Photobucket

Wednesday, November 27, 2013

Puding/Dessert Telur

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-) 

Dearest readers yang keren dan pintar, insya Allah...

Iseng aja pas mainin kulit telur~ biasa dibuat kepala boneka jari (yang tinggal dikasih lingkaran mata dan mulut pada kulit telur tersebut, ingat kan?) Nah, kali ini karena pernah lihat orang duduk di cafe yang mangkuknya berbentuk telur, namun dia makan puding, githu... Ujungnya iseng aja, nih... *_^ 
"Kenapa gak nyoba membuat kulit telur jadi mangkuk, kayak daun pisang atau daun-daunan juga kan cantik tuh kalau buat wadah kue-kue kecil..."

Maka kelanjutan iseng pas momen secuil luang, Saya dan #TrioKids di rumah menikmati 'dessert dalam telur'.

Penampakannya begini :


"Puding/Dessert Telur"

Jangan berat-berat cara membuatnya, saya cuma bikin pencuci mulut a la teman-teman Eropa, jadi "cream plus cuilan roti tawar diaduk aja di mankok kecil", atau kocokkan susu kental dan buat seperti membuat vla agar-agar, lalu ditambahkan tepung jagung sedikit, intinya sih "dessert cream" yah... 
Bisa juga buat cream campur durian *mantap tuh!*

(^_^) Kalau sudah merasa pas kondisi "cream" yang dibuat, masukkan pelan-pelan ke dalam kulit telur yang sudah dibersihkan, lalu pelan-pelan simpan di dalam kulkas--- supaya bisa tegak, buat saja penyanggah (dari kertas yang agak tebal, yang dibentuk seperti penyanggah supaya si telur tidak goyang) di dalam wadah tempat telur ini, say... 

'Tes rasa' bisa dilakukan setelah puding telur disimpan beberapa jam di dalam kulkas, :-D.
Kemarin cuma buat 6 buah, lima langsung laris diborong oleh #TrioKids dan sebutir masih sempat difoto, kuningnya karena 'butter', besok lusa 'minat nyampurin duren' nih.... Yummi! 
Supaya sedap dan sehat, jangan kemanisan pudingnya ;-).

Supaya artikel mungil ini bermanfaat, yah langsung praktekin aja, 'ngubek dapur' asyik lhooo! :-D

See you!


Barokallohu fiikum, Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤ Yoook, keep silaturrahim via twitter : @bidadari_azzam


Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-) 

Karya Bang Azzam di Majalah Potret "Anak Cerdas"

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-) 

#Alhamdulillah sewaktu masih akhir tahun 2012 lalu, bang Azzam di Poland mengirimkan karyanya (mengenai Pengalaman beramadhan di Polandia) ke redaksi "Potret" karena Potret "Anak Cerdas" akan hadir pada awal 2013, begitulah info dari Om Tabrani (pimred Potret).



Karena masa pindah-pindahan dimulai saat winter break januari 2013, jadi lupa dengan 'kiriman karya ini', dan kemudian iseng sedang mewarnai dan latihan membuat puisi di bulan februari yang lalu, teringat lagi dengan majalah Potret "Anak Cerdas". Maka karya puisi pun dikirimkan Bang Azzam kepada redaksi Potret "Anak Cerdas", ini juga mengasah kemampuannya "ber-email-ria", hehehe... Sebab di Inspiracja Skoly (Sekolah Abang di Krakow-Poland), sejak 'Klasa 2', murid-murid sudah diajari membuka email (dan akun pribadi di website sekolah).

Terima kasih ya Om dan Tante di Redaksi Potret "Anak Cerdas", bulan lalu Ombaynya Azzam sudah membawakan beberapa majalah Potret Anak Cerdas, dan malam ini barusan Abang Azzam membacanya. "A little bit surprise Azzam..." Karena dia sendiri lupa kiriman karyanya, komentarnya begini, "Idiiiih, 'tulisan yang semester lalu dan tahun lalu, waktu abang masih kelas tiga' kemarin dulu itu yah mi?!" :-))

Kata Abu Azzam, "Yeeee, bukan 'dulu' banget laaaah, kan baru juga, belum setahun ini, cepat amat Abang lupa?!" 

"Bukan gitu, bi.... tapi kan abang soalnya sudah kelas empat, puisinya itu yang lucu, udah lama... Nanti yang baru lain deh...ramadhannya kita kemarin di  Kuwait, lain juga..." Seraya senyum-senyum baca majalah Potret Anak Cerdas kiriman Om Tabrani-Aceh. :-) 





Abang Azzam dan Potret Anak Cerdas


Salam sayang dan salam ukhuwah dari bang Azzam buat semua teman pembaca Potret "Anak Cerdas" di seluruh wilayah tanah air Indonesia, maupun yang juga berada di luar negeri.

Selamat belajar buat semua teman "Sekolah Indonesia" yang bulan desember ini akan melaksanakan UAS ganjil 2013, semoga kita semua meraih ilmu yang bermanfaat, aamiin yaa Allah...

Yoook, teman-teman krucils, silakan kirimkan pula karya-karyamu ke majalah Potret Anak Cerdas!
^_^ Dengan mengirim karya, berarti berlatih menulis, berlatih mengirimkan email, menularkan manfaat serta wawasan, dan bertambah sahabat sejak masa kanak-kanak, asyik lhooo! 


Barokallohu fiikum, Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤  Yoook, silaturrahim via twitter : @bidadari_azzam

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-)


Thursday, November 21, 2013

Tentang Syahid











(Foto-foto : Beberapa Brothers/ sist yang insya Allah syahid saat gugur di bumi Anbiya, melawan rezim zionis laknatulloh saat ini...)

Allahummansuril Islam wal muslimin... Allahummansur ikhwanna al mujahidin Rohingya, mujahidin fi Gaza wa fi Syria, fi Falistin, fi Mishr, fi Iraq wa fi Afghanistan, fi Kashmir wa fi Pattani... fi kulli makan wa kulli zaman... Aamiin





Assalamu'alaykum...

Berikut Forward #Info dari tanya jawab Ustadz Idris Sulaiman, Ustadz Zainal Khamis dan beberapa Ustadz lainnya. Terkait pertanyaan sobat tentang "Mati Syahid".

