“Balik lagi ke habitat asli, nih yeee…” sindir Dinda kepada saudarinya yang ‘ngartis’, pas lagi ramadhan, job bertaburan terutama sesi pemotretan model sebuah busana muslimah yang ‘trendy’. Saudarinya tertawa kecil, “Yeeee, namanya juga permintaan pasar dan sesuai keinginan produser, hehehe, nyantai aje…” jawabnya sambil segera berlalu.
‘Sama habitat asli’ pula kumpulan ibu-ibu atau para prt di kompleks perumahan sudut ibu kota itu, pagi-pagi ketika suami sudah berangkat kerja dan anak-anak bersekolah, ‘acara ngerumpi’ di tukang sayur kembali digelar, kan Ramadhan sudah selesai, di sela kesibukan sebelum memasak makan siang, kegiatan rutin yang biasanya ‘absen’ saat Ramadhan adalah ngobrol-ngobrol, yang tadinya bisa saja membawa manfaat semisal saling tanya resep masakan atau tentang tips merawat anak yang sakit, namun selanjutnya bisa menjadi panjang lebar dan amat luas, pembicaraan menjadi ghibah, bergosip sana-sini sampai memfitnah tetangga lain, naudzubillahi min dzaliik.
Apakah kita termasuk finalis-finalis Ramadhan 1432 Hijriyyah? Jawabnya ada dalam diri masing-masing, kita bisa memberikan perkiraan penilaian peningkatan kualitas pribadi ketika mengintrospeksi diri sendiri, atau juga menanyakan kepada kekasih hati (suami atau istri) yang merupakan teman seatap, melihat dengan jelas bagaimana keadaan amalan sholih kita sebelum dan sesudah ramadhan. Idealnya setiap bulan penempaan nan mulia tersebut usai, maka pribadi insan yang menjalaninya makin baik, kualitas iman bertambah, ada banyak kebiasaan buruk yang sudah hilang, dan bertambah banyak kebiasaan baik yang rutin dilakukan.
...Lanjutan artikelnya baca di TKP langsung, berikut link Oase Iman-Eramuslim, semoga bermanfaat :-), Semoga nuansa Ramadhan menghiasi jiwa kita hingga akhir desahan nafas... Allahumma amiin.
Salam Ukhuwah ya!(^-^)
Sunday, September 11, 2011
Tetap Bernuansa Ramadhan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment