Pagi cerah musim dingin di Bangkok. Burung-burung dara seperti biasa beterbangan di sekitar jendela condominium kami. Kesibukan yang luar biasa, pagi tanggal 7 desember 2007, hari jum’at saat itu. Aku menyiapkan sarapan seraya membereskan pernak-pernik mainan Azzam. Maklumlah, rencana kepindahan kami ke Kuala Lumpur telah sangat matang. Semua barang 80% telah dipacking. Hari jum’at ini, aku dan suami akan berkunjung ke sekolah Azzam untuk berbincang seputar kemajuan hasil belajarnya, sekaligus “bagi-bagi kue” sebagai farewell Azzam. Rencananya, usai dari sekolah, suamiku langsung ke kantor untuk berbarengan berangkat sholat jum’at dengan teman-temannya seperti biasa. Dan rencana esok sabtunya, kami ingin jalan-jalan ke cjatthucak weekend- market, selanjutnya di hari minggu pagi berangkat bareng-bareng ke Kuala Lumpur, dan “say good bye Bangkok…”… :)
Aku tak menyangka… Mentalku kembali diujiNya. Hadits shohih yang paling sering kudengung-dengungkan “Cobaan akan senantiasa menimpa orang-orang beriman, harta, dan keluarganya, sehingga ia menghadap Allah dalam keadaan tiada dosa”, ternyata hadits itu “menamparku” dengan indah di hari itu. Tahukah kamu teman? Setelah pulang dari sekolah Azzam, ternyata rencana-rencana kami harus berubah total? Maha Suci Allah…
Pikiran dan hatiku nan mulai tenang mencoba mengasah ingatan. Dahulu, lima tahun-an lalu, saat aku dan suami yang “merasa tegar dan sanggup” menikah di usia sangat muda, banyak menghadapi rintangan dan tekanan dari orang-orang yang harus tetap kami hormati. Seiring waktu, Untaian cinta kasih kami terajut dalam menghadapi beragam masalah rumah tangga baru. Sejak saat itu, suamiku kusebut “Belahan Jiwaku”. Kami adalah satu jiwa yang utuh, jika tiada diriku disampingnya atau sebaliknya, maka individu yang ada hanya berisi separuh jiwa. Subhanallah! Dan di saat Ananda Azzam lahir 28 agustus 2003 lalu, kami pun dalam rutinitas permasalahan kompleks sebagai orang tua muda, sebagai mahasiswa-mahasiswi, teman-teman pasti bisa menebak-nebak segala kondisi sulit yang terjadi saat itu. Dan Subhanallah, kami mampu melewatinya… Azzam kami belai-belai sayang, dan kami sebut MUTIARA KASIH kami. Segala urusan kami makin lancar saat Azzam lahir. Bahkan karir suamiku sangat cepat terbang, Barokah Allah sangat kami rasakan.
Tahun selanjutnya dari Bandung pindah ke Jakarta, training ke Jerman, lalu bisa membeli rumah sendiri dari hasil jerih payah di usia belia, dan dari Jakarta merantau ke Bangkok, Thailand. :) Tak terasa Azzam sudah 4 tahun, sehingga kami memutuskan “bersiap-siap” kembali menyambut adik. Setelah suamiku bertugas project ke Johannessburg, Repoublic SouthAfrica, “hawa” sejuk ingin menambah momongan sangat terasa dalam rumah tangga kami. Di awal minggu September 2007, aku dan suami sangat gembira saat “sang Adik Azzam” telah positif dalam rahimku.
Tahukah kau teman? Azzam selalu berteriak memanggil-manggil “nabila…. Nabila…”, ia telah menamai adiknya… (he3he3…). Aku pun “menikmati” masa mual-mual, muntah-muntah, dan malas makan, yang dulu waktu kehamilan pertama tidak kurasakan. Aku berusaha “enjoy aja” dengan kondisi yang kurang fit ini, meskipun sulit. :) Di bulan ketiga kehamilan, kami sekeluarga menyebut Nabila sebagai PERMATA HATI, yang kupanggil “Diamondku….”. Subhanallah… Aku dan Diamondku punya tempat favourite kalau sedang makan. Aku ingin makan dan ngemil di samping jendela kamar condo kami seraya menatap burung-burung dara itu.
