Photobucket

Sunday, September 23, 2007

Berkarir Sebagai Ibu Rumah Tangga Adalah Pekerjaan Tersulit Seorang Wanita


Assalamu'alaikum Wrwb, tahmid washolawat RosulullahSAW.
Lima tahun. Belum lama. Lima tahun lalu saya mulai menapaki karir dalam rumah tangga, institusi paling hebat yang Allah ciptakan, yang mana di dalam pembentukannya mengandung unsur penerapan2 separuh din, & dengan tekad kokoh, sosok saya tak sungkan2 memulai jejak langkah menikah muda hanya dengan bekal sepotong "Basmalah...". :)
Belum lama ini saya membaca nasehat2 penting dari "kolom Mar'ah Shalehah" asuhan Bpk.Indra Sakti,Psi majalah UMMI. Nasehat yang sama persis dengan yang saya rