Photobucket

Sunday, April 29, 2012

Salju Di Musim Semi

Setiap pergantian musim, selalu diawali dengan hujan deras dan angin kencang, para penduduk yang keluar rumah tentu bermantel dan syal, bertopi rajut tebal, bahkan ditambah payung lebar sebagai usaha optimal menjaga kesehatan tubuh yang harus tahan banting terhadap perubahan cuaca ekstrim.

Pada musim dingin di penghujung tahun 2011, Krakow berselimut salju hanya pada tanggal 22 dan 23 desember, selanjutnya salju tidak turun hingga akhir januari menetesken rintiknya yang sangat tipis. Kemudian di pertengahan februari, salju lebat, namun hanya beberapa hari, dan jalanan dapat cepat dibersihkan oleh petugas karena suhu segera naik menjadi hangat. Dan datanglah bulan maret yang banyak hujan mengawali musim semi, setiap stasiun televisi tentu memberitakan banyaknya pasien ‘common flu’ di rumah sakit-rumah sakit, dan penduduk disarankan untuk menambah daya tahan tubuh dengan meningkatkan konsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan, terutama buah-buahan dan sayuran. Jahe adalah ‘harta yang mahal’ disini, begitu pula sayuran hijau, seporsi salad sayur yang benar-benar segar tersedia di kedai dengan harga sekitar lima puluh ribu rupiah atau lebih.
“Tahun lalu di Turkey sudah panas di bulan maret, suhu sekitar dua puluh derajat Celsius… dan di Krakow sangat dingin”, ujar sister Yasmin. Ia mengejutkanku dengan menelepon dan memberitahukan bahwa dirinya telah berada di Krakow lagi, padahal tadinya kami sudah ‘say bye-bye’ di bulan januari karena ia sekeluarga harus back for good ke Turkey alias tidak kembali ke Krakow lagi. Ternyata kami masih ‘berjodoh jumpa lagi’, Alhamdulillah… “Saya dan keluarga hanya tiga bulan, sist… kembali kesini dengan Visa On Arrival…”, ujarnya.
Yah, mereka sekeluarga berkunjung dan makan siang bareng di appartemen kecil kami minggu lalu, kami semua merasakan betapa besar nikmat & berkah Allah ta’ala yang selalu terlimpah buat kami disini, keluarga Yasmin & keluargaku tak seberapa sehat di cuaca yang banyak angin dan hujan, apalagi ternyata masih ada salju yang turun di musim semi (yang beberapa minggu lalu, suhu Krakow sudah hangat sekitar 18 derajat Celsius), namun kebahagiaan amat kami rasakan ketika bersilaturrahim seperti siang itu.
...sambungannya langsung baca di link eramuslim-Oase iman saja ;-) Salam Ukhuwah dari Krakow (^-^)

Monday, April 16, 2012

Mengoreksi Diri: Tuntunan Akhlak Terpuji




Sobat kita, sebut saja Mpok Mimin (maaf kalau ada kesamaan nama samara ini), tadinya beliau adalah korban pemecatan yang tak adil dari perusahaan kecil di desanya, menyebabkan ia terpuruk dalam kondisi ekonomi yang buruk, biasanya ia membantu biaya sekolah adik-adiknya.

Namun beberapa tahun kemudian, Mpok Mimin sudah tersenyum ceria jika bepergian, ia terbilang sukses menerobos kesulitan, dimulai dengan usaha kredit pakaian ke tetangga di kampungnya, kemudian ia membuka usaha catering buat masyarakat yang hendak melakukan acara keluarga atau kenduri, dsb.

Tak disangka, suami Mpok Mimin diajak sang atasan untuk berdinas di negara tetangga, Mpok Mimin makin bangga dan bahagia, bahkan hal itu menjadi ladang perluasan usahanya, di negara tetangga tentu banyak orang Indonesia yang doyan masakan khas Indonesia hasil racikan si mpok. Senangnya Mpok Mimin, terjauh dari beban kenaikan harga-harga akibat BBM selalu melambung.

Begitu pun Sister Lala, ia amat bangga dengan kesuksesan meraih bea siswa di sebuah negara Eropa, menggebu-gebu semangatnya untuk maju sekaligus pujian diri sendiri akan kepandaian yang ia miliki. Hingga bertahun lamanya, nilai-nilainya selalu membanggakan, fokus pikirannya selalu urusan nilai akademik, sampai lupa ketika usia hampir melewati 35 tahun, temannya mengingatkan akan pernikahan.

