Photobucket

Sunday, September 22, 2013

Kopdar lagi dengan Mbak Lina-Kuala Lumpur



Assalamu'alaykuum .... :-)


Tahmid wa sholawat, akhirnya Bang Azzam sekeluarga 'balik lagi' ke kota kelahiran bang Sayyif, KL -Kuala Lumpur (^_^). Kami meninggalkan KL sejak desember 2009 sewaktu Sayyif berusia tujuh bulan. #Alhamdulillah masya Allah, senangnya kembali ke sini dan berjumpa sahabat-sahabat lama kami.

Btw, Tak hanya brothers dan sisters sobat lama di KL yang kami jumpai, namun ternyata 'para TKW' tetangga lamaku ( yg dulu membagi nomor hp-nya kepadaku), ternyata masih ada di KL, hehehehe... Bahkan sewaktu baru tiba disini, kami langsung telpon-an dengan guru-guru bang Azzam dulu (tadika PASTI), sopir langganan taxy~yg sudah dianggap keluarga sendiri, dan beberapa sisters Melayu ~ dulu berkenalan karena jumpa dengan sahabat yg #PeduliKanker dan membantu korban tsunami Aceh.
Subhanalloh, yaaaah... Ukhuwah Islamiyah memang senantiasa membawa berkah, 'kemana pun pergi' tidak kesulitan bertanya dan memperoleh ragam info yg kita butuhkan, nikmat persaudaraan! ^_^

Begitu pun saat berjumpa dengan  bu Lina (mom-blogger juga), ada linknya di samping kiri, rurumahku ;-)). Dengan keluarga beliau, kami kenalnya sejak di Jakarta, pasa awal pindah dulu ke KL dari Bangkok, keluarga Mak Lina yang bantuin bawain koper-koper dari hotel ke condo kami. :-) Bagi kami sekeluarga, Mak Lina dan Papanya Fadya sudah kayak mbak dan mas sendiri, selain sebagai senior di tempat kerja dan senior di almamater~kumpulan bapak-bapak alumni ITB. (^_^) 

Dan akhir minggu lalu, beberapa hari ketibaan kami di KL lagi, Mak Lina datang dengan membawa kue buatannya sendiri, *so sweet* :-* #Alhamdulillah 
Tambahan lagi, kami kan mau numpang nebeng buat silaturrahim ke sobat yang baru saja bersalin, ^_^. Plus makan siang bareng, di restoran minang-Garuda kg Baru lhooo (tempat orbit kita dulu, 2008-2009 hehehehe) yang ternyata sudah langsung dibayarin oleh Pakdhe Satriyo (suami Mak Lina), *waduuuuuh.... Lain kali gak boleh telat ke kasir lagi...:-// dasar Riry keenakan, ditraktir melulu nih... >_< 



Kue yg tergoyang, tanda harus segera kucicipi...hihihihi

Bang Azzam girang banget karena ketemu lagi dengan teman-teman sebayanya ; Hani dan Kak Fadya, serta Nadiv (yg kami kunjungi, baru punya adek bayi;-)). 
Sampai pas pulang ke Ambassador Row, #TrioKids langsung zzzzz, terkapar, tidur dengan nyenyak. Energi mereka seharian itu benar-benar tersalurkan, hehehe.



Matur nuwun sanget




In Ambassador Row, syukron jazzakumulloh khoiru jazza, dearest :-*


Foto-foto sudah bercerita tentang keceriaan kita, as usual...

Di rumah Nadiv

Hani dan bang Azzam

*tepokjidat* bang Azzam pakai kaos yang pernah di-complain pembaca, karena gambar bintang 'itu', sorry yah... Tidak sempat ngedit.


Jumpa lagi di cerita lainnya, insya Allah...

Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Happy Busy yah (^_^)

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Sesendok Madu Inspirasi

Assalamu'alaykum... ;)

Tahmid wa sholawat,



*_^ #Alhamdulillah always!



Beberapa hari setelah tiba di Kuwait, terasa getar hati iba saat mendengar kisah mengenai tetangga salah seorang sister di Indonesia. Keluarga kecil tersebut tinggal di perkampungan terpencil dan amat jarang berbelanja. Kebutuhan sehari-hari didapatkan dari pekerjaan serabutan sang suami, sementara sang istri harus menjaga kedua anaknya yang tidak bisa mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Namun tiada pernah terdengar keluh kesah atas kesulitan hidup dari mulut sang ibu, tetangga-tetangga bahkan tidak mengetahui kondisi minim keluarga kecil ini.