Tanya : Mati syahid itu apa? Apakah tentara/polisi yang berperang bela negara disebut Syahid? Bagaimana cara pengurusan jenazah mereka, dan bagaimana dengan pengurusan jenazah pihak lawan yang terbunuh?

Jawab :

Bagi para tentara negara, Kita mengatakan secara prinsipnya dari segi niatnya, Allah lebih mengetahui. 

Sekiranya mereka gugur, kita mendoakan supaya mereka tergolong di kalangan orang-orang yang syahid di Hari Akhirat kelak. Tetapi apa yang pasti dari segi zahirnya mereka yang telah mati syahid dari segi hukum dunia. Dari segi hukum dunia, orang yang mati syahid di medan perang ada hukum hakamnya yaitu pakaian mereka tidak perlu ditanggalkan, mereka tidak perlu dimandikan, maka tentu saja mereka tidak perlu dikafankan, bahkan tidak wajib untuk dishalatkan, karena mereka ini masuk dalam kategori orang yang mati syahid. Syahid : gugur di medan juang karena memanggul senjata, membela agama Allah SWT.

Mereka juga sepatutnya dikuburkan di tempat mereka gugur (di medan perang), bukan dibawa ke kampung halaman mereka. Ini termasuk sunnah yang disyariatkan dan dituntut bagi orang yang mati syahid di dalam peperangan.

Seperti di dalam hadis Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam, "Maka tidak ada penghalang bagi orang yang mati syahid untuk langsung masuk ke syurga."

Maka kita mendoakan kepada Allah supaya mereka tentara Islam yang berperang tergolong di dalam golongan syahid yang akan masuk ke Syurga.

Oleh itu tidak diwajibkan untuk kita shalat buat mereka, karena tujuan shalat jenazah adalah untuk meminta supaya dia tergolong di dalam golongan ahli Syurga, supaya Allah memudahkan urusannya di Hari Akhirat. Tetapi jelas bahwa orang yang mati syahid sudah menjangkauinya dan dari sudut Syarak dia sudah tidak perlu disholatkan lagi.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi sallallahu 'alaihi wasallam terhadap para Sahabat yang gugur syahid dalam Perang Uhud di mana Jabir r.a. mengatakan bahwa “Rasulullah sallalahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar mereka dikuburkan bersama darah mereka tanpa dimandikan atau disholatkan” (Riwayat Bukhari). 

Ini karena sebagaimana dalam hadits lain, di Akhirat kelak golongan syuhada ini akan dibangkitkan dengan bekas-bekas luka mereka di mana darah mereka terus mengalir berwarna merah tetapi baunya haruman kasturi.

Tetapi ini tidak menafikan bahwa dibolehkan juga untuk shalat jenazah buat mereka (keluarga dan masyarakat di kampung halaman ingin menyolatkannya, tak apa...), cuma hukumnya tidak wajib. Hanya sekadar dibolehkan karena Rasulullahsallallahu ‘alaihi wasallam juga telah shalat jenazah untuk sebagian kecil para sahabat yang mati syahid seperti yang kita lihat di dalam peristiwa peperangan Uhud di mana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam telah shalat saat meninggalnya bapak saudaranya, Hamzah. Tetapi Baginda SAW tidak shalat jenazah buat sahabat-sahabatnya yang lain yang (insya Allah) mati syahid.


Larangan meletakkan gelaran ‘Asy-Syahid’

Perlu juga diingatkan bahwa adalah menjadi prinsip Ahli Sunnah wal Jama’ah supaya tidak meletakkan gelaran ‘Asy-Syahid’ Fulan bin Fulan. Perlu kita bedakan antara kita mendoakan mereka mati syahid dan kita menguruskan jenazah mereka sebagai orang yang mati syahid, dengan kita meletakkan gelaran Asy-Syahid di depan nama mereka.

Perbuatan pertama yaitu mendoakan dan menguruskan jenazah mereka sebagai orang yang mati syahid; ini adalah di atas dasar kita menghukum mereka secara zahir, dan kita meminta izin Allah SWT supaya mereka benar-benar tergolong di kalangan orang yang mati syahid.

Adapun perbuatan kita meletakkan gelaran Asy-Syahid di depan nama mereka, ini adalah satu perbuatan yang berbeda. Seolah-olah kita telah mendahului hukum dan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seolah-olah kita yang menentukan 'hebatnya amalan' bagi mereka masuk Syurga.

Walaupun kita melihat bahwa masalah ini mungkin sedikit sensitif, tetapi hal ini perlu juga dijelaskan. Kita memohon supaya Allah menggolongkan mereka sebagai golongan Syahid, tetapi dalam masa yang sama tidak membolehkan kita meletakkan gelaran itu karena perbuatan ini hanya dibolehkan jika kita mengetahuinya secara pasti, dan hal ini hanya dapat diketahui dengan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan seperti yang kita ketahui, kita sudah tidak ada wahyu setelah kewafatan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.

Hanya mereka yang disebutkan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bahwa mereka tergolong dalam ahli Syurga karena gugur di medan perang yang boleh kita kategorikan sebagai Asy-Syahid seperti nama Saidina Hamzah dan sahabat-sahabat yang lain. Bagi mereka, boleh kita katakan misalnya Asy-Syahid Hamzah bin Abdul Muthalib.

Adapun pada zaman sekarang, kita tidak boleh menyatakan secara pasti, karena perbuatan itu jelas seolah-olah kita mendahului takdir dan hukum Allah dengan kita pula yang menetapkan bahwa dia mati syahid yang membawa maksud secara pasti bahwa dia akan masuk Syurga.

Penetapan Syurga dan Neraka hanya milik Allah ta'ala, hanya boleh ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagi kita, kita hanya memohon kepada Allah ta'ala supaya mereka tergolong di dalam golongan yang mati syahid, insyaAllah.


Adapun jenazah-jenazah orang-orang Bughat (pemberontak) atau Pihak musuh ini, perlu juga kita bersikap adil dan jangan kita melampaui batas. Syariat sentiasa menuntut kita sebagai orang Islam supaya berlaku adil dan bertindak di atas garis panduan Syarak.

Maka apa yang pasti, sekiranya mereka adalah orang Islam, perbuatan mereka melakukan pemberontakan, mengangkat senjata kepada saudara sesama Islam mereka, tidak menjadikan mereka kafir. Perbuatan mereka salah, tetapi tidak sampai mereka jatuh hukum kafir.

Oleh karena itu, mayat-mayat mereka hendaklah diuruskan seperti jenazah-jenazah orang Islam yang lain; yang ada kehormatan dan ada hukum hakam yang perlu dijalankan dan perlu dijaga. Kita perlu berlaku adil. Kita tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan, tetapi hal ini tidak menafikan ke-Islaman mereka bahwa mereka tetap saudara se-Islam kita yang perlu dijaga, yang wajib dimandikan, dikafankan, disholatkan dan dikuburkan dengan ahsan.



-----*Beberapa pertanyaan tentang urusan jenazah :

- Bolehkah mencukur bulunya (kumis, bulu ketiak misalnya) & memotong kuku jenazah?  (Jawab : Boleh, jika terlihat sangat panjang, kotor, sebaiknya kuku dipotong dan dipendekkan kumisnya.)

Tanya :

Syaikh Muhamad bin Ibrahim bin Abdullatif dan Syaikh Abdul Aziz Al-Anqari ditanya tentang wanita haidh dan wanita nifas jika meninggal, bolehkah jenazahnya dishalatkan di masjid?

Jawab :

Ya, boleh menshalatkan jenazah itu di dalam masjid jika dapat dipastikan bahwa masjid akan terhindar dari noda yang mungkin keluar dari mayat wanita tersebut. Karena hukum-hukum haidh dan nifas tidak berlaku lagi karena kematian itu.


-  Tanya : Bagaimana dengan wanita yang haidh, bolehkah memandikan jenazah? (Jawab : Boleh)

- Bolehkah jenazah hanya dilapisi satu lembar kain saat dikafankan, misalnya karena sangat miskin dan tidak ada ahli waris yang menanggung urusannya? (Jawab : Boleh saja, namun kalau dia tidak mampu, bisa mengambil dana baitul mal/ infaq dan sodaqoh dari muslimin lainnya untuk dipergunakan dalam urusan jenazahnya.)

- Siapa yang paling berhak memandikan jenazah seorang lelaki yang telah berkeluarga? (Jawab: istrinya selaku mahram, anak-anaknya, orang tua, saudara-saudara kandungnya... Jika ada 'petugas/sukarelawan tukang memandikan khusus' yang diundang, hendaknya petugas menyampaikan izin yang santun kepada pihak ahli waris tersebut untuk ikut membantu proses menguruskan penyelenggaraan jenazah.) 


 Yaa Allah biha Yaa Allah Bi khusnil khotimah, aamiin...

Wallahu a’lam.

Semoga kita petik hikmahnya bersama-sama, Barokallohu fiikum! Salam Ukhuwah yah!

wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...

T : @bidadari_azzam

Note : *Disampaikan di beberapa majelis taklim/sharing tausiyah sisters muslimah di Palembang, Krakow, dan Kuala Lumpur.


Monday, November 18, 2013

Sekilas Tips Menjaga Stamina di Sela Kesibukan Beraktivitas


Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh...   

Tahmid wa sholawat, semoga sahabat-sahabat senantiasa sehat jasmani rohani, dalam penjagaan terbaik-Nya, aamiin.

Apakah kalian adalah pelajar yang sibuk mengerjakan tumpukan tugas dari para guru? Ataukah pekerja dan pengusaha yang harus mondar-mandir 'meeting', berjadwal tugas padat, serta banyaknya target penyelesaian aktivitas sehari-hari? Atau mungkin kalian adalah sisters yang sering 'nyeri bulanan' dan stamina jadi menurun kala periode tersebut? Mungkin juga kalian adalah sosok pebisnis yang mengantarkan banyak 'orderan' secara langsung kepada para pelanggan, atau setiap saat harus siap berlari ke kantor pengiriman paket karena orderan produk dari para pembeli? Atau mungkin 'kegiatan harian' kita mirip? 

Adakah kemiripannya sebagai seorang emak yang subuh-subuh harus bangun, kudu menyiapkan sarapan keluarga, menyiapkan bekal makan siang suami (dan anak-anak yang bersekolah), mondar-mandir nyuapin balita seraya memandikan balita lainnya, mengantar ke sekolah dan menjemput mereka kembali, menanti anak yang TK di sekolahnya, menjawab telepon dan email penting di sela kegiatan, mengganti baju dan membantu makan siang balita di siang hari, mengantarkan anak-anak ke tempat les atau aktivitas sore lainnya, kudu berbelanja, menyiapkan makan malam, dan masih seabrek-abrek 'homeworks' setiap harinya? 


Kelincahan Zuhud di ruang tamu :-D
 

Beberapa pengalaman kecil dan secuil sharing dari pertemuan dengan konsultan kesehatan keluargaku, juga dari banyak sobat yang kujumpai, apalagi yang sudah berusia lebih dewasa (sisters or brothers 40++ misalnya), mengenai tips atau cara menjaga stamina kita di sela kesibukan sehari-hari adalah sebagai berikut :

1. Rutin berolah raga ringan, ini kita masih sering lupa---lupa untuk rutin menjaga kebiasaan ini :-(. Contoh sepele adalah gerakan sholat di 'on time 5 waktu', efeknya besar buat menjaga jasmani rohani, lho dear... :-)

Bahkan ada teman non-muslim yang sudah menjadi muallaf di Krakow, di awal-awal perkenalan kami, dia belajar sholat terlebih dahulu, dan katanya, "Kayak olah raga yang nyaman dan rileks, yah? Semacam ada perpaduan antara hati, gerak tubuh dan istirahatnya pikiran..." :-D Dan yang lebih mencengangkan baginya adalah "seluruh dunia mengetahui tata cara sholat yang seragam---dari guru yang sama, yaitu Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam." :-)

Gerakan ringan lainnya yang bisa dilakukan, terutama buat kita 'para emak' adalah : sit up 20 kali, sebelum tidur dan setelah bangun pagi. Juga peregangan kaki (gerakan agak jongkok, gerak pada persendian lutut) bisa kita lakukan sambil memasak atau ketika usai menjemur pakaian, hihihihi...