Sister Lala amat beruntung, ada seorang muslim yang sholeh, melamarnya di usia hampir empat puluh. Mereka pun menikah. Kedua suami-istri itu amat cerdas, dan tampak saling mencintai. Kemudian atas kehendak Allah Sang Maha Kuasa, mereka diuji dengan kehadiran ananda yang berkebutuhan khusus, segala kebutuhan amat khusus bagi si anak. Terapi yang diperlukan menelan biaya puluhan juta rupiah setiap bulannya, dan suami-istri itu cenderung makin bekerja keras, lembur dan lembur, mengharapkan dapat mengumpulkan banyak tabungan karena khawatir jika dana buat anaknya tak mencukupi sedangkan usia mereka tak lagi muda.

Sister Lala merasa bahwa suaminya sudah banyak bersedekah, dan itu sudah cukup sehingga pernah ada pihak keluarganya dan tetangga yang meminta pertolongan, dengan kesal ia bilang, “Kenapa harus menolong kalian terus sih? Gak selesai-selesai menolong dan menolong terus, kan sudah dibantu suami saya, kapan dong kalian tuh gak minta pertolongan pada kami lagi?!”

Sama juga dengan Mpok Mimin yang terbilang amat banyak teman yang terbiasa bahu-membahu dengan dirinya, tapi Mpok Mimin sering gelisah dengan adik-adik dan keluarga besarnya yang doyan meminta suntikan dana. Alih-alih mengungkapkan dengan bahasa indah yang lemah lembut, Mpok Mimin malah ngomel atau melempar umpatan di akun on-linenya, misalkan kalimat, “Kapan loe jadi orang gak usah nyusahin gue mulu?!”, ia bilang bahwa, “Kalau orang miskin, ya susah, tanggung jawab aja hidup jadi susah, banyak sabar kek, masa’ gue harus ngorbanin diri gue melulu nih buat ngasih bantuan ke si anu itu… gue dan keluarga punya kebutuhan masing-masing, semua punya tanggung jawab dalam keluarga, jangan nyusahin semua orang dong!”.

Yah, kita pun sering tergoda untuk ‘mendamprat’ orang lain yang kita anggap menyusahkan. Ada temanku yang menabung susah payah buat membeli barang yang diinginkannya, kemudian pas dana itu terkumpul, ia harus bersabar untuk tak jadi membeli barang itu karena uang tersebut akan dipakai buat membantu biaya opname adiknya yang menderita demam berdarah.

Sohibku lainnya, memperoleh bonus dari perusahaan sebesar seratus juta rupiah, uang yang jarang-jarang didapat dalam jumlah sebesar itu. Ia pun berniat membuat tabungan haji dan mengajak anak istri untuk umroh terlebih dahulu. Namun niat umroh ternyata harus dibatalkan, ia merelakan dana itu untuk membantu sang ibunda yang bertepatan saat itu ternyata divonis menderita kanker dan harus segera melakukan operasi dan terapi. Mungkin kalian pun pernah mengalami hal itu, sama sepertiku dalam pengalaman lain di artikel berbeda.

Dalam Q.S. Al-Isra, golongan mukmin memperoleh tuntunan akhlak terpuji sebagaimana perintah wahyu Allah ta’ala. Awal ayat-Nya pada surah ini membahas peristiwa Isra’ Mi’raj, tentang Al-Aqsho, Kaum Nuh alaihissalam, perintah agar bani Israil tak mencari pelindung lain selain-Nya, dll termasuk tentang berita gembira bagi orang beriman yang tetap menjadikan Al-Qur’an sebagi pedoman.


Mari kita coba mengoreksi diri dengan bercermin pada QS Al-Isra’ : 18-39, berdasarkan terjemahan Syaamil Qur’an dalam bahasa Indonesia. Di ayat sebelumnya Allah SWT memberikan pilihan kepada manusia, pilihan-Nya antara lain:
1. Siapa yang menginginkan kehidupan dunia? Konsekuensinya : Allah SWT akan segerakan baginya dunia kepada orang tersebut dan menentukan Neraka Jahanam baginya. Mereka akan masuk kesana dalam keadaan tercela dan terusir. (Ayat 18)
2. Siapa yang menginginkan kehidupan akhirat ? dan berusaha ke arah itu dengan bersungguh-sungguh sedangkan dia seorang mukmin, maka usahanya akan dibalas dengan baik. (Ayat 19)

Allah SWT akan memberikan kemurahan-Nya kepada dua golongan tersebut karena Kemurahan Allah SWT tidak bisa dihalangi. (Ayat 20), Akan tetapi perhatikanlah bahwa Allah ta’ala akan mengutamakan satu golongan dari lainnya, mereka yang memilih Akhiratlah yang lebih tinggi dan lebih besar keutamaannya. (Ayat 21)