Meskipun menderita beberapa penyakit bawaan lahir, kedua anak ini sangat memahami keadaan orang tua mereka. Suatu hari ketika tetangga (yang jarak rumahnya jauh) bertandang, dan tiada hidangan selain teh pahit di rumah itu, sang anak berbisik malu, “Maaf ya budhe, kami sedang tidak menyimpan gula…”  

Untungnya saat itu teman (yang dipanggil budhe ini) membawa beberapa oleh-oleh makanan, termasuk sebotol madu murni. Teh menjadi lebih enak baginya ketika ditambahkan sesendok madu. Anak- anak polos itu sangat ceria dengan kedatangan tamu jauh yang merupakan sobat orang tua mereka, dan sering berbagi cerita tentang perantauan. Apalagi seraya menikmati teh hangat dengan oleh-oleh madu tersebut.


Menitik air mataku membayangkan keluarga itu ~ jangankan untuk sekolah anaknya, untuk membeli gula pun, tiada dana belanja. Puasa sunnah sudah teramat biasa bagi mereka, menahan lapar dan dahaga telah menjadi ‘gaya hidup alami’, subhanalloh! Para tetangganya berujar,“Keluarga mereka itu tidak pernah ribut-ribut, mengeluh, menggosip, atau pun ngutang, lho….” Aiiih, kami tambah kagum pada mereka. Kita cepat sekali kesal dengan tertundanya bonus gaji atau pelayanan publik dan prosedur yang berbelit, sedangkan mereka hanya bergubuk dengan lantai tanah, yang sehari-hari belum tentu punya beras dan tidak punya gula! Tentu mereka tak tergoda dengan adegan dramatisir acara-acara televisi Indonesia yang sering mengekspose kemiskinan dan derita anak bangsa, yang kemudian diolah menjadi kelipatan uang rupiah dari hadirnya iklan-iklan yang menyukai rating tinggi.



Aku teringat Hania di sebuah desa terpencil pula, sudut Krakow. Gara-gara ‘gift’ gula dan madu serta biskuit buat keluarganya, keluarga kecilku menjadi hadir dalam ingatan keluarga mereka. Kata Hania, “Di Poland, banyak kue-kue manis, apalagi dessert sangat bervariasi,  namun untuk teh dan kopi, kita jarang mencampurkan gula… Lebih sehat jika minum teh madu…” Aku sepakat tanda setuju, sama seperti cerita Eve yang jika kusiapkan teh~ia tidak mau menambahkan gula. Sehingga di Krakow, kami terbiasa mengurangi pemakaian gula, bahkan seringkali menikmati teh tanpa gula. Baik teh hijau, maupun yellow-tea, lemon-tea dan black-tea.



Ujar Eve, “Dari waktu zaman nenek kakek saya dan generasi atas-atasnya lagi, sejak komunis berkuasa, kan kita susah dapat produk atau bahan makanan, termasuk gula, teh, kopi…. Jadi ketika sewindu kemajuan negeri yang tajam dan supermarket menjamur di Poland, kita merasa harus tetap membiasakan diri berhemat dan hidup sehat.” Aku berdecak kagum. Memang Poland merupakan negara yang belum terlalu lama bergabung dengan Uni Eropa, sehingga saat ini sedang banyak pembangunan gedung baru di berbagai kota, dan perekonomian mereka lumayan stabil. Harga-harga barang kebutuhan yang selalu meningkat, tidak begitu terasa berat bagi orang-orang di wilayah perkotaan, apalagi pekerja asing, karena kurs mata uang Zlotyh PLN stabil, tidak memiliki imbas besar Euro saat krisis di Eropa.



Hania dan Eve mempunyai kakek dan nenek yang rajin membuat madu sendiri, mengurusi ternaknya sendiri, serta membuat keju olahan sendiri. Mereka juga pernah mengirimiku kue bolu siram madu, susu sapi murni yang diperas oleh ayah Hania (segar dari sapinya langsung), pierogi ruszkidan vegetarian food buatan mama Eve, serta makanan ‘home made‘ lainnya. Menu masakan di Krakow (yang non-daging) lebih sehat, mengutamakan bahan segar dan buatan sendiri, terutama bagi vegetarian. Banyak orang malas membeli yogurt atau jus di toko-toko, padahal rasanya enak menurutku. Teman-teman memilih membuat sendiri, dan ketika kucicipi, memang lebih enak yogurt dan jus ‘home made‘ buatan mereka.


... Lanjutannya baca di link IslamPos berikut ini ya ~_^ Barokallohu fiikum!
Salam Ukhuwah ^-^ ❤
Happy Busy, happy travelling! (^_^)
Tetap saling do'a yah^^
Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^
Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Friday, September 20, 2013

Masjid al-Kabir Kuwait

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...

