Photobucket

Thursday, December 29, 2011

Berani Memaksa Allah ?






Assalamu'alaykumwrwb...

Tadinya merasa amat tak nyaman dengan kondisi para suami-istri muda (ada pula sih para nenek dan kakek) yang sering mengomentari kelahiran bayi teman-temannya dengan kalimat yang menyiratkan makna kurang bersyukur, misalnya saat saya melahirkan mujahid ketiga kami, komentar yang langsung kuhapus itu adalah, "Whats?!!! cowok lagi? ckckck.... hayoo... tambah lagi, siapa tau ntar dapetnya cewek..." (*gubraks!* Kalau bayiku udah gede dan membaca komentar itu, bisa saja sakit hatinya. Dan memangnya kalau punya anak cewek itu sudah ada jaminan surga-kah? apa ada riwayat dan dalil yang menyuruh kita untuk harus punya anak cewek atau harus punya anak cowok, misalnya? Waduh, mentang-mentang Allah ta'ala Maha Pemurah, Maha Pemberi, kita sering memaksa-maksa untuk memperoleh sesuatu sesuai keinginan kita). Juga tatkala sahabatku lainnya yang melahirkan kembali, dan anaknya malah cewek semua, "Selamat yah.... gak apa-apa, cewek lagi, ntar kalau hamil lagi, mungkin dapet cowok deh...hehehehe", atau kalimat, "Wow! ayahnya belum ada saingan!", padahal bisa saja diubah dengan kalimat yang lebih baik, "Wah...ayahnya paling ganteng di rumah dan dikelilingi para bidadari...hehehehe, semoga selalu berkah dan solid, amiin".

Menjaga anak-anak adalah tugas berat, mendekap & merawat anak cowok atau cewek itu sama berat, amanah-Nya...

Tak menyangka akan dimaknai berbeda bagi beberapa pembaca, namun tentu diriku amat bersyukur, Alhamdulillah menerima saran dan kritikan, sebab dengan hal itu merupakan bukti cinta sebagai saudara dalam ikatan ukhuwah di jalan-Nya, :-) tulisanku tentang "Berani Memaksa Allah?" ini dapat dibaca langsung di Oase Iman Eramuslim yah... :-)

Sependek pengalaman hidup dengan menemui ragam peristiwa didikan-Nya, saya amat sering berdo'a, "Ya Allah, limpahkanlah segala yang terbaik buat diri hamba, yang menjadikan hamba makin dekat dengan-Mu, makin mencintai-Mu dan tetap taat pada-Mu...". Amiin.

Wassalamu'alaykumwrb, Salam Ukhuwah dari Krakow! (^-^)

Wednesday, December 7, 2011

Saat Refreshingku Adalah... ^-^ ❤






Ketika dering alarm subuh berbunyi, menuju kompor dan memasak air berikutnya langsung ke WC, bersih-bersih muka dan badan, segar! Lalu kulantunkan do'a, betapa indahnya anugerah hari-Mu, Bismillah...

Ketika batal menikmati segelas teh hangat, karena bayiku sudah harus ganti popok, pas banget dia 'pup', bunyinya seru, ;-P hehehe.... (teh bisa dihangatkan, gampaaang... namun kalo' nyebokin yang ditunda-tunda, fatal dampaknya, bo'!)

Saat refreshingku adalah ketika melihat si abang dan si adek tertawa bersama gara-gara mobilan bebeknya itu berjalan... dan si emaknya juga 'dituntut' bergaya seperti mobilan bebek tersebut... :-D

Saat refreshingku adalah ketika bang Sayyif memohon dengan mata sayunya supaya masih bisa nenen bareng adeknya, terus pada saat mereka nenen bareng, si adek udah bisa menjambak rambut bang Sayyif, lalu si abang ini malah tertawa menggoda, dan 'ngikut' nenen makin lama... hehehe

Saat refreshingku adalah ketika dua bayi ini mengobrol dengan bahasa bayi, seru banget deh obrolannya! Dan kadang-kadang kejedot barengan, trus pelukan erat barengan dengan emaknya, sambil main 'klitikan' tentu! hehehe.

Saat refreshingku adalah ketika baju mereka kotor karena gumoh atau abang makan sendiri, mereka bermain bungkus tisu basah, sementara aku mengelapi muka dan badan mungil mereka, seraya menyiapkan baju ganti, hati ini berkata, "Waah, badan kalian makin besar... cepat sekali waktu berlalu... [mellow dah]"

Saat refreshingku adalah ketika membantu si kecil mencuci tangan atau menggunakan tisu usai makan, atau membongkar lemari dapur---mencari biskuit dan camilan lainnya, mereka tiap detik pun menyodorkan pipi dan kening---minta diciumi! aku malah menciumi leher atau perutnya, hehehe.

