Kasia kadang-kadang gemas dan kesal dengan rekan kerjanya yang sering menggoda alias sedikit menghinanya, “seperti babcia…”, babcia adalah nenek (wanita tua), dengan mengenakan kerudung di kepala, semua muslimah berhijab pasti pernah merasakan hal seperti Kasia, muslimah sedunia ini memang dianggap ‘nuo’ alias lebih tua dari usia yang sebenarnya. Kasia, dan teman muslimah lain di Poland memang masih banyak yang ‘bongkar-pasang’ hijab terutama di area sekolah dan tempat kerja, mereka belum berani memakainya. Bukan tak beralasan, hampir dua puluh tahun hidup sejak kecil dijejali nilai-nilai religi agama non-Islam, membuat mereka harus pelan-pelan melakukan perubahan dalam keseharian diri, dan perubahan yang ada terkadang tersendat akibat ragam alasan duniawi sebagai manusia biasa.
Sister lain yang bersahabat dengan Habibah, mungkin sama sepertiku dan teman-teman Ummahat di Indonesia, kita punya selangkah kemajuan selain menjadi muslimah sejak lahir dan dididik oleh orang tua yang sholeh, kita memiliki suami yang bersama-sama membangun ketenangan dalam rumah tangga. Tentu kreasi pernak-pernik gaya penampilan dapat kita umbar semenarik mungkin di depan orang yang kita cintai, teman sejati yang menjadi imam kita tersebut. Istilahnya, bagi kita yang sudah berumah tangga, kita punya “tempat menyalurkan kreativitas” buat bergaya sekeren dan seheboh-hebohnya penampilan di hadapan suami, sehingga energi menjaga rasa malu dapat lebih terealisasi di hadapan orang banyak. Berbeda dengan Kasia dan teman kita lainnya yang belum bersuami, mereka masih banyak ‘kebimbangan’ yang memang selalu dihembuskan musuh-musuh Islam, bahwa wajah dan rambut cantik yang ditutupi hijab berarti muslimah korban kekerasan, wanita kudisan, atau merupakan pelarian diri dari stress atau memang menutupi kejelekan postur tubuh, dan sebaginya.
Kasia dan sisters kita yang masih bimbang(dengan hijab) itu, terlihat amat senang dipuji terutama oleh kaum lelaki, makin banyak aurat yang dibuka, maka makin berhamburanlah puja-pujian buat mereka. Hal ini bukan sesuatu yang baru dalam masyarakat kita, di Indonesia yang kreativitas rakyatnya makin hebat pun, media sejak lama menghembuskan cita-cita uang dan popularitas buat para remajanya.
Suatu hari, Kasia lebih sering berhijab, yang mungkin memang masih dibuka ketika ngantor, namun ketika tidak dilepasnya sepulang dari masjid, berarti ada sedikit kemajuan pada diri Kasia. Ternyata ada seseorang yang jadi alasannya, yah…Kasia punya kekasih alias pacar. Entah acara apa yang dilakukan ketika pacaran, namun menurut sisters kita di Poland (bagi yang punya pacar itu), mereka bilang, “No kiss, no touch, pokoknya ‘have a good relationship’, just it…”. Tapi bagi yang sudah memahami bahwa hubungan ‘kencan’ alias pacaran tidaklah ada dalam rambu Islam, maka bergumam, “But, who knows…?”, yah, tak sesiapa yang tau kecuali Allah, kita manusia biasa, yang terbiasa kecanduan atas sebuah kesenangan duniawi jika tidak mengingat Allah.
... dan kelanjutannya baca di eramuslim-Oase Iman saja, :-)
Jangan lupa turut aktif mendukung kelancaran distribusi buku CCK-seri 1, yah... (^-^), syukron jazzakumulloh khoiru jazza :-) Salam Ukhuwah dari Krakow, Barokalloh!
No comments:
Post a Comment