2. Minumlah air putih sebelum tidur dan ketika bangun tidur (jangan lupa basmalah sebelum meminumnya). Kekurangan cairan pada tubuh merupakan salah satu penyebab kelelahan. Jika tubuh kita kekurangan cairan maka darah akan mengental. Pada akhirnya darah akan lebih lambat dialirkan dan butuh lebih banyak waktu untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, maka dengan minum secukupnya akan meningkatkan stamina tubuh. Kelembaban kulit kita pun terjaga.

3. Tambahkan madu pada teh atau air putih yang diminum, atau konsumsi sesendok madu murni setiap pagi. :-) 
Alhamdulillah, dampaknya memang ^-^ TOP donk! Madu dan kurma kan memang sudah menjadi sepasang menu yang harus ada di dapur muslimin, keduanya adalah menu favorit Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Minimal dua kali seminggu kita mengonsumsinya, terutama kalau puasa sunnah senin dan kamis.

4. Hindari banyak makan---yang dalam satu waktu 'kekenyangan'. Apalagi saat sibuk yah, sebenarnya sering tidak sempat makan, tapi jangan 'dituruti ntuh' rasa malas atau tak sempat makan hingga menderita magh. :-( 

 

     Makanlah dengan porsi secuil, tapi boleh sering, apalagi kalau ngemil buah-buahan dan sayur, :-). Makan dengan porsi banyak dan kaya karbohidrat akan menyebabkan gula darah meningkat. Ini akan membuat lebih banyak insulin yang akan dikeluarkan oleh tubuh. Kondisi seperti ini akan berakibat terlalu banyak gula darah yang dikirim ke sel otot untuk disimpan dan Inilah yang menjadi biang keladi dari kelelahan. (Sampai mengantuk dan terlena, hehehehe...) Oleh karena itu lebih baik sering makan tetapi dengan porsi kecil yang mempunyai asupan gizi tinggi. Contohnya bekali potongan buah, kurma dan biskuit planta di dalam tas kita. Semangaaat, yah!

5. Kudu bisa memanfaatkan sela istirahat. Misalnya saat menunggui anak sekolah, ke musholla enak tuh, 'dhuha time'. Pas di taxy, di kereta api, atau di dalam bus, baca quran atau buku pasti asyik (dan lebih bermanfaat) dari pada bengong.

Boleh pejamkan mata sebentar sambil berdzikir memuji-Nya, mengirim sms cinta kepada orang-orang terdekat atau sahabat di luar kota, menelepon dan menanyakan kabar teman, dan kegiatan bermanfaat lainnya akan menambah semangat diri, menyebabkan jiwa raga juga nyaman, bahagia berakibat stamina terjaga ;-). Jangan iseng-iseng 'ngomeli' pengemis, heboh lempar cemoohan dan ejekan di media sosial, dan kegiatan negatif lainnya, lhooo dear... Karena dampaknya besar juga, di dunia---waktu kita gak berkah, jauh dari manfaat, serta di akhirat--- ada adzab yang berat. Naudzubillahi minzaliik.

6. Letih, penat, kesal, marah, sedih dengan ketidak-disiplinan orang di sekitar kita, atau ada hal yang tidak sesuai perkiraan kita, sikapi dengan segera berwudhu! Sebelum iblis makin menggoda dengan sikap negatif yang bisa kian menjadi. Adakan 'back-up' atau cadangan acara. Misalkan kalau si X mendadak gak bisa datang ke tempat temu-janji, maka saya akan segera puang dan ke taman bersama anak-anak..., contoh lainnya "Jika hujan, dan field-trip barbeque-annya dibatalkan, saya dan sobat Y menyiapkan acara lain di rumah Y (yg berdekatan dengan tempat field-trip).

 
Intinya, hindari stress, yah say! :-)

Bang Sayyif yang senang bersekolah :-)



Di taxy, menemani abang, sore di kelas #Quran 


Masjid di Taman setiawangsa - KL, suasana jum'atan, menemani bang Azzam ^_^


Sesaat di konser Opick- Charity for Palestine...



7. Sempatkan membuat jadwal, meskipun tidak detail. Paling tidak, jika seisi keluarga saling mengetahui jadwal anggota keluarganya, tidak kebingungan menyampaikan informasi kalau ditanya oleh teman ybs, juga menambah keakraban seluruh anggota keluarga. *Damai nyaman dalam keluarga akan membuat stamina terjaga*

Urutkan sesuai prioritas, misalkan minggu ini ke dokter anak untuk diskusi permasalahan sebab demamnya kemarin---minggu depan cek gigi abangnya pas sedang tidak ada ujian di sekolah (cek-up biasa, bukan karena sakit gigi). Pasti rutinitas kegiatan tidak akan pernah habis semasa seseorang masih bernafas. Namun selaku muslim yang bijak, kita harus memuhasabah diri, mana-mana kegiatan wajib, kudu dilakukan, mana yang sunnah, mana yang paling penting, mana yang kurang penting, dll dsb. :-) 
 

Very sweet moment ~ renang dengan anak-anak


Hadir dalam kelas kursus pengurusan jenazah beberapa waktu lalu :-) #Alhamdulillah 


Semoga tips ini bermanfaat dan hari-hari sobat kian dihiasi keberkahanNya, aamiin...
Barokallohu fiikum, Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤ Mari silaturrahim via twitter : @bidadari_azzam

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-) 




Sunday, November 17, 2013

Pesimis VS Optimis


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
 




Apa kabar qolbu-qolbu kita hari ini? Apakah senantiasa optimis dalam keimanan, ataukah rapuh dan berbalut rasa pesimis?

Pesimis adalah sikap manusia yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Sedangkan Optimis adalah sikap manusia yang didominasi oleh pikiran positif, melihat segala hal dengan fokus pada kebaikan.

Orang pesimis biasanya cepat ragu dan gusar, sedangkan orang optimis biasanya selalu bersemangat dalam mempertahankan prinsip dan pilihan sikap hidup.

Orang pesimis senantiasa melihat kesulitan, kesusahan dalam setiap kesempatan, sedangkan seorang optimis langsung melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.

Orang pesimis selalu cepat berkata ‘tidak tahu’, tidak bisa, tidak mungkin. Sedangkan orang optimis senantiasa berkata, “belum, nanti akan saya cari tahu.” Atau belum bisa—nanti saya pelajari dahulu, dan selalu yakin mengenai segala kemungkinan yang akan terjadi dalam tiap perencanaan kerja.

