aku ke dapur untuk minum air putih, sekembalinya ke ruang televisi, mamaku sudah tergeletak, tak ada nafasnya dan aku berteriak-teriak sampai tetangga menelepon pihak rumah sakit. Ternyata mamaku meninggal ketika detik itu aku sedang minum di dapur….”, sohibku ini sempat bertahun-tahun lamanya menjadi amat pendiam setelah peristiwa itu.

Hanya Allah SWT yang memiliki kuasa penuh untuk memberikan nafas bagi kehidupan (kejadian pertama kali kita menghirup udara di dunia, siapakah yang bisa mengira-ngira tanggal-jam-menit dan detiknya, kecuali Allah?) atau untuk mengambilnya kembali (siapakah yang dapat menduga tanggal-menit-detiknya kita ‘kehabisan stok rezeki nafas’ alias tutup usia, kecuali hanya Allah ta’ala?).

Peter yang nonmuslim memang benar-benar tidak tahu akan kepastian hari kiamat, akan yaumil hisab kelak. Selama ini, entahlah kenapa ia tidak pernah terpikir bahwa si papa akan meninggal dunia. Setidaknya mungkin ia pikir, meninggalnya masih lama, ‘nunggu punya cucu dan cicit’, setelah pensiun, atau nungguin Peter menikah. Sampai-sampai jenazah si papa diletakkan di rumah selama seminggu lebih sebelum dimakamkan. Sangat berbeda dengan sahabatku Zaynab, ketika papanya meninggal di tanah sunda sedangkan Zaynab tengah melanjutkan kuliah di eropa, ia begitu tabah dan ikhlas. Ia beritahu hal itu kepada teman-temannya agar teman-teman turut mendo’akan keluarganya. Zaynab berurai air mata dalam sujud kepada-Nya, sangat manusiawi, ia bersedih, namun ikhlas menerima ketetapan-Nya. Papanya sesegera mungkin dimakamkan pada hari itu juga.

... Selanjutnya baca di link Oase Iman-Eramuslim sebagaimana biasanya yah :-)


Barokalloh always... Selamat meningkatkan perbekalan, Ramadhan Mubarak! (^-^)

Thursday, August 11, 2011

Baby Zuhud udah 2 bulan usianya... :-)

Usia dua minggu, Menghadiri konser biola Bang Azzam...



Alhamdulillah 'ala kulli hal...
Anggota baru keluarga kami mau kenalan... :-)

one week old, 'oeeeek...oeeek...'

Yaz (Turkish) means 'Summer', Polish people sometime use this name too (Lato in Polish),
Zuhud (Arabic) means 'Love akhirat',


pesan indah Rasulullah SAW, “Idzaa ra-aitumurrajula qad uutiya zuhdan fiddunya wamunthiqan faqtaribuu minhu fa-innahuu yulaqqanul hikmah” yang artinya, “Jika kamu sekalian melihat seseorang yang dianugerahi zuhud terhadap dunia, dan berbicara benar, maka dekatilah dia, sesungguhnya dia adalah orang yang mengajarkan kebijaksanaan”.

ZUHUD. (Salam Kenal buat om dan tante dari Zuhud) (^-*)
Ia adalah anak muslim Indonesia pertama yang lahir di sudut Krakow, manakala saat dalam kandungan, si ummi telah lalai-terpeleset melulu 3 kali, juga sulitnya mengontrol diri ketika mendengar ombay-akas gantian opname di Indonesia... plus emosi-an juga melihat kesibukan sang abi yang akhirnya membuat kami batal 'mudik'...:-P

Lalu di penghujung kehamilan, harta deposit appartement telah dirampok oleh keluarga laknatulloh (baca : Betapa Dekatnya pertolongan Allah), jika ingin menikmati makanan Indonesia---harus ditahan rindu (setengah idup :-D), terutama pempek+cuko (Palembang banget). dll... Sangat pantas, nama "Zuhud" disandang... apalagi di tengah kehamilan, ghirah jihad dan inspirasi ummi-abinya sungguh makin mengaliri jiwa raga ini...sebab dgn segala kepahitan dan kelemahan yang dihadapi ummi selama kehamilan, ternyata Zuhud begitu tegar, kuat, gerakan dalam perut tetap lincah... bahkan sepertinya ia tak mau menyakiti ummi sedikit pun, hingga "bukaan 7,8 cm...tetap gak terasa sakit banget"... hingga tak ketahuan kalau lehernya lecet terlilit tali pusar...Ampuni hamba, Duhai Robbi ❤

Ya Allah, tsumma sabila yassaroh, semoga ia senantiasa Engkau mudahkan dalam menjalani perjuangan hidup hingga selamat di kampung akhirat...amiin Ya Robbi...