Tahmid wa sholawat...

(Foto diambil dari islam.gov.kw)



Kuwait adalah Negara di kawasan Timur Tengah yang berbentuk Ke-Emiran, bentuk lain dari sebuah monarki yang dipimpin oleh seorang Emir. Ibukota Negara ini bernama sama dengan Negaranya, Kota Kuwait (Kuwait City). Dengan luas Negara hanya 17,820 km2 menjadikannya sebagai Negara terkecil kedua di kawasan Timur Tengah setelah Bahrain atau Negara dengan luas di urutan ke 157 di dunia.sebagai sebuah monarki Islam, hukum Islam merupakan hukum positif Negara, Majelis Al Umma merupakan dewan legislatif bagi Kuwait.

Kuwait pernah mengalami masa paling suram ketika di-invasi pasukan Iraqdibawah rezim mendiangSaddam Husein yang mencaplok Kuwait hanya dalam hitungan jam dan nyaris tanpa perlawanan. Kehancuran itu meninggalkan bekas mendalam bagi rakyat Kuwait. Sebuah museum dibangun di kota Kuwait sebagai pengingat masa masa kelam tersebut. di kota Kuwait kini juga berdiri sebuah Masjid Agung yang juga berfungsi sebagai Masjid Nasional sekaligus masjid terbesar di Kuwait. Masjid ini biasa disebut sebagai Masjid Agung Kuwait, atau Masjid Al-Kabir Kuwait.

Lokasi Masjid Agung Kuwait

Masjid Al-Kabir / Grand Mosque of Kuwait
Mubarak al-Kabir Street
Sawaber, Kuwait City, Kuwait
Koordinat geografi : 29° 22' 45.83" N  47° 58' 29.53" E

Masjid Agung Kuwait berada di Mubarak al-Kabir Street / Arabian Gulf Street dikawasan Sawaber, kota Kuwait. Lokasinya berdiri berseberangan dengan Istana Sief (Sief Palace), Istana yang terkenal dengan menara Jam nya yang besar seperti layaknya Big Ben di London atau Jam Gadang di Bukit Tinggi (Sumatera Barat). Istana Sief merupakan pusat pemerintahan Kuwait, lokasinya persis berada di tepian teluk Kuwait.





Beberapa hal yang perlu teman-teman ketahui mengenai 'tadabur masjid' bagi kami saat di Kuwait ini :

1. Kami sangat antusias menyiapkan perjalanan umroh dan ber-Ramadhan ria di Kuwait, sebab kami baru pindah dari negeri minoritas Muslim. :-)

Terasa sangat padat kegiatan berakhir minggu bagi keluarga ketika berada di Kuwait, jadi kalau mengunjungi masjid, biasanya lupa berfoto-foto, bahkan lupa membawa kamera :-D

2. Kami sekeluarga segan dan merasa tak terpikirkan mengambil banyak gambar/foto, karena :

- Sedang fokus menikmati ketenangan ibadah, kami tak memotret di saat rukun-rukun umroh sedang berjalan sejak sebelum memasuki wilayah Miqot, maupun di masjidil Haraam, dan di dalam masjid Nabawi. 
- Merasa bersikap kurang sopan dan tidak menghargai masjid, apalagi di area dalam masjid, saudara muslimin sedang khusyuk beribadah (khusus) kepadaNya. 
- Apalagi ketika saya berada di wilayah musholla putri, atau area khusus muslimah, tidak patut memotret sana-sini, terutama karena banyak sisters yang sedang membuka niqob/cadarnya. 
- Di area sekitar masjid atau jalan-jalan di Kuwait pun, masih banyak kaum Arab yang merasa keberatan dengan kehadiran kamera.

Jadi, Kamera sangat jarang dipakai, Mas Angga membawa DSLRnya sekali-dua kali saja ketika 'ngumpul dengan teman-teman WNI'.


3. Kami di Kuwait hanya beberapa bulan, maksimal 9 bulan hitungannya sejak Mas Angga pindah kerja, saya dan anak-anak hanya berada di sana selama 6 bulan. :-) Di Kuwait, kita kudu berusaha memaksimalkan liburan di akhir minggu. Karena kami sudah bersiap-siap pindah ke KL tentunya.
Singkat namun berkualitas silaturrahim disana. Maka, kami tak memiliki kendaraan di Kuwait. Untuk mengunjungi masjid dan berjalan-jalan di Kuwait, biasanya 'nebeng' mobil teman atau menggunakan taxy. ^_^ (Kebayang kan, bawa krucils pula!hehehe...)