Orang pesimis merasa selalu berduka, luka dan prahara dirasakan selalu hadir setiap saat, dan mengira bahwa hidup hanya berbalut rasa sakit. Sedangkan orang optimis senantiasa menyadari bahwa segala luka, lelah, dan sakit hanyalah sementara. Tak ada strategi paling mujarab selain ikhlas dalam menetapi kesabaran dan menjaga kesyukuran.

Orang pesimis menjadi sosok yang kurang percaya diri karena lebih banyak menghitung ‘hal yang tidak menyenangkan’, orang optimis memiliki keyakinan dan rasa percaya diri tinggi sebab merasa ada hal baik di setiap kejadian apa pun.

Bagi orang pesimis, Ciri lain yang melekat adalah sedikit-sedikit kecewa, sedikit-sedikit merasa langkahnya salah, lebih banyak keluhan dan mudah menyerah. Bagi orang optimis, ciri lain yang melekat adalah ketika ada kecewa atau tertusuk duri dalam melangkah, ia akan bersegera memperbaiki diri, mengobati luka dengan tetap ceria dan bersemangat dalam perjuangannya.


Si pesimis cenderung mencari untung untuk diri sendiri, mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan si optimis mengorbankan kepentingan pribadi karena merasa bahagia jika menyenangkan orang lain.

Si pesimis seolah hidupnya penuh curiga, melihat kehidupan bagaikan warna hitam-putih saja. Si optimis merasa hidupnya penuh berkah, memandang kehidupan berwarna-warni dan selalu indah.

Si pesimis suka membesar-besarkan masalah kecil, namun enggan mencari penyelesaiannya, sedangkan si optimis berusaha untuk menemukan solusi atas masalah besar meski dengan langkah kecil.

Si pesimis gemar menunda pekerjaan dan merasa tak termotivasi, sedangkan si optimis tekun dan menyegerakan karya nyata secepatnya.

Dalam kondisi akut, orang pesimis berpikir congkak bahwa, “Saya lebih hebat dari pada dia dan dia…” Sedangkan si optimis tetap sederhana dan berpikir bahwa, “Saya harus selalu belajar dari dia dan dia…”

Ketika disodori setangkai mawar, orang pesimis langsung mencemooh ketajaman duri-duri si mawar. Sedangkan orang optimis tak peduli pada duri, melainkan terlebih dahulu memuji keharuman bunga indah tersebut.





Dalam situasi dikhianati rekan atau teman, si pesimis akan menggeneralisasi permasalahan, bersikap bagai bom meledak yang memuntahkan segalah amarah bagaikan tak ada secuil pun jasa teman yang dinikmatinya. Sedangkan sang optimis akan bersikap adil, menelaah dengan hati-hati dan berusaha menyelesaikan permasalahan itu dengan menyadari posisi, situasi dan keadaan yang dihadapi orang lain.

Orang pesimis di setiap tahap pekerjaannya selalu mendahulukan kemungkinan buruk, orang optimis dapat menjaga keseimbangan prediksi sesuai dengan optimal usahanya, fokus untuk meraih hasil terbaik.

Orang pesimis kurang banyak teman karena orang sekitar menjadi turut resah jika tertular kepesimisannya. Sedangkan orang optimis mudah memperoleh banyak teman dan sahabat baik.

Orang Islam tak punya kata pesimis dalam kamus hidupnya, karena pedoman yang telah dipegang teguh adalah al-Quran dan al-Hadits.

Pernahkah terpikir oleh kita bahwa segala rintangan, kesulitan yang dihadapi menjadikan kita kian ahli dan bertambah pengalaman dalam segala hal? Sungguh indah ayat cintaNya mengenai sikap optimis yang harus ditanamkan dalam diri kita, Alam Nasyrah, “… karena. sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (QS 94: 5-6)

Semoga kita dapat menghindari ciri-ciri pesimisme yang dapat meruntuhkan kepercayaan diri pada keindahan taufiq hidayahNya yang telah kita dekap erat-erat. Untuk menanamkan kegembiraan dan optimis di hati, hendaknya kita menyadari bahwa tugas diri hanyalah berusaha semampunya, mengoptimalkan ikhtiar dan memanjatkan pinta kepadaNya, sedangkan ketentuan dan hasil akhir adalah urusan Allah ta’ala. Penilaian dan ganjaran terbaik adalah milikNya semata. Wallahu’alam bisshowab.

(Salam Ukhuwah, semoga selalu optimis, sahabat! @bidadari_azzam, KL akhir dzulhijjah 1434h)

Barokallohu fiikum, Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤ Yoook, silaturrahim via twitter : @bidadari_azzam

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-)

Sunday, November 10, 2013

Tempat Terbaik (bag. 1)


Assalamu"alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh... 











 

Alhamdulillah, sepanjang tahun ini kami sekeluarga mendarat di belasan bandara internasional, karena kepindahan kerja dari Poland, silaturrahim di tanah air, selanjutnya pindah dari Kuwait, perjalanan umroh ke baitulloh, kemudian kembali ke Kuala Lumpur, tempat lahir bang Sayyif, putra kedua kami. Tidak sedikit saudara dan teman yang berulang kali menanyakan kondisi kesehatan dan ragam rasa penasaran mengenai perjalanan demi perjalanan yang kami lalui. Biasanya di sela senggang, ada waktu singkat untuk menjawab rasa penasaran tersebut. Satu hal yang pasti adalah Allah Maha Kaya, Hanya Dia-lah tempat kita berserah diri, tempat meminta keberkahan dalam setiap perjalanan ini.

Tujuh bulan di Kuwait merupakan masa indah yang sangat berharga. Kami memetik banyak pelajaran tentunya, apalagi kondisi cuaca panas yang sempat berada dalam suhu 60 derajat Celsius pada bulan ramadhan lalu. Subhanalloh, betapa hebat Allah SWT, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, tak terbayang dan belum pernah ada dalam mimpiku tatkala menyadari bahwa kami berlima ini telah menapaki salju tebal nan beku, kemudian bulan berikutnya melalui padang pasir yang terik. Tiada daya upaya selain kekuatan yang Allah ta’ala limpahkan, tiada yang dapat diucapkan selain istighfar dan hamdalah sebagai kesyukuran hamba. Allahu Akbar!