Saat refreshingku adalah ketika menunda makan siang karena jagoan kecilku minta dikeloni emaknya, kalau belum nyenyak tidurnya, minta didekap erat, belum mau ditinggal... :-D

Saat refreshingku adalah beberapa menit on-line, trus membaca 'status' aneh teman-teman, ada kalanya status tuh lucu banget, misalnya "Bolehkah aku mencintaimu?", atau "Mau minum apa yah enaknya?", atau "Koq bisa?", atau "OMG, anakku kejedot!" (?) atau, "marah mode ON", atau "Jangan menyumbangkan lagu, karena lagu yang sumbang kan jelek...", dll. Sumpah, ngakak kadang-kadang... atau senyam-senyum saja, soalnya ada yang lucu beneran, ada pula yang bikin pikiran berkelana, "koq sempat nulis status?", hihihi....

Saat refreshingku adalah tatkala membalas email-email dan sms satu persatu atas kiriman pesan saudara-saudariku di berbagai area, :-) anak-anakku menemani juga lho di depan kompi ini :-P

Saat refreshingku adalah mengulang hafalan meski masih yang itu-itu saja... (tersimpan do'a mudah-mudahan gak lupa...), di tengah keseriusan dan ayat nan terbata-bata, seringnya harus mondar-mandir ke dapur, kran air, gantiin popok, atau mengambilkan minum si abang kecil... jadi benar-benar senyum sendiri, "Oh, it's refreshing!"

Saat refreshingku adalah berempil-empilan di bus ketika menjemput abang Azzam sekolah, mengejar-ngejar selimut bayi yang diterbangkan angin, atau menahan nafas ketika banyak anjing yang menumpangi kereta api, duuuh, anjing-anjing orang Krakow ada yang segede kungfu Panda! (bayangkanlah....:-D), si emak anak-anak ini amat sangat berefreshing-ria!

Saat refreshingku adalah mengelus dada ketika ada bibir sinis mencerca, bahkan disangka orang gila gara-gara 'kain lilitan di kepala', atau dikira pengungsi tatkala bayiku rewel di tengah ramai seraya menarik-narik hijab emaknya, :-D hehehe.

Saat refreshingku adalah menikmati banyak peristiwa, syukur-syukur masih bisa meluapkannya dalam tulisan... yah, refreshing itu indah...

Saat refreshingku adalah mendengar teriakan ceria Zuhud dan Sayyif ketika sang ayah dan abang pulang ke rumah, hehehe, benar-benar mengesankan, suara-suara bayi tuh bagaikan musik merdu buatku!

Saat refreshingku adalah ketika duduk sesaat dan memperoleh 'kritikan si abang', bunyinya : "Ajarin dong mi.... nih bahasa Polish nih, abang gak ngerti...", meski jawabku : "Google translate aja...", katanya : "Translate-in dong mii....", aiiih.... :-D

Saat refreshingku adalah mencicipi roti bakar dan nasi goreng buatan kekasih jiwa, seraya berbaring di kasur lantai, sebelah kanan ada bang Azzam, memijat lenganku. Sebelah kiri ada bang Sayyif memijat lengan pula. Di atas dada ada Dek Zuhud yang berceloteh gembira, sesekali bersendawa, aiiih senengnya! ^-^ ❤ Tambah senandung tilawah dan muroja'ah... Oh, Cinta...

^-^ ❤ Saat Refreshingku Adalah... senyap diguyur wudhu dalam kamar mandiku, basahi wajah dan hati dengan cahya-Mu, lalu bersujud bersama---sholat berjama'ah, jelang malam, persiapan kalau-kalau tidur dengan menutup mata selamanya...

Bersyukurlah teman-teman, dalam desahan nafas kita ketika hari ini (keadaan single-kah kamu, double, triple atau quarto, hehehe), masih bisa refreshing euy, ;-))


Syukron Jazzakumulloh khoiru jazza buat yang sudah berbagi do'a, yang sudah membaca dan mengiringi salam cinta... Semoga Allah meridhoi segala amalan kita buat perbekalan di yaumil hisab... :-)

Barokalloh!

Belajar Hikmah dari Roti





Bismillahirrohmaanirrohiim...
^-^ ❤ Sebenarnya ini adalah artikel lamaku sewaktu baru-baru belajar membuat roti, hehehe...

Kuperhatikan sosok bulat itu, Roti. Lega dan puas saat menyaksikan Suami dan Anak-anak menyantap roti daging sapi itu. Enam bulan lebih kami tidak menikmati daging, sebab di Krakow tak ada daging yang dipotong secara syar’i.