Membawa anak-anak ke masjid merupakan perjuangan yang tidak mudah :-), apalagi kami  biasanya ke masjid di malam hari (special di malam ramadhan), cuaca musim panas sangat kering, anak-anak balita biasanya senang 'weekend' keluar rumah, namun sesekali rewel wel wel. Komplet heboh...Hehehe...

Jadi harap maklum juga yah, kalau postingannya baru bisa dilempar sekarang ^_^ *remfoong ...

4. Setiap radius 500 m, ada masjid. Jadi terbayang kan, betapa banyak kalian akan menemui masjid dan musholla di Kuwait ini. Jika travelling ke sini, tidak susah saat waktu sholat tiba. Di mal-mal, di City Centre, Green Island, area sekolah, area perkantoran, rumah sakit, dll... Semua ada masjid dan banyak musholla, musholla putri terpisah. 

(Yaaaah, problemnya sama seperti di tanah air. Shaff-shaff di masjid tidak penuh di waktu sholat fardhu...:-/)

Kadang-kadang, ketika kalian berjalan di mall, ada dai/daiyah menyenggol lengan kalian, guna mengingatkan bahwa waktu sholat telah tiba. :-) Asyik, kan?! 

Semua imam, muadzin, para pembersih masjid, perawat taman, merupakan petugas khusus yang dipekerjakan oleh kerajaan. Mereka difasilitasi tempat tinggal, ditraining, disertifikasi dan digaji. Subhanalloh....

5. Di masjid-masjid sepanjang perjalanan dari Kuwait hingga ke Saudi Arabiya, ternyata masjidnya hanya dibuka pada waktu sholat saja. Kami sempat menanti pintu dibuka saat mampir ke sebuah masjid di perbatasan waktu subuh.

6. Tidak ada masjid yang punya hiasan kotak infaq di sini. Untuk badan-badan zakat, infaq, sadaqoh, wakaf, di Kuwait sudah ada rekening khusus malah, dan dana itu bukan buat masjid, melainkan buat membantu muslimin lain di belahan bumi lainnya. Ada badan yang khusus mendukung para muallaf, ada juga yang khusus mendukung para pengungsi, dan ada pula yang khusus peduli kemanusiaan di berbagai negeri, terutama di Afrika dan dukungan kepada para korban bencana-bencana alam. 

Menyumbangkan donasi melalui badan-badan amil zakatnya pun harus transparan, kita harus menggunakan 'K-net', (pokoknya sependek di Kuwait itu, kami tidak pernah menemukan kotak infaq di sembarang tempat... Yang ada hanyalah 'kencleng-kencleng' kecil on the spot kalau berbelanja di beberapa fast-food atau saat bersilaturrahim acara WNI.)

7. Tidak ada iuran parkir di masjid-masjid, dan dimana-mana area Kuwait ini, bebas biaya parkir. "Jangan bingung jika kelupaan membawa dompet, hehehee..." Karena memang tak ada bea tol, bea parkir, apalagi iuran masuk menjadi pengunjung masjid. Alhamdulillah, tidak ada 'bea krintilan seperti itu'. :-)  

Anak Masjid nih... (Foto di Masjid Indonesia)

(Foto : Di Masjid Salmiya, dekat rumah, Malam Taraweh di awal ramadhan 1434 h)

 
(Foto Sayyif di salah satu musholla Green Island)


 (Ramadhan, ashar di masjid Indonesia)


Back to topic, 

Sheikh Mishary bin Rashid Alafasy adalah imam masjid di Masjid al-Kabir Kuwait, beliau kelahiran tahun 1976 lho, lulusan Madinah. Bacaan qurannya sangat merdu, silakan cari di yt atau mp3 murottal juga. :-)
Jadi, kalau bulan ramadhan, jamaah di al-Kabir padat sekali, taraweh dan qiyamullail. Mayoritas ekspatriat di Kuwait sangat menikmati suasana ramadhan disini, ^_^.
Di setiap masjid (di Kuwait), sepanjang hari-hari ramadhan selalu disediakan takjil, begitu pun di masjid al-Kabir.

(Tapi kalau menu paling dirindukan, pastinya 'gak absen' di masjid Indonesia. Khusus akhir minggu, acara di masjid Indonesia biasanya dijadikan ajang silaturrahim oleh para WNI, 'ngumpul' ragam organisasi, profesi dan ramai yang datang dari berbagai area di Kuwait.;-))

Waktu itu, di Kuwait juga kedatangan beberapa Sheikh dari negara lain, termasuk kedatangan Mufti Menk (kenal kan?!) *tapi kita tidak bisa datang* karena gak ada tebengan, hehehehe... Taxy susah untuk datang pada jam sholat magrib, taraweh, dan juga subuh #Ramadhan.