Bagi orang mukmin, terdapat beberapa tuntunan bagi mereka yang memilih Akhirat:
1. Jangan menduakan Allah SWT, bukan karena Allah SWT sangat butuh kita…tapi justru "Fataq'uda madzmuuman makhdzuula" agar kita manusia tidak hidup tercela dan ditinggalkan Allah alias kita merupakan hamba-Nya yang amat sangat membutuhkan Allah ta’ala (Ayat 22)
2. Berbuat baiklah kepada orang tua, jangan membentak mereka dan ucapkanlah perkataan yang baik. (Ayat 23) Rendahkanlah dirimu terhadap kedua orang tuamu dengan penuh kasih sayang dan berdo'alah untuk mereka, (Ayat 24), insya Allah sedari kecil kita dijejali hafalan do’a indah buat kebahagiaan ibu-bapak. “Robbanaghfir lii wa lii waalidayya war hamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo”.
3. Berikanlah kepada keluarga dekatmu hak mereka…(ingatlah bahwa keluarga dekat kita punya hak dari kita. Mereka wajib dibantu, disayangi, tidak boleh ditelantarkan, dst) (Ayat 26)
4. Berikan kepada orang miskin hak mereka... (berzakat, berinfaq dan bersedekahlah kepada mereka, Ayat 26)
5. Berikan kepada orang yang sedang dalam perjalanan hak mereka (ayat 26)

Pada poin 3,4,5 ada makna tersirat kepada manusia para mukmin untuk dapat memberi artinya menunjukkan perlunya bekerja keras mencari harta (yang kegiatan kita ini terhitung sebagai ibadah) sehingga dapat memberi bantuan kepada yang membutuhkan.
6. Dan jangan menghambur-hamburkan harta…(hindari boros)
Setelah perintah memberi yaitu isyarat untuk mencari rezeki diikuti dengan jangan menghamburkan harta, dalam Tafsir Ibnu Katsier adalah lebih baik dalam hal mencari rezeki dan membelanjakannya dengan cara yang pertengahan.

Di poin 3, 4, 5 pula Allah SWT berikan penekanan pada ayat 28, "Jika kamu tidak memberikan kepada mereka untuk memperoleh rahmat Tuhanmu.. alias gak bisa ngasih, gak berbagi untuk niatan baik.. maka kepada mereka ucapkanlah perkataan yang pantas. Karena (Ayat 29) kamu (1) jangan "membelenggu tanganmu dilehermu" alias pelit dan (2) jangan pula terlalu mengulurkan tanganmu.. alias terlalu bagi-bagi uang.. karena untuk yang 1 kamu akan tercela, untuk yang ke 2 kamu akan menyesal (semuanya tertulis pada ayat 29)

Pada ayat 30 Allah memberikan penekanan lagi untuk mengingatkan kita bahwa Allah akan melapangkan rezeki dan menyempitkannya kepada siapapun yang Dia kehendaki (mengingatkan kita bahwa rezeki kita itu dari Allah... jangan takut habis harta kita karena memberi bantuan)

7. Janganlah membunuh anakmu karena takut miskin… (membunuh, membuang anak di zaman ini makin banyak yang melakukannya… Naudzubillahi minzaliik) Allah SWT menjelaskan bahwa Kami-lah yang akan memberi kamu dan mereka rezeki. Karena membunuh itu adalah dosa yang sangat besar (Ayat 31)
8. Jangan mendekati zina (mendekati saja sudah dilarang, apalagi berzina. Kalau ada yang berkomentar miring, coba ingat bahwa ini penjelasan tuntutan hidup bagi mereka yang memilih akhirat dan sedang berusaha kepada jalan itu) karena zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (Ayat 32)
9. Jangan membunuh jiwa yang Allah haramkan untuk dibunuh melainkan dengan alasan yang benar (Ayat 33) dalam kitab Shahihain disebutkan Rasulullah SAW bersabda untuk pengecualian tersebut: yaitu mereka yang membunuh orang yang membunuh, orang muhsin yang berzina dan orang yang murtad dari agamanya. Tapi jangan lantas langsung membunuh karena banyak banget kategori 3 ini di sekitar kita, namun ini hukum Islam tapi kita di Indonesia tidak menggunakan hukum Islam, yang ada Perdata dan pidana.
10. Jangan mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang bermanfaat sampai anak yatim tersebut dewasa dan penuhilah janjimu (Ayat 34), janji kita itu pasti dimintai pertanggung-jawaban.
11. Berbuatlah keseimbangan dan timbanglah sesuatu atau ukurlah sesuatu dengan timbangan yang benar. (Ayat 35)
12. Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya pengetahuan tentang hal tersebut karena pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggungjawaban. Sesuatu yang masih belum jelas, gossip, samar-samar, sangkaan-sangkaan—mari kita ignore saja, ya. (Ayat 36)
13. Jangan berjalan di muka bumi dengan SOMBONG, (Ayat 37) kita tidak bisa menembus bumi dan tidak mampu menjulang setinggi gunung.