Di tengah penat mata dan telinga serta raga dalam keseharian dan perihnya merasakan derita di bumi Anbiya, kekuatan atas do’a telah terbukti nyata. Alhamdulillah, saat memohon kelancaran untuk berpindah di tempat yang lebih dekat dengan keluarga di tanah air, iringan do’a ini segera dikabulkanNya. Tak hanya penjagaan supaya hati terus bersabar, Allah ta’ala pula yang menaburkan banyak peristiwa di hadapan mata, agar diri kian belajar. Insya Allah… 



Beberapa contoh yang sangat menohok adalah tatkala setiap minggu isi berita dan kabar dari temanku adalah berita kematian, anak-anak mereka telah kembali kepadaNya. Tak tanggung-tanggung 3 anak dalam satu bulan. Namun hebatnya, saudariku ini masih bisa berucap, “Apalagi anak-anak kita lainnya di bumi Syria, Palestina dan Egypt, yang setiap hari terasa begitu murah harga nyawa, seberapa dahsyat berlipat ganda perih hati para ibu lainnya?”

Seminggu sebelum kami berangkat ke Kuala Lumpur, ada pula tragedi dialami seorang pekerja Indonesia, wanita. Ia telah tujuh tahun bekerja di sana, dan dalam hitungan hari pada minggu itu, dirinya tengah bersiap pulang kampung. Tiket telah dipersiapkan, Cancellation-visa sudah oke, namun tatkala mencari oleh-oleh, seorang penabrak lari telah beraksi, nyawa wanita Indonesia ini melayang, ketika ia tiba di rumah sakit. Yaa Allah, keluarganya harus menerima kepulangan sesosok jenazah. Innalillahi wa inna ‘ilayhi roji’uun.

Peristiwa itu tentu menjadi pelajaran mahal buat para perantau lainnya, termasuk bagi kami. Titik air mata mengingatkanku pada peristiwa yang mirip dengan itu, di saat akhir 2007 di Bangkok, sewaktu kami sekeluarga harus bermalam di rumah sakit ~padahal keesokan harinya adalah hari terakhir di appartemen dan sudah berjumpa dengan manajemen kantor serta pihak manajemen condo untuk mengucapkan ‘good bye’. (ada terselip dalam kisah inspiratif Catatan CintaNya di Krakow). Adanya peristiwa kematian setiap menit memang sudah menjadi bagian dari qodho & qadar, demikian pula berita kelahiran yang mewarnai hari teman-teman lainnya.

Beberapa hari setelah berita duka itu, percakapan antara diri ini dengan seorang sister pun menjadikan hati selalu teringat pada sakaratul maut. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. (QS. Qaaf: 19) Bahwa diri kita adalah hamba-hamba Allah SWT yang mengisi kesibukan di dunia ini selagi antrian menuju tempat terbaik dalam ketetapanNya. Oh, “Setiap jiwa akan merasakan mati“. (QS. Ali ‘Imran: 185), adalah jelas pengingat buat diri kita supaya tidak seenaknya mengabaikan makna hakiki kehidupan, mengabdi kepada Robbul izzati.

Satu episode perjalanan di Polandia saja belum bisa kurampungkan dalam wujud buku yang dinantikan sahabat semua, apalagi tatkala mengadakan perjalanan darat berumroh ke baitulloh dari Kuwait, serta merasakan keindahan ramadhan dan hari raya di jazirah Arab, hingga urusan kepindahan kembali ke Kuala Lumpur. Ada banyak amanah yang harus segera ditunaikan. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah ta’ala yang senantiasa melimpahkan penjagaan terbaik bagi kita semua. Satu hal yang paling kuingat sewaktu detik-detik keberangkatan adalah bantuan sobat-sobat selalu hadir di saat yang tepat, meskipun problema datang silih berganti terutama atas leletnya urusan dengan orang lokal atau pihak kantor. Sampai beberapa jam sebelum berangkat pun, suamiku harus ke bank, mencairkan cek deposit appartemen karena pihak administrasinya tidak mau memberikan uang cash.

Semenit sebelum check-in, ternyata kami berjodoh jumpa dengan sister Keba dan ibunya. Mereka ini adalah keluarga Egyptian yang merantau di Kuwait, dan berperjalanan umroh bersama kami. Subhanalloh, bangku kami berdampingan dalam bus waktu itu, dan ‘Baba Keba’ (ayahnya) menghadiahi anak-anakku mainan sebelum berpisah, padahal setiap hari dalam seminggu itu beliau selalu membelikan jajanan snacks anak-anakku pula, masya Allah! Alhamdulillah, duhai Allah, cantiknya nurani mereka, indahnya keikhlasan mereka.

Dalam suasana berangkulan mesra itu, Ummah Keba tak henti-hentinya memeluk dan menempelkan pipinya ke pipiku, seraya bercerita bahwa sister akan melanjutkan kuliahnya kembali ke Mesir, meskipun belum ada kejelasan jadwal pelajaran karena situasi disana masih belum stabil. Dengan tanpa air mata dan senyum tulus seperti biasanya, mereka mengatakan bahwa beberapa minggu yang lalu, ada beberapa anggota keluarga yang syahid. Ya Allah… 



Dari sinar mata bening itu, tak kutemukan gundah atau rasa kesal. Sungguh keluarga ini adalah sosok-sosok mukmin yang begitu tegar dan pasrah akan kehebatan Allah ta’ala, Sang Maha Sempurna. Tatapan muka yang amat optimis akan janji-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari berkata):” Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS. Fushshilat: 30)

Ketika telah berada di pesawat, masih melintas wajah-wajah qona’ah sister Keba dan keluarganya, bergantian dengan bayang-bayang sisters di Krakow yang salah satunya (yaitu sister Volha-asal Belarus) juga sedang berada di Mesir sebagai utusan Jurnalist. Bahkan tatkala sister Volha berfoto bersama rakyat Mesir yang setiap hari memprotes kudeta militer, foto-foto itu ceria sekali. Padahal beberapa sisters yang ada di foto mengatakan, “Abang dan sepupu saya sudah mendahului kita, beliau ada di tempat yang terbaik…” Subhanalloh, dengan usia belia, ucapan bermakna mendalam itu sangat lancar dilisankannya, sister Volha begitu antusias membagi kisah kunjungannya kesana, bahkan ia katakan kepadaku bahwa sekarang seolah dia telah disadarkan tentang antrian menuju ke tempat terbaikNya, insya Allah. …(bersambung)

@bidadari_azzam, Kuala Lumpur, Dzulhijjah 1434h

Sambungannya (bag.2) baca langsung di TKP-link ini saja yah... atau (bag.3) disini bisa juga ;-)


Tentunya dalam artikel hikmah ini, Saya juga sekaligus menjawab ratusan tanya di hati para sahabat mengenai satu hal :
"Kenapa keluarga kami bisa berpindah-pindah & tampaknya asyik sekali bertravelling ?"