Itu dulu yah, kalau bisa, Jika datang pertama kali, pas tiba di Kuwait, samperin dulu masjidnya, pasti ada masjid di depan rumah /appartemenmu, ^_^ 
Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Happy Busy, happy travelling! (^_^)

Tetap saling do'a yah^^ Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Thursday, September 19, 2013

Agar Mudah Menghafal al-Quran











Assalamu'alaykumwrwb...

Mumpung internet lagi lancar, mau berbagi tips secuil ini ya... ;-)

Agar Mudah Menghafal Ayat-ayat al-Quran :

1. Senang bertaubat. Orang beriman bukanlah yang tidak punya khilaf, melainkan yang senang bersegera taubat. Ketika keliru dan melakukan kesalahan, cepat memperbaiki diri. Taubat senantiasa dilakukan setiap saat. Banyak dosa ringan yang kita perbuat sepanjang waktu, bila bertumpuk-tumpuk, menggununglah dosa itu dan menjadi besar, :-'((. 

Sesungguhnya dosa-dosa tidak akan memberi ruang untuk ayat-ayat tersimpan di hati manusia. 
Imam Syafi'i di dalam satu petikan sajaknya yang terkenal mengadu kepada gurunya bahwa 'agak sukar' untuk menghafal dengan baik. Gurunda lalu menasihatinya agar meninggalkan maksiat dan bertaubat akan segala dosa- dosanya. (*Naaah, that's Imam Syafi'i lho, yang dinasehati sedemikian... apalagi level-an kita yang sehari-hari berbalut sistem korupsi, kolusi, dan menggemari pujian manusia?!* Yoook, taubat!)

2. Niat yang lurus, dan percaya bahwa doa dikabulkanNya. Minta sama Allah SWT supaya bisa, supaya mudah menghafalkan ayat-ayat cintaNya. Tulus hati mengingat ganjaran kebaikan yang akan diperoleh kelak di hari akhir, bukan karena minta puja-puji manusia. 

Saya punya banyak sobat yang "cita awalnya" meningkatkan hafalan quran supaya nanti di akhirat dapat membanggakan kedua orang tua mereka, namun tak perlu tunggu akhirat pun, semasa di dunia ini mereka sudah membuat bangga. Orang tua tak kesulitan ketika komunitas masyarakat berkumpul di rumah, mengaji bersama, toh ada anaknya yang memimpin bacaan doa. Bahkan sobat huffazh (para penghafal quran) ini sangat mudah diterima di berbagai level pergaulan, karena secara alami yah ketika niat lurus dalam menghafal quran, akhlakul karimah, wajah pasti tampak sumringah, ramah dimana pun berada, dan lidah tidak kelu menyapa saudara, maka efeknya sangat besar, sanak saudara dan teman-teman senantiasa mencintai dan merindukan.

Hmmmm, ada perbedaan mencolok, antara non-arab dengan native-Arab, mayoritas native-Arab hafal quran, namun sebatas hafalan kalimatnya saja. (Pernah lihat surat kabar berbahasa Arab? nah, native-Arab melafadzkan quran seperti baca surat kabar itu, jadi mereka ini belum tentu mempelajari ilmu tajwid dan tafsirnya dengan baik...) 
Sedangkan huffazh yang sebenar-benarnya penghafal quran adalah yang bacaannya sesuai kaidah, dan terbukti pengamalan ayat-ayatNya dalam kehidupan sehari-hari. 


3. Disiplin dalam menargetkan hafalan. Misalnya sehari = sekian ayat, dst. Masa yang paling baik adalah pada waktu yang kita tidak sibuk dengan hal-hal lain. Misalnya mengulang-ulangi ayat sesudah wudhu, sebelum tidur. 

4.  Untuk memudahkan kita, seringlah baca quran. Menunggu di halte, menanti anak pulang sekolah, menanti mesin cuci yang berputar, menunggu rebusan masakan, seraya menyiram bunga, menyiapkan makanan dan kegiatan rumah tangga lain, dapat kita isi dengan memperbanyak intensitas "mesra dengan quran". Ketika duduk istirahat sekolah/kuliah, saat jeda usai sholat sebelum makan, dll, banyak waktu yang bisa kita pergunakan untuk mengulang-ulang bacaan quran, supaya cepat hafal. Kalau ingin menghafalkannya, harus tambah akrab dengan al-Quran. 