Semua larangan itu adalah kejahatan sangat dibenci di sisi Tuhanmu (ayat 38)

Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad)... (Ayat 39)

Semoga dapat menjadi pengingat bagi diri ini, Wallahu'alam Bish-Showab


(bidadari_Azzam, @Islamic Centre Krakow, 1 Safar 1433 H)

---telah dimuat di Oase Iman-Eramuslim serta beberapa website islami lain---

Wednesday, April 4, 2012

Cahaya Itu Selalu Ada





Kasia kadang-kadang gemas dan kesal dengan rekan kerjanya yang sering menggoda alias sedikit menghinanya, “seperti babcia…”, babcia adalah nenek (wanita tua), dengan mengenakan kerudung di kepala, semua muslimah berhijab pasti pernah merasakan hal seperti Kasia, muslimah sedunia ini memang dianggap ‘nuo’ alias lebih tua dari usia yang sebenarnya. Kasia, dan teman muslimah lain di Poland memang masih banyak yang ‘bongkar-pasang’ hijab terutama di area sekolah dan tempat kerja, mereka belum berani memakainya. Bukan tak beralasan, hampir dua puluh tahun hidup sejak kecil dijejali nilai-nilai religi agama non-Islam, membuat mereka harus pelan-pelan melakukan perubahan dalam keseharian diri, dan perubahan yang ada terkadang tersendat akibat ragam alasan duniawi sebagai manusia biasa.



Sister
lain yang bersahabat dengan Habibah, mungkin sama sepertiku dan teman-teman Ummahat di Indonesia, kita punya selangkah kemajuan selain menjadi muslimah sejak lahir dan dididik oleh orang tua yang sholeh, kita memiliki suami yang bersama-sama membangun ketenangan dalam rumah tangga. Tentu kreasi pernak-pernik gaya penampilan dapat kita umbar semenarik mungkin di depan orang yang kita cintai, teman sejati yang menjadi imam kita tersebut. Istilahnya, bagi kita yang sudah berumah tangga, kita punya “tempat menyalurkan kreativitas” buat bergaya sekeren dan seheboh-hebohnya penampilan di hadapan suami, sehingga energi menjaga rasa malu dapat lebih terealisasi di hadapan orang banyak. Berbeda dengan Kasia dan teman kita lainnya yang belum bersuami, mereka masih banyak ‘kebimbangan’ yang memang selalu dihembuskan musuh-musuh Islam, bahwa wajah dan rambut cantik yang ditutupi hijab berarti muslimah korban kekerasan, wanita kudisan, atau merupakan pelarian diri dari stress atau memang menutupi kejelekan postur tubuh, dan sebaginya.

Kasia dan sisters kita yang masih bimbang(dengan hijab) itu, terlihat amat senang dipuji terutama oleh kaum lelaki, makin banyak aurat yang dibuka, maka makin berhamburanlah puja-pujian buat mereka. Hal ini bukan sesuatu yang baru dalam masyarakat kita, di Indonesia yang kreativitas rakyatnya makin hebat pun, media sejak lama menghembuskan cita-cita uang dan popularitas buat para remajanya.

Suatu hari, Kasia lebih sering berhijab, yang mungkin memang masih dibuka ketika ngantor, namun ketika tidak dilepasnya sepulang dari masjid, berarti ada sedikit kemajuan pada diri Kasia. Ternyata ada seseorang yang jadi alasannya, yah…Kasia punya kekasih alias pacar. Entah acara apa yang dilakukan ketika pacaran, namun menurut sisters kita di Poland (bagi yang punya pacar itu), mereka bilang, “No kiss, no touch, pokoknya ‘have a good relationship’, just it…”. Tapi bagi yang sudah memahami bahwa hubungan ‘kencan’ alias pacaran tidaklah ada dalam rambu Islam, maka bergumam, “But, who knows…?”, yah, tak sesiapa yang tau kecuali Allah, kita manusia biasa, yang terbiasa kecanduan atas sebuah kesenangan duniawi jika tidak mengingat Allah.

... dan kelanjutannya baca di eramuslim-Oase Iman saja, :-)

Jangan lupa turut aktif mendukung kelancaran distribusi buku CCK-seri 1, yah... (^-^), syukron jazzakumulloh khoiru jazza :-) Salam Ukhuwah dari Krakow, Barokalloh!