Sesungguhnya kami berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla, jadi "pindah-pindah", ber-travelling, dan urusan segala macam yang hadir akibat perjalanan hidup ini, semuanya memang diniatkan hanya karena Allah SWT :-), mencari berkah dan keridhoan Allah ta'ala semata. :-) 



Insya Allah, jumpa lagi! ^_^

Barokallohu fiikum! Salam Ukhuwah yah! Wassalamu'alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh... t: @bidadari_azzam


Kenampakan Alam SumSel


Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-)

Secuil sharing tentang sebuah tanya di sudut hati, "Apakah efeknya jika kita mempelajari kenampakan alam wilayah Indonesia?"

Bang Azzam (yang saat ini baru saja mengerjakan PR IPS, bab Sumber daya Alam ;-)) menjawab, "Mau kesana, kapan yah mi?"

:-) hehehe, begitulah kita, seumur hidup pun, tak akan cukup masa untuk menapaki satu demi satu berbagai kenampakan alam di tanah air kita, Indonesia nan luas. Danau, sungai, lembah, bendungan, gunung, pantai, pulau-pulau kecil jumlahnya sangat banyak. Ibu gurunya mengingatkan saja, supaya 'setidaknya' murid-murid mengetahui lokasi kenampakan alam tersebut. Jadi murid-murid (yang notabene berada di tanah rantau, daratan Eropa bersama orang tuanya) diberikan tugas untuk mencatat apa-apa saja kenampakan alam di provinsi asal mereka.




Maka Abang Azzam pun menuliskan "Kenampakan Alam Sumatera Selatan (SumSel)" karena kota Palembang (ibu kota SumSel) adalah kota kelahirannya, (^-^). 






#Alhamdulillah di bab tentang "Sumber Daya Alam Indonesia" tersebut, anakku menjadi tahu bahwa bumi pertiwi amat luas. Ia jadi mengerti tentang alasan sahabat-sahabat di luar negeri (yang biasanya) sering berkata, "Wow, you came from Indonesia?! That's very beautiful country! Sebenarnya pelajaran IPS kurang disukainya, sebab banyak hafalan, euy... *tepok jidat* kayak emaknya dulu, paling malas kalau membaca hafalan-hafalan nama-nama tarian daerah, dll, hehehehe. Cuma, tergantung suasana juga, kadang-kadang jadi rajin baca-baca, yang kemudian melekat pula dihafalkan oleh otak :-P, apalagi kalau mengenai bab-bab yang membuat bang Azzam tertarik, semisal tentang bendera-bendera negara lain (tapi ini yang IPS-versi sekolah Poland , yang kurikulumnya juga Cambridge-UK).

Btw, Bang Azzam memang masih melanjutkan Sekolah Indonesia-Nederland (jadi dia Online tengah malam di KL, waktu Eropa sore) karena dia mau masuk Sekolah Indonesia-KL (yang masih 'full-seat'), Bang Azzam tidak mau 'join ke sekolah Internasional yang beberapa telah kami kunjungi'. Si abang sholih ini sudah punya beberapa alasan dan pertimbangan ketika berdiskusi *serius-santai* dengan ummi-abinya, :-D.

Kembali tentang kenampakan alam, khususnya di Sumatera Selatan, Saya simpan di blog ini sebagai arsip---sekaligus mengenang tulisan abang di kelas 4 SD ini, hihihi... 





Tambahan yang tidak disebutkan : ada Gunung dempo dan Bukit Jempol di Sumatera Selatan.

<3 "Selamat Hari Pahlawan buat semua pahlawan tak dikenal yang gugur dalam perjuangan sejati, barokalloh!"


Barokallohu fiikum! Salam Ukhuwah yah! 
Wassalamu'alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh...
 t: @bidadari_azzam

Sunday, November 3, 2013

Amal Jariyah (Sharing kelas #Hadits)




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh





 

بِسْÙ…ِ ٱللَّÙ‡ِ ٱلرَّØ­ْÙ…َÙ€ٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيم

 

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah hingga ke hari kiamat.

 

Sahabat dimanapun berada yang dirahmati Allah,

Amal Jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walau pun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia. Amalan tersebut menghasilkan pahala yang terus mengalir kepadanya.

 

Hadits tentang amal jariyah yang popular dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya." (Hadits Riwayat Muslim)

 

Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariyah. (Diterangkan oleh Ust. Abu Basyer-Selangor)

 

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda maksudnya, "Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya meninggal dunia ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak sholeh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibina, rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan, sungai (sumur-sumur) yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya." (HR. Ibnu Majah)

 

Di dalam hadits ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariyah sebagai berikut :

 

1. Ilmu yang diamalkan/sebarluaskan : 

 

Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal dan pendidikan tidak formal seperti perbincangan ilmiah, tazkirah di masjid-masjid, ceramah umum, kursus motivasi, program dakwah dan tarbiyah dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah menulis buku-buku yang berguna untuk dipahami masyarakat luas, menulis kalimat-kalimat indah berdasarkan aturan-Nya di berbagai media dan menyebarkan bahan-bahan pendidikan Islam melalui artikel-artikel tazkira di blog dan akun sosial lainnya.


Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diaplikasikan, ditransfer kepada orang lain, dengan maksud menambah kualitas kebaikan bagi orang lain pula. 

 

2. Anak sholeh yang ditinggalkan :

 

Mendidik anak menjadi anak yang sholeh. Anak yang sholeh akan selalu berbuat kebaikan di dunia, insya Allah. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang diperbuat oleh anak soleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah meninggal dunia tanpa mengurangkan nilai atau pahala yang diterima oleh anak-anak tadi. Doa anak yang sholeh kepada orang tuanya mustajab di sisi Allah SWT.