Di rumah-rumah sobat huffazh quran, di mobil, di kantor, yang diputar bukan lagu-lagu pop, dentuman rock, atau musik-musik jreng-jreng lainnya, melainkan selalu terdengar kaset murottal al-Quran :-). *_^

Banyak muslim yang "hanya identitas KTP", dari kecil sampai dewasa ternyata cuma taunya al-Fatihah, dan quran dijadikan hiasan dinding rumah, :-/ astaghfirrulloh... Bahkan membaca quran dianggap sebagai hal aneh, membacanya saja tidak bisa, bukan karena tidak ada guru ngajinya, melainkan sebab kemalasan dan tidak termotivasi mengejar kampung akhirat nan hakiki. 
Hal ini pernah serius diingatkan oleh para dai/daiyah di berbagai negeri. Sampai kini. Malah di wilayah dekat rumah kami di tanah air, para manula yang sudah bergelar haji/hajjah itu, ternyata enggan belajar membaca quran, maunya cuma "marahi anak-cucu" kalau tidak sholat, tidak ngaji... ~_~ naudzubillah, ternyata kakek- nenek buta huruf quran... >_< 

Let's do it now.... hayooo, jangan malu-malu untuk memulai hafalan quran. Banyak yang memulai di usia dua puluhan, tiga puluhan, lima puluhan tahun, tidak apa-apa... memang semakin muda, makin mudah menghafalkannya. Namun semakin optimis untuk bisa, makin cepat pula bisa hafal, meski usia sudah kepala tiga ke atas. *_^  beneran, ini banyak buktinya! Teman-teman huffazh di Kuwait juga demikian, jangan sampai kita tidak bercita-cita menghafalkan quran~ namun bercita-cita memiliki perusahaan dan bisnis yang besar. Sayaaaaang, hidup ini cuma sebentar. Bisnis dunia hanya sementara, namun hafalan quran insya Allah kita bawa sampai di hari pertanggung-jawaban, :-).





5. Hafalkan surat-surat yang paling mudah, surat pendek terlebih dahulu. Ramai yang menyarankan agar hafalan dimulai dengan lima juzu’ terakhir ( bermula dengan juzu’ 30,juzu’ 29 dan seterusnya). 

Ada pula yang mengombinasikan dengan "hafalan juz' terakhir, nyambi baca khatam juz' awal  atau yang sebelumnya". Maksudnya, jadi saat juz' terakhir sudah hafal, juz' baru yang khatam tadi menjadi 'familiar' karena sering diulang-ulang bacanya, maka hafalan selanjutnya menjadi makin mudah.

6. Bisa dengan mengurutkan surat-surat yang digemari terlebih dahulu, misalnya sobat saya juga, dia hafal (terlebih dahulu) QS. al-Kahf, QS. Ar-Rahmaan, QS. Yaasiin, separuh al-Baqoroh... Dan dikombinasikan 'setor hafalan' ke surat yang terasa lebih gemar membacanya, seterusnya ke juz' terakhir, juz' 29, 28, dst... Namun biasanya yang seperti ini, mayoritas 'hafal-an gaya nyantai, yang kadang semangat banget, kadang cepat mengendur...', tapi masih lebih baik dari pada tidak memulai hafalan sama sekali. :-)

7. Bersungguh-sungguh dan terus memperbaiki amalan. Jangan vakum terlalu lama, karena 'lupa'nya juga akan makin cepat, lho... Misalnya saat liburan, bergembira ria, bisa sampai melupakan target hafalan. Ini pengalaman pribadi, surat yang paling mudah pun menjadi sulit dihafalkan karena vakum berarti terlena dalam kelalaian, :-'( jangan ditiru yaaah... >_< 
Ampuni hamba Yaa Allah... :-'(( *Cepat lupa = tidak bersyukur*

8. Baca hafalan kita di dalam sholat-sholat sunnah. Makanya, penghafal quran pastinya 'doyan' sholat sunnah di malam hari, di pagi hari, di saat-saat yang lain tengah terbuai dengan kantuk atau kesibukan  awal hari. Kalau sudah terbiasa, sekalinya 'absen', maka menyesalnya amat sangat perih. Pada tahap ini, terbuktilah bahwa kecintaan terhadap Allah SWT di atas segalanya, tatkala melantunkan al-Quran, menghidupkan malam dengan quran, bermesra dengan ayat quran, berarti sedang akrab denganNya, subhanalloh, akan terasa betapa hidup kita amat bergantung padaNya. Akan terasa nikmat dalam jiwa tatkala mengakui bahwa kita bahkan tak dapat berpijak di atas bumi tanpa pertolonganNya, kita hidup ini hanya untuk "menyenangkanNya" dengan ikhtiar optimal, sudah dibekaliNya raga, hati dan akal sempurna supaya kelak bekal akhirat tercukupi.