Alhamdulillah, seminggu lalu Allah SWT mempertemukanku dengan Muslimah yang Suaminya pengusaha daging halal~daging yang dijualnya adalah daging Sapi halal, yang disembelih sesuai syariah Islam di Warszawa, lalu dikirimi ke kedai-kedai Kebab berbagai Kota di Poland ini. Sungguh luar biasa, hikmah-NYA selalu indah. Kini kutatap dengan bahagia piring-piring yang telah kosong~roti daging sudah habis disantap “para pelanggan setiaku”. Alhamdulillah…

Masih kuingat “alam pikiranku” bermain-main saat membuat roti tadi. Dengan basmalah kumulai membuatnya, di dapur miniku yang sangat menyenangkan. Ada rasa tak tega saat mengocok-ngocok telur, mengaduk-aduk tepung dan mentega, lalu mencampur dengan ragi, gula, garam, dan bahan-bahan lain…

Lalu saat adonan telah tercampur, bahan roti itu harus kuuleni hingga kalis, kutekan-tekan, kupukulkan pada telenan, lalu diuleni lagi, lalu dipukul-pukulkan lagi, uleni lagi, dan terus diuleni hingga kalis. Dalam hatiku, kalau roti ini bisa bicara, pasti dia menjerit, “Awww, sakiiit!”

Apalagi saat telah kalis, harus ditutup di baskom atau wadah yang rapat (sambil ditutupi handuk/serbet), aku masih sibuk berpikir, kalau saja dia bisa bicara, pasti dia menangis, “Duh, huaaa…huaaa… gelapnya…!”

Terima kasih Eramuslim, kami mau melanjutkan bacanya di Oase Iman-Eramuslim, sip deh... ;-)

Salam Ukhuwah dari Krakow! Barokalloh selalu...

Monday, December 5, 2011

Kabar Si Dua Bayi.... :-D




Alhamdulillah 'ala kulli hal!

Bang Sayyif pas udah masuk pre-skul sejak oktober lalu, eh langsung jadi tertib, cara makan-minumnya tambah rapi, lho.... (^-^) Banyak prakaryanya, lucu-lucu dan unik, bang Sayyif suka banget main alat-alat pertukangan & mobil traktor di sekolah. Tapi kalau weekend, ia jauh lebih manja, mau nempel-nempeli ummi-abi dan bang Azzam, serta adeknya, bergulung-gulung di selimut, minta diciumi ribuan kali, ciumnya pake' bunyi, mmmuach, mmmuach gitu... Hehehehe. Trus, kalau ada tamu/teman-teman kita, pas say bye-bye tamunya mau pulang, dia bantuin tamu tersebut mengambil jaket, sepatu atau tas si tamu. :-) Dan dia minta dipeluk dan dicium serta kisses-bye-nya gak ketinggalan... Dan gak puas cuma sekali-dua kali, pokoknya berkali-kali big-hugs sama dia, jelas aja semua orang makin gemesss sama bang Sayyif...

Dan si Dedek Zuhud, Oalaaah, baru 5 bulan usianya tempo hari, sudah bisa merayap dan ngamuk kalau 'mainannya' diambil... Tapi mainannya bukan si busa jamur, bantal boneka, bola monyet atau krincingan, :-( kayaknya gak level deh... Zuhud ngincer plastik bungkus tisu basah (kan ada bagian yang tajam pinggirannya! :-( hu hu hu....), trus kertas (senang dirobek-robek, hiks...makanya harus diawasi melulu, takut kemakan serpihan kertas...), Al-Qur'an...(Wuaaaargh.... sedihnya kalau sampai robek---kudu extra diawasi makanya sering cepetan diumpetin biar si dedek gak lihat, qur'an terjemahan yang kita punya kan ada risleting kayak dompet gitu, itu sangat menarik hatinya...), kadang-kadang ia mainin kaos kakinya (yang dilepas sendiri atau dia tarik-tarik selimut dan digigitin...). Bravo Baby Zuhud, Alhamdulillah...sekarang Lulus ASIxnya, pas 6 bulan, :-)

Meskipun nih bayi berdua nenennya barengan sampe' emaknya tepar... karena kudu kesana-kemari (jemput abang sekolah dan jadwal lainnya, pulangnya kan ke dapur-masak dan makan lagi, nenenin lagi... terus masak lagi dan ngemil lagi...) hehehe, tapi aq tetap senang, apalagi kalau udah menjelang malam, suasananya jadi romantis. Sebab di lengan kananku, ada tangan bang Azzam yang mijitin, di lengan kiriku---ada tangan mungil Sayyif yang juga mijitin (suer! enak juga lho pijatannya! :-P, di atas dadaku ada tubuh mungil the baby Zuhud (ini terapi sehat alami, suara jantungnya terdengar merdu...), dan si Abu Azzam sedang gantian di dapur, bantuin menyiapkan teh serta nasi goreng... ❤(^-^) Memang asyik banget kalau kompak! Semoga Allah ta'ala mengekalkan kekompakan kami hingga akhirat, amiin....