 

3. Mushaf (kitab-kitab agama) yang diwariskannya :

 

Mewariskan kitab suci al-Quran, kitab tafsir al-Quran, mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya. Demikian pula untuk anggota keluarga dirumah, untuk sekolah-sekolah agama dan ma'had tahfiz dan untuk perpustakaan awam. Selagi kitab-kitab tersebut digunakan sebagai bahan bacaan dan rujukan maka orang yang mewakafkan akan mendapat pahala kebaikan yang terus-menerus.

 

4. Masjid yang dibina :

 

Membangun masjid. Perkara ini selaras dengan sabda Nabi SAW yang bermaksud, "Barangsiapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah ta'ala walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di syurga" (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

Orang yang membina masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang mengerjakan amal ibadah di masjid tersebut. Termasuk juga mewakafkan tanah untuk pembinaan masjid. Barokalloh!

 

5. Rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan :

 

Membangun rumah musafir atau pondok bagi orang-orang yang bermusafir untuk kebaikan adalah suatu amalan sangat dianjurkan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk berehat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya. Termasuk juga kita membina pondok perhentian bus ditepi-tepi jalan yang tidak di bangun oleh pemerintah, mengajarkan aktivitas kebaikan bagi orang-orang yang dalam perjalanan (di banyak negeri, orang-orang di perhentian bus sering memperoleh ujian berat berupa godaan kehidupan remang-remang).

 

6. Sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang ramai,

 

Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tempat-tempat orang yang memerlukannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu meninggal dunia dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir pula.

 

Semakin banyak orang yang memanfaatkannya, semakin banyak ia menerima pahala di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membina sebuah telaga lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah ta'ala akan memberinya pahala kelak di hari kiamat." (Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah)

 

7. Harta yang disedekahkannya :

 

Menyedekahkan harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Selain daripada harta yang diberikan sebagai sedekah, termasuk juga mewakafkan tanah untuk pembangunan pendidikan Islam, rumah anak yatim, maahad tahfiz, tanah perkuburan dan rumah bagi orang-orang tua. Selagi tanah tersebut digunakan untuk kebaikan maka pahalanya akan berterusan kepada pemberi tanah wakaf tersebut.

 

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi pelakunya, sesungguhnya orang mukmin kelak di hari kiamat hanyalah bernaung dalam naungan sedekahnya." (Hadits Riwayat Al-Tabrani)

 

Sedekah dapat di jadikan sebagai pemberi syafaat bagi pelakunya. Di dalam kubur ia mendapatkan kesejukan berkat sedekahnya dan terhindar dari panasnya kubur. Demikian pula di hari kiamat, ia akan mendapatkan naungan dari amal sedekahnya, padahal ketika itu kebanyakan manusia berada di dalam kepanasan yang tiada taranya. Dalam hadits lain di sebutkan bahwa sedekah itu dapat menolak kemurkaan Allah.

 

Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah, 

Apa yang disombongkan adalah sikap bakhil, kecintaan yang berlebihan terhadap nikmat dunia dan kurang peka terhadap golongan yang memerlukan bantuan bukanlah sikap seorang mukmin.

 

Tinjaulah bagaimana mereka yang berada dalam kelompok mukmin yang bergelar hartawan seperti Uthman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf memamerkan nilai diri yang melandasi tuntutan agama nan mulia. Mereka langsung tidak sayang-sayang dan bersikap pelit dengan harta yang mereka miliki, sebaliknya merekalah yang muncul sebagai penyumbang utama kepada usaha meningkatkan syiar agama termasuk dalam aspek menyalurkan aneka bantuan kepada masyarakat. Mereka adalah teladan ummat.

 

Sejarah dengan jelas merekam dalam tinta emas kedudukan mereka itu yang begitu luhur dalam kerja-kerja membantu kemajuan ummat. Inilah sebenarnya yang Islam kehendaki, yaitu yang kaya membantu mereka yang berada dalam kesempitan. Barulah bermakna dan bermanfaat segala harta dunia yang dimiliki. 

 

Amanat Allah SWT berikut ini wajib kita ingat selalu, firman-Nya yang bermakna : "Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bagianmu (keperluan dan bekalanmu) dari dunia dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan pemberian rahmat-Nya yang melimpah-limpah) dan janganlah engkau melakukan kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berbuat kerusakan.” (Quran Surah al-Qasas ayat 77)

 

Justru, usaha-usaha di dunia ini adalah berkeinginan untuk meningkatkan kualitas perbekalan di akhirat, investasi harta benda adalah untuk kampung akhirat. 

 

Allah SWT berfirman yang bermakna, “Orang yang membelanjakan (mendermakan) hartanya pada waktu malam dan siang, dengan cara sulit atau berterang-terangan, maka mereka beroleh pahala di sisi Tuhan mereka dan tiada kebimbangan (daripada berlakunya kejadian yang tidak baik) kepada mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.” (Quran Surah al-Baqarah ayat 274)

 

Sahabat-sahabat yang dicintai Allah ta'ala, 

Rasulullah SAW sepanjang hayat baginda sangat memandang tinggi sikap dermawan yang tidak bakhil dengan menyumbangkan hartanya di jalan kebaikan. Dengan kenyataan yang juga berbentuk satu motivasi buat umatnya, baginda berpesan kepada kita: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan tangan yang di atas suka memberi dan tangan yang di bawah suka meminta.” (Hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Daud)

 

Teruskan beramal jariyah karena inilah jenis amalan yang umpama air sungai---mengalir kepada mukmin yang melakukannya ketika mereka masih hidup di dunia ataupun ketika telah meninggal kelak.





Ust. Baharuddin Ayudin dalam kelas hadits pagi ini menyampaikan pesan bahwa suatu amalan yang tak pernah sia-sia adalah "yang dilakukan dengan ikhlas lillahi ta'ala" (tanpa dibumbui tujuan lain / syirik selain karena Allah semata) dan amalan yang dicontohkan oleh baginda rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Artinya apa yang kita kerjakan, meskipun sedikit, harus sesuai tuntunan syari'at, supaya manfaat sampai akhirat. Kita berpegang teguh kepada dua pedoman utama yaitu al-Quran (Kalamullah) dan al-Hadits (sunnah rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam).





Insya Allah nanti kita lanjutkan...

Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤ 

Yoook, silaturrahim via twitter : @bidadari_azzam

Wassalamu'alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh. :-)