9. Pilih sobat-sobat huffazh "tempat menyetor hafalan". Hal paling asyik adalah ketika suami istri 'saling menyetor hafalan quran', kemudian dikoreksi lagi oleh sahabat dekat, lalu siap-siap diuji oleh tim huffazh atau syekh yang memiliki wewenang sebagai penguji. Di setiap negara, biasanya ada Islamic Centre yang punya kelas khusus buat ujian hafalan quran. 

Di Kuwait dan Malaysia pun demikian, malah di Kuwait ini motivasi hadiahnya seru! Setiap satu juz', para penghafal memperoleh cek sejumlah uang, yang kursnya dalam IDR sekitar satu juta rupiah. Kalau sudah 'full' 30 juz', hadiah ceknya seribu KwD, sekitar 40 juta-an rupiah. Itu pun diteruskan dengan kegiatan 'out-bond' dan 'uji nyali' buat para penghafal quran. Misalnya mereka melakukan perjalanan ke berbagai daerah terpencil dan menjadi imam masjid di sepanjang perjalanan. Begitu pula saat taraweh, qiyamul lail ramadhan, masya Allah... Para penghafal quran ini ditunjuk dan dilatih untuk menjadi imam masjid di sepanjang jazirah teluk. Dengan cara menjadi imam di antara para makmum yang huffazh pula, supaya saling mengoreksi bacaan.

*Suddenly Terkenang bacaan Sheikh Mishary bin Rashid Al-Afasy, (born in Kuwait in 1976, is a Kuwaiti national and a world-renowned qari. He is the imam of Masjid Al-Kabir (Grand Mosque)....) kalau taraweh dan qiyamullail di bulan ramadhan. Masjid al-Kabir ini padat sekali pengunjungnya...masya Allah!* #eh btw, syekh nya masih muda banget yaaaah, ^_^ 

(Maaf harus ngomong), anak-anak dan teman-teman huffazh lulusan Kuwait (ini yang usianya 6-16 tahun udah pada khatam quran...) pernah tertawa-tertiwi dan geleng-geleng kepala ketika menjadi makmum di masjid-masjid daerah mereka, di Indonesia. Karena imam-imam di masjid Indonesia, masih banyak yang bacaan qurannya salah---tapi ngotot gak mau diajak berbenah... dan belum tentu hafal setengah dari juz 'amma... :-/ sedihnya adalah ketika para imam, muadzin di Indonesia tidak ada perbaikan kualitas dari tahun ke tahun. :-'( Malah di kotaku, di dekat rumah ujung Jkt pula, di tempat kakakku di Bogor, sama semua, Imam sholatnya membaca quran dengan asal-asalan, tapi diajak belajar, tidak mau... :-(( semau-maunya saja minta pengakuan sebagai imam masjid, berbeda dengan para imam masjid di Kuwait, diuji kemampuan hafalan quran haditsnya--- meski harus mengikuti aturan kementrian agama terpusat dalam menyampaikan isi ceramah (khotbah).

Hal yang paling memprihatinkan saat ini adalah aktivitas remaja masjid dan pelajaran-pelajaran tentang al-Quran difitnah sebagai kegiatan ekstrim dan teror di negeri kita. Bahkan media televisi dan media massa yang cs-an dengan kepentingan barat menelurkan berita-berita buruk bagi pecinta al-Quran... 
Masjid-masjid yang "diramaikan" oleh pecinta kajian quran biasanya terletak di wilayah kampus, di lingkungan kaum intelektual yang berusaha senantiasa meningkatkan pengetahuan Islam, namun ramainya aktivitas kebaikan justru dipergunakan oleh pihak-pihak anti Islam sebagai bukti hadirnya isu aliran 'sesat, fanatik, dan sejenisnya' yang kemudian menggiring opini publik supaya "takut belajar quran, takut belajar di masjid...", dan hal sejenisnya.
Mereka tutup mata melihat pesatnya pembangunan negeri adalah dikarenakan pemuda-pemudi berprestasi pecinta quran, mereka terus-menerus menyembunyikan fakta bahwa solusi kaum remaja yang haus kasih sayang, krisis akhlak, ragam problema masyarakat, krisis pemimpin di negeri ini, dll dapat teratasi dengan kembali kepada nilai-nilai qurani.
Wallohu a'lam...