O-iya... ternyata pangeranku mengirimkan hadiah tulisan ini... Buat Bidadariku, Makasih yah kakanda sayang, ;-) *sebentar....eits jangan sampai melayang-layang nih*, ;-P karena ternyata tulisan tersebut malah bikin tambah cembokur bagi si-ex-ex zaman dulu, :-)) (yeeeh, Abu Azzam sih banyak penggemar, hehehe). Ehem, ❤(^-^) namun kuakui, sosok imam disisiku merupakan sahabat yang amat penyabar, dialah yang menularkan kesabaran padaku, yang mengingatkan kalau-kalau suatu waktu aku masih mengeluh, yang memberikan pelukan tulus kalau daku lagi 'ngamuk-ngambek atau kesal', dan dari dialah daku belajar lebih mandiri, lebih dewasa dan lebih rajin menata aktivitas sehari-hari serta mawas diri ketika menata emosi.

Ingat-ingat selalu sabda rasul-Nya Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, “Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda. Tetapi, kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati).”


Kapan-kapan sambung lagi deh... (serius! masih belum bisa komitment kalau disuruh menyusun buku buat diterbitkan, jadi mohon banyak-banyak dido'ain saja....) Barokalloh, Salam Ukhuwah... ❤(^-^)

Ummi, Duitnya Cukup Gak?



Pertanyaan itu muncul dengan spontan, “Temanku bilang, Mamanya harus kerja siang dan malam karena duit Papanya tak cukup buat beli makanan dan keperluan yang banyak. Kalau Ummi, duitnya cukup gak?” ada-ada saja Si Lucu yang satu itu, jawabanku juga sambil bercanda, “Alhamdulillah cukup, memangnya Abang mau nambahin duit belanja Ummi?”

Sambungnya, “Iya, nanti kalau sudah besar, aku kerja lap-top-an kayak Abi. Trus kan nanti ada duit buat nambahin duit Ummi, hehehe”, “Gak usah, duit Ummi cukup, Ummi gak mau tuh minta duitnya Abang…” kataku. Sulungku kaget, “Lhooo, kenapa Mi? kan enak kalau banyak tabungan di bank? Tabungan Ummi udah banyak yah…bilang dong sama Abang?” Kalau diladeni, pertanyaan ini akan panjang kayak gerbong kereta api.

“Ummi cuma minta supaya anak Ummi jadi anak sholeh, disayang Allah. Gak perlu ngasih Ummi duit, Ummi nanti dikasih Allah hadiah yang lebih besaaar…” kukedipkan mata seraya kembali ke dapur, sebab kemarin sulungku itu memang mengembalikan uang jajannya buat tambahan duit belanjaku! (Jadi uang itu dipakai buat membayar jajan rotinya sendiri) Ia amat peduli, katanya temannya bilang, “Kamu beruntung, gak diasuh oleh Nanny (pengasuh anak), karena Mama kamu kan kerjanya di rumah saja. Tapi kalau mama kamu kekurangan duit kayak Mamaku, bisa juga sih kamu juga dititipkan pada pengasuh kalau usai jam sekolah…” masya Allah anak-anak zaman sekarang tambah cepat saja menularkan pemikiran. Pernah Saya memberinya uang beberapa zloty Poland sekedar untuk membeli air putih kalau bekal air minumnya habis. Ternyata uang itu tak dibawanya. “Kalau gak penting, gak usah bawa duit Mi… kemarin duitku jatuh 1 zloty karena mainnya lompat-lompat, hilang deh…” ujarnya.


“Jadi, Abang simpan di laci Abang yah?” ujarku. “Iya, Abang kumpulin aja, nanti buat beliin Ummi bunga. Di sekolah kan udah bawa makanan dan minuman dari rumah. Kalau air putih habis, kan ada di dapur Bu Guru. Ada gelas air putih dan buat teh Abang di kelas…” katanya. Hehehe, benar juga, memang di sekolahnya, tidak perlu jajan.

Duit bagi sebagian besar manusia, bagaikan pemegang kekuasaan tertinggi (di-Tuhan-kan). Semua urusan lancar, prosedur yang berbelit bisa mulus dan licin, kesulitan dan ganjalan bisa berjalan mudah karena perkara duit yang biasa disebut ‘kemenyan tambahan’. Duit bisa dikejar-kejar, dijadikan impian. Kalaulah nurani kita masih sesuci anak-anak seperti Bang Azzam, mungkin masih selalu berkata, “Lhoo, duit ini buat apa?” (dengan muka polosnya), jika ada yang ujug-ujug ngasih duit.


:-D Seperti biasanya, lanjutannya sambung baca di link Oase Iman Eramuslim yah :-)

Barokalloh ^-^