"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya." (hadits shahih muslim no. 7500 hal. 1295).
Biasanya kita diajak untuk selalu bersyukur "saat aliran rezki" senantiasa deras dan lancar,dan harus bersabar "saat datangnya musibah yang melanda". Benar, syukur dan sabar adalah konsep hidup terbaik bagi seorang mukmin. Dan kunci yg paling penting, janganlah "dibeda2kan" antara rezki dan musibah itu. Kalau alam pikiran kita me-menej bahwa rezki itu sangaaaat asyik dinikmati, sedangkan musibah sangaaaat pantas ditangisi dan disesali, maka periksa kembali "lubang2" di hati, ;)
Misalkan Hari ini. Saat kita makan malam di resto yg high-class dgn bergairah mencicipi menu serba lezat, trus tiba2 ada telepon bahwa orangtua sakit, besoknya ada kabar jakarta kebanjiran dan rumah kita juga jadi korban, besoknya anak kita demam, malamnya bertengkar dengan pasangan, ke rumah sakit jalanan macet, pagi2 ke kantor telat, belum sempat bayar tagihan2, teman2 kantor lagi pada nyebelin, bos gak ada di tempat padahal butuh konsul yg sgt penting, ada arsip2 yg hilang, :( :( :(
apakah kita pikir semua hal yg gak enak tsb adalah musibah, dan sangat pantas untuk disesali dan ditangisi? yakinlah, kalau itu ada di benak kita, maka perasaan kita "melewatinya" akan amat sakit, dan berat hati. Dan rasa ikhlas akan ketetapanNya sukar diwujudkan. Tata dan tanamkan dalam perenungan kita bahwa setiap yg terjadi hari ini (rezeki yg melimpah dan musibah yg datang) adalah moment2 yg nikmat. Makan malam yg lezat, adalah nikmat. Berita ortu sakit adalah nikmat (coba pikir aja kalau gak ditelepon, eh, kita gak dikasih tau kalo ortu lagi sakit... tau2nya tambah parah, pasti lebih sedih khan? ). Kebanjiran adalah nikmat (pengalaman saya, :D waktu pernah kebanjiran, sedih banget sih kehilangan puluhan buku :( tapi jd rajin nge-pel, dan rumah makin rapi setelah itu, coz makin banyak yg dibetulin...). Anak demam adalah nikmat (kita makin tau khan jadinya gimana merawat buah hati di kala sakit, dan makin berpengalaman tentunya), dan beragam peristiwa lain "gak nyenengin" yg kita namakan "musibah, pasti semua itu nikmat. Kalau ternyata rasa nikmat itu tidak instant hadir setelah peristiwa, berhusnuzon-lah selalu, mungkin efek nikmatnya besok, lusa, bulan depan, tahun depan, 2 tahun lagi, bahkan saat "kehidupan alam akhirat". [-O<
Mari kita selalu berprasangka bik padaNYA, rezeki dan musibah adalah nikmat. Dengan menikmatinya, kita wujudkan keihlasan... :)
Sekilas support dari nurani :
"Jannah diselimuti dengan perkara-perkara yang dibenci sedangkan neraka diselimuti dengan perkara-perkara yang mengundang syahwat." (Hadits Shohih Muslim no. 7130 hal.1288).
Good luck all!
Sunday, February 17, 2008
Aliran Rezki dan Datangnya Musibah : Semuanya Nikmat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
iya, "nikmat"... semuanya...
Post a Comment