Syukron jazzakumulloh khoiru jazza, all of my sisters and brothers, thanks friends... :-)

Wednesday, August 10, 2011

Ramadhan Selalu Dirindukan❤




Bergulirnya waktu, tamu yang dirindukan itu hadir kembali, bulan suci ramadhan, yang bagi setiap orang beriman selalu menjadi penge-charge diri. Cita-cita mencapai target-target di bulan penempaan itu selalu hadir dalam pribadi-pribadi manusia yang menginginkan kecintaan-Nya, ramadhan dihadirkan untuk membentuk manusia yang bertaqwa (sebagaimana yang kita hayati dalam QS.Al-Baqarah [2]: 183).

Ramadhan bulan pembinaan, bulan peningkatan kesabaran, bulan penuh momen indah sebagai kenangan, bulan panen berlipat ganda amalan kebaikan, bulan berbonus-bonus reward-Nya, dan berbagai sebutan hebat lainnya bagi hamba-Nya yang ingat akan akhirat.


Sempat seorang Maimunah bertanya kepada ketua komunitasnya saat rapat penutupan acara bakti sosial ramadhan, “Kak, sebagaimana yang diutarakan Ananda Hasan, Sholeh, dan teman-temannya, mereka merasa ramadhan adalah bulan dambaan, mereka dikirimi makanan, dikasih uang buat beli buku, diajak belajar bersama, mereka senang sekali, namun mereka bertanya ‘cuma bulan ramadhan aja yah, acara bakti sosial buat anak jalanan semacam kami, kak?’, Duh, saya juga ikut sedih mendengarnya. Bisakah saya usulkan agar kita adakan pula acara semacam ini seusai ramadhan, meskipun tidak sering, setidaknya di jadwal liburan sekolah atau beberapa bulan sekali, kita pun punya waktu luang, kan?”, harapan yang sungguh besar, Maimunah menyayangi adik-adik asuhnya,jua para jompo yang mereka santuni, juga sekumpulan eks-TKW, dll, tapi Maimunah juga memahami kesibukan yang luar biasa, aktivitas padat rekan-rekan dan kakak-kakak seniornya membuat mereka ‘hanya’ leluasa berkiprah di bulan ramadhan.

Beberapa seniornya menjawab ide Maimunah dengan jawaban klise, “Inginnya sih begitu, dik. Tapi kita belum bisa melakukan kegiatannya seusai ramadhan, dan memang donatur hanya ramai di bulan ramadhan. Mungkin nanti suatu saat, ide itu bisa kesampaian…”.

Selanjutnya baca di link Oase iman-Eramuslim yah, ;-)
Semoga bermanfaat, Happy Ramadhan (^-^). Selamat mengoptimalkan amalan ibadah di bulan mulia ini, barokalloh always, amiin...

Monday, August 1, 2011

Di Ujung Senja Menyapa Ramadhan

Subhanalloh...


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh


Tahmid wa sholawat...



1 Ramadhan kali ini, bertepatan dengan milad seorang mujahid, 29 tahun ;-)... Barokalloh kangmas, Abu Azzam (^-^)

Jua bertepatan dengan milad pernikahan kami yang ke-9 tahun. (sssst... nantikan buku kita terbit yah ;-))...
Happy Wedding anniversary yah Kakanda... Semoga Allah ta'ala melimpahkan kemudahan bagimu dalam memimpin keluarga, mendidik istri&anak-anak serta memberikan kekuatan untuk selalu istiqomah di jalan keridhoan-Nya, amiin... syukron jazzakumulloh khoiru jazza buat sohib-sohib yg senantiasa mendo'akan... :-)

Kami sekeluarga di Krakow mengucapkan Marhaban Yaa Ramadhan...
Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan, semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik, amiin...
Semoga saudara-saudariku dilimpahkan-Nya kebahagiaan yang lebih baik daripada yang saya rasakan, amiin, I am a happy daughter, a happy kid, a happy student, a happy friend, a happy wife, a happy sister, a happy mom, a happy mosleemah... (^-*) Allah always give me everythings I need...