10. Berkumpul dengan teman-teman yang menyemangati dalam belajar quran. Kadang-kadang ada rasa berat, itu pasti! Karena kita manusia memang cepat terombang-ambing suasana, godaan di setiap sudut selalu hadir agar kita mudah lalai dan lupa. Maka, teman-teman yang selalu mengingatkan harus selalu ada. Berkumpul dengan teman-teman yang sholeh/sholihat adalah pengobat jiwa pula. Iman kita tidak selalu naik seperti baginda Rasullullah SAW, namun jangan biarkan jatuh terperosok luka parah dan tersungkur dalam kegelapan. Diri kita sendiri-lah yang harus pandai mengencangkan kesabaran dan rasa syukur kepada Allah SWT agar senantiasa berlimpah nikmat cahaya Iman, al Islam, dan berada dalam taufiq hidayahNya.

11. "Tekad harus terus diasah, perbaiki niat,& terus diteguhkan!" 
Suatu hari di penghujung syaban, ada musabaqoh tilawatil quran sisters Kuwait. Semua muslimah dalam komunitas Al-Husna Kuwait disarankan 'ikut berpartisipasi". Pilihan surat-suratnya tidak ada yang benar-benar kuhafalkan dengan baik. Namun kalau tidak ikut, merasa rugi jadi penonton doang, lha sudah jauh-jauh silaturrahim ngumpul dari Salmiya ke Reggae, hehehe...

Atas dukungan penuh suami, kupilihlah salah satu surat yang jarang dipilih teman-teman, level paling rendah di juz 'amma ;-), saya tidak malu berada di "siaran ulang juz 'amma" yang penting hafalan quran ini dapat menjadi tameng bekalan di hari akhir kelak. Aamiin... 
Dan ternyata, waktu satu minggu dengan "tekad melebihi baja" itu, saya dapat menghafalkan tiga surat berdekatan sekaligus. *Padahal, sueeer, kalau gak karena musabaqoh, siaran ulangnya bisa molor sampai setahun, >_< waduuuh....* (Jangan meniru kemalasan saya yah...:-D)

Singkat cerita, MTQ berjalan lancar dan sempat saya rampungkan artikel mengenai teman-teman pecinta quran ini, sebelum berangkat umroh :-). Beberapa "al-hafizhah" menjadi jurinya, dan ternyata emaknya Azzam termasuk juara #1 (ada tiga juara #1, tiga juara #2, tiga juara #3 dan hadiah hiburan lainnya) di setiap level. Walhamdulillah 'ala kulli hal... *Jadi dapat bonus hadiah plus foto bareng para penghafal quran, gitu lho, hihihihi....* 
Mabroook!

(^_^)


Berarti, salah satu cara mempercepat hafalan adalah dengan menggenjot semangat memenuhi 'target hafalan' seperti contoh saat akan ada MTQ. Maka, silakan para ortu, para guru, buat saja program-program rutin dalam skala kecil untuk MTQ keluarga besar, bisa MTQ buat anak-anak, buat para bapak, dan para ibu juga. Hal ini sering dilakukan pula oleh banyak komunitas muslim Indonesia yang ada di luar negeri, :-).

Dalam keluarga kecil pun, bisa dicoba membuat jadwal rutin "MTQ dalam area rumah tangga sendiri", misalnya tiap akhir minggu, si bapak "setor surat ke sekian", si ibu juga setor hafalan surat ke sekian, si kakak dan si adek juga demikian, khadimat juga diajak "setor hafalan surat sekian". Pasti tambah semangat, kan?! Aiiih, sepertinya hal remeh, namun kalau tidak berkomitmen teguh, hal ini tidak bisa berjalan lancar, lho... Jangan sampai semangat kita cuma membara di kala ramadhan tiba. ^_^

Ketenangan jiwa saat melantunkan dan meresapi ayatNya tak dapat dibandingkan dengan jumlah nominal mata uang mana pun jua. Keistimewaan Para Penghafal al-Quran ada di link ini.  



Barokallohu fiikum , selamat beraktivitas, Salam Ukhuwah ^-^ ❤  

Tetap saling do'a yah^^ Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^ 

Maaf lahir batin...
Wassalamu'alaykumWrwb... :-) 



*Disampaikan dalam beberapa tahap kultum singkat di Islamic Centre Krakow. Congrats for our lovely sisters! Selamat buat beberapa sisters muallaf Krakow yang baru awal ramadhan 1434h lalu---dapat membaca al-Quran, mabrooook! ^_^