pic : summer@Krakow...Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa sallam memaparkan tentang dunia dan diri beliau, "Apalah aku dan dunia ini ! Sesungguhnya permisalan aku dengan dunia adalah seperti seorang pengendara yang tidur di bayangan sebuah pohon. Kemudian pergi dan meninggalkan pohon tersebut." (HR. Ahmad, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah). Subhanalloh! ❤
Percakapan terjadi antara Hasanah dan Angelika, “Kenapa kamu selalu berpakaian tertutup, Hasanah? Bukankah cuaca panas sekali, summer, pasti nanti kamu tambah berkeringat di siang hari…”, ungkap Angelika. Dua orang wanita yang masih berusia dua puluh tahun-an itu berteman di bangku kuliah, sebangsa senegara, namun bedanya Hasanah telah memeluk islam beberapa tahun lalu. Hasanah cuma sedikit tersenyum, tampak mulai terbiasa dengan pertanyaan senada, dan selalu ia jawab dengan secuil kalimat,
“Ini pakaian bagi muslimah, alias wanita muslim, Angelika. Dulu pertanyaan itu juga sering menggelayuti pikiran saya ketika melihat muslimah lain. Pakaian yang menutup aurat ini berlaku sepanjang musim, dan saya memakainya sebagai tanda cinta dan taat kepada Sang Pencipta…”
Jawaban yang demikian memiliki reaksi berbeda-beda. Ada teman Hasanah yang cuek, ada yang tetap ramah di depannya, ada yang bersikap antipati dengan segudang persepsi keliru mengenai hijab, ada pula yang bersikap sinis. Begitu pun Angelika, wanita muda yang cantik, populer di kalangan teman-temannya. Angelika memilih menjauhi Hasanah, “takut tertular gila” tampaknya. Malah pandangan matanya seperti merasa jijik, mengira-ngira bahwa Hasanah berpenyakit kulit, dan sebagainya. Jika Angelika doyan hanging-out bareng teman-teman dan menikmati minuman keras di bar atau café, Hasanah malah lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, atau jika berkumpul dengan teman, hanyalah untuk urusan tugas kuliah. Hasanah itu ‘paling aneh’ di kampus, selalu pakai penutup kepala yang rambutnya tak pernah kelihatan, tak mau minum minuman beralkohol, dan tak mau dicium (oleh non-mahram, maksudnya), sedangkan “salam pertemuan dan perpisahan” di negeri ini adalah cipika-cipiki pakai bibir dengan siapapun, termasuk antar-tetangga, teman kantor, teman-teman kuliah lelaki maupun perempuan…(hiii, naudzubillahi minzaliik…)
Ada kalanya Hasanah risih dan merasa terpojok juga, apalagi ada muslimah lain yang tidak berhijab seperti dirinya. Maka tak sedikit orang beranggapan bahwa hijabnya adalah bentuk sikap ekslusif dan ‘extrim’.
Sering perasaan hati yang sama seperti Hasanah pun kita rasakan pula...
Lanjutkan aja bacanya di link oase iman-Eramuslim ini yah, sobat-sobat :-)
Barokalloh always, :-) salam ukhuwah dari Krakow! (^-^)