Di Ujung Senja Menyapa Ramadhan

Dari link Eramuslim ini yah... :-)

Oleh bidadari_Azzam

Di ujung senja
Dahulu tampak keramaian di pesisir pantai
Menanti mentari tenggelam tanda sya’ban usai
Berbondong-bondong menyambut tarawih pertama nan syahdu

Episode berlalu
Kelopak mataku masih mengenang sapaan senja
Tatkala bersorak-sorai bersama teman-teman
Berlomba merapikan sajadah seraya sibuk berceloteh
Tentang menu sahur yang diimpikan
Tentang tugas catatan ceramah dari pak guru
Tentang cita-cita ‘Pol puasa sebulan’
Tentang mukena baru atau baju lebaran

Di ujung senja
Awal bulan mulia memang selalu syahdu
Lambaian nyiur serta sepoi angin
Menambah getar-getar rindu

Episode bersama sosok sahabat sejati
Memanggul tas usang penuh buku
Antrian panjang untuk segelas sup buah segar
Menu berbuka andalan selain nasi pecel sepiring berdua
Usai tarawih lanjutkan tugas skripsi
Tidur malam sekejap saja
Tilawah bersama menanti adzan subuh
Lalu berkutat kembali pada jadwal anak kampus

Di ujung senja
Berbeda masa nan tetap indah
Bocah tampan penambah erat cinta
Ingatkan diri telah menjadi sosok orang tua

Episode merangkul para jundi
Berpuasa penuh dan bangga memiliki ramadhan
Makin bahagia ketika tangan tak lagi di bawah
Tak ada baju baru lebaran ataupun menu istimewa
Kecuali memperbarui hati dan introspeksi diri
Tetangga nun jauh tetap didekap
Sekumpulan yatim yang ayahnya ditembak mati atau diculik lalu disiksa
Dengan label ‘teroris’ penuh cacian

Terkuak berita ‘kecil’ dari sosok rakyat jelata nan kehilangan nyawa
Serangan fitnah (lagi-lagi) atas label teroris
Sementara para penguasa makin sewenang-wenang
Bermain ‘catur’ skenario tipuan buat riuhnya pertiwi

Episode memuakkan ketika harus menjadi penonton
Para ‘teroris’ terus-terusan difitnah dan dipendam dalam tanah
Dikubur hidup-hidup dengan siasat adu domba antar-saudara
Sedangkan para pembunuh berantai alias koruptor terlaknat tetap bebas
Para perampok rakyat alias srigala berbulu kambing makin bermegah-megahan
Tertawa dengan topeng bopengnya
Jua terbahak saja dengan nasib pewaris negeri
Termasuk tawa ejekan pada para ‘teroris’ yang telah jadi tumbal

Di ujung senja
Episode senja pasti berakhir
Terkenang selalu bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam berwasiat,
Ambillah lima perkara sebelum lima perkara
Waktu muda sebelum tua, sehat sebelum sakit,
Masa kaya sebelum fakir, masa luang sebelum sibuk,
Masa hidup sebelum datang kematian
Segala episode harus berbalut manfaat

Sambutan penghujung senja masing-masing kalbu adalah berbeda
Gembira karena curahan hidayah-Nya
Ataukah penuh gerutu dan penyesalan atas terbuangnya masa
Senyum cerah atas genggaman bekal perjalanan dunia
Ataukah hanya tersisa kerutan dahi jua bibir cemberut nan keriput
Tanyakan kejujuran nurani
Cinta akhirat ataukah takut mati
Menapaki episode senja bahagia ataukah galau diri

Duhai Sang Maha Pemilik Jiwa
Curahilah hidayah di segala masa dalam perjalanan kami
Berkahilah episode senja mulia awal ramadhan ini
Berharap kualitas pribadi kian bermakna


Setiap ramadhan terkenang akan kata-kata sang bapak kepada putrinya, suatu senja, “Tamu agung telah datang lagi. Tidak terlupakan semua kenangan. Seindah tahun sembilan belas delapan tiga usai gerhana, bulan berkah berbonus anakku yang baru dilahirkan ibunya.”

Sang anak bertanya, “Siapa tamu agung itu, pak? Dan siapa itu yang jadi bonusnya?” Bapak tersenyum, “Tamu agung itu adalah si bulan mulia, dirindukan seluruh insan, Ramadhan Mubarak! Dan kamulah bonusnya, kamu lahir di bulan mulia itu, sungguh membawa berkah…subhanalloh!”

Seraya memeluk sang bapak, si anak berucap, “Duhai bapak, kehadiran bapak dan ibuku lah yang merupakan nikmat dan keberkahan yang besar buatku…”, sungguh indah kasih sayang-Mu.

(bidadari_Azzam @Krakow, jelang subuh 27 juli 2011)


"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini (langit dan bumi) dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka". (QS. Ali Imran : 191)

salam ukhuwah, ya... Barokalloh... (^-^)