Ah…. Indahnya…
Peningkatan tekhnologi terbaru membuat suamiku memutuskan untuk menerima tawaran ke Kuala Lumpur(KL), Malaysia. Rencana yang telah kami susun, kami analisa, kami “matangkan”…
Awal November 2007, Kakak kami menikah. Kami “pulang-pergi” Jakarta-Bangkok via KL, dan aku bahkan harus mengurusi administrasi kuliah sehingga harus “pulang-pergi” Jakarta-Palembang… Sejauh ini “Diamondku” sehat2 saja, begitulah kata dokterku di Bangkok.
Awal Desember 2007, kami sudah siap2 “move to KL” niih… Pokoknya sudah “tinggal ciawww” githu deh… Kubayangkan di tahun depan, aku punya dua jagoan : Sang Mutiara Kasih dan Sang Permata Hati… aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh, indah banget…. :)
Namun tiba2… hari itu 7 desember 2007, sepulang dari acara “farewell” Azzam di skul-nya, aku mengalami pendarahan hebat…. Ya Allah… :..(
Padahal dalam pikirku, “tidak lebih dari 30 jam lagi” kami meninggalkan Bangkok…
Ya Allah… sore 7 desember itu amat menyeramkan bagiku. Saat sang dokter mengatakan “ Sorry, I think she’s not life…” aku, azzam n abinya terdiam membisu, sementara hati bergemuruh ingin berteriak, hati bergemuruh ingin memberontak, berharap semua itu mimpi dan bila terbangun segalanya berjalan lancar sebagaimana perencanaan yang telah dirancang… Sungguh hari itu amat pahit. Aku tak mungkin berangkat dalam keadaan pendarahan, sehingga saat itu juga “operasi kuret” harus dijalankan… Usai menghubungi keluarga dan minta support “para senior” (alias mbak2 yg baek di Bangkok,:)), Aku berwudhu saat maghrib tiba, lalu mengikuti seorang perawat yang menggandeng tanganku ke ruang “operasi”… Hiiiiiii….. “dulu pernah sih operasi amandel, masih kecil, 6 taon lah… tapi kayaknya gak se”deg-deg-an” saat ini…”, begitulah pikiran yg berkecamuk di hatiku...
Tiga jam aku tak sadar… bius total.
Dan Diamondku telah kembali padaNYA…
Allah….. Ampuni hamba, yaaa Robb…
Allah….. Aku tau, hari ini pahit. Sungguh pahit…
Tapi Yaa Robb, aku selalu ingat “didikanMu” bahwa Pahit yg kurasa adalah obat dariMu. Hentakan indah dalam skenarioMu. Goncangan berharga dalam ayunan dan buaianMu… Allah… Allah… Allah… Subhanallah… Walhamdulillah Walaailaahaillallahu AllahuAkbar… Allah…
Tak terpikir, kami harus me-retime jadwal penerbangan, kami harus mengurus pemakaman sang Permata Hati, kami harus berangkat terpisah-pisah, kami harus mengubah berbagai schedul, kami harus merepotkan saudara/i di Bangkok, etc... Subhanallah...MasyaAllah...
“Semua Hamba dapat merencanakan segala urusan dalam hidup, dengan sematang2nya… Dan Hanya Sang Robb Sang Maha Pemberi Ketetapan yang menguasai setiap detik usiaYang Maha Mengetahui segala yang terbaik 'ntuk hambaNya". Terima Kasih Ya Allah…
Tuesday, January 15, 2008
Nurani Berkisah : Allah Mengambil Diamond-Nya Dariku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment