Tim Pathology Bangkok Hospital menyatakan bahwa janinku normal, dan sehat, kehamilanku sehat, sehingga tidak ada alasan medis yang mengungkap kematiannya. Aku pun dibekali obat2an untuk 2 bulan ke depan sebagai perawatan lanjutan.
Awal desember,akhir tahun 2007 yang getir... Mungkin masih berjuta tanya di sudut jiwa nan tersisa. Aku bertanya padaMu, "Yaaa Robbi... Kenapa ini terjadi padaku??? Ya Allah, aku ini sosok yang patuh padaMu, sosok yang taat pada ajaran rosulMu, sosok yang tunduk pada suami dan orang tua, yang merantau jauh dari tanah air, yang terseok menggapai cita dalam pengabdian padaMU...Kenapa???"
Suara sang kalbu berbisik lembut, "Allah menyayangimu..."
Jiwa bergemuruh, mengingat-ingat ayatNya "Laayukallifullahunafsan illa wus'ahaa..." Duhai bidadari, Allah tidak membebani seseorang hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupannya...
Jiwa bergemuruh, menguntai kenangan hikmah dari para guru, "Jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu,wahai anakku... Sungguh indah prinsip hidup kita, Sabar dan syukur...sabar dan syukur dalam tiap detik menerima ketetapan perjalanan hidup dariNya..."
Jiwa bergemuruh, sepi...
Suara ketukan, kubuka "pintu" itu, seorang tetangga bersilaturrahmi. Ia berucap, "kamu pasti kuat saudariku... ketahuilah, dulu bayiku pun meninggal, ia menderita penyakit kuning...". Tetangga itu tak lama, ia berpamitan.
Suara ketukan lagi, tetangga lain datang. Ia berkisah, dulu pernah "hamil anggur". Ia datang berbela sungkawa,ikut berduka cita.
Suara ketukan lagi, tetangga lain datang. Ia pun pernah mengalami kehilangan bayi dalam rahimnya selagi masih berusia dua bulan.
Suara ketukan lain. Kali ini tetangga ini pun berkisah bahwa telah dua kali kehamilannya terganggu, dan ananda yang dinanti pun "kembali padaNya".
Suara ketukan lagi, dan lagi.
Beriring kisah kudengar. Kisah "para tetanggaku" yang beragam. Satu ibu yang berusia lanjut bahkan pernah empat bayi "meninggalkannya"! Satu ibu muda yang rahimnya harus diangkat karena penyakit yg menderanya! Satu ibu muda yang "ditinggalkan" tiga buah hatinya! Bahkan satu ibu muda yang "ditinggalkan" sang suami sementara buah hatinya masih kecil-kecil, berjumlah empat orang!
Ketukan-ketukan itu penyiram kalbu. Ketukan penuh hikmah penentram hati. Sungguh sang jiwa makin bertasbih indah, Subhanallah...
"Kamu tiada lupa, kan? Bahwa Allah masih melimpahkan segala karunia buatmu. Kamu masih bernafas dengan normal, kondisi tubuhmu baik, kamu harus bersyukur karena "diamond itu" pernah tinggal di rahimmu selama 4 bulan. Allah Sang Pemiliknya. Allah berhak memintanya kembali... kamu tiada lupa itu, khan? ", aku membisu.
"Allah cuma meminta "diamond"-mu, sedangkan kamu masih dilimpahkan kebahagiaan bersama Sang Belahan Jiwa, dan Mutiara Kasih... Kamu tiada lupa, kan? ", aku masih membisu.
"Kamu tiada lupa,kan? Ternyata para tetangga itu pernah mengalami kejadian serupa, bahkan lebih menyedihkan dari kejadian pahit yang kamu alami. Kamu tiada lupa, kan?", aku tetap membisu.
"dan pasti kamu tiada lupa bahwa Allah selalu menguji keimanan hambaNya. Allah menyayangi setiap hambaNya dan mengirimkan "surat cintaNya" untuk hamba-hamba pilihanNya... Ini masih belum seberapa dibandingkan perjuangan Rosulullah SAW dan para sahabat-sahabiyah...Ini masih belum seberapa dibanding mujahid-mujahid di Palestina, Astaghfirrullahal'adziim...", kebisuan berganti seulas senyum. "Laayukallifullahunafsan illa wus'ahaa..." Maka bersiap2lah menghadapi esok yang mungkin lebih pahit dari hari ini. Sebab orang beriman dan sabar akan keimanannya, hari yang manis baginya adalah di akhirat kelak...
Tuesday, January 15, 2008
Kalbu Nan Jernih : Laayukallifullahunafsan illa wus'ahaa...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Subhanallah...
Syukur dan sabar... :)
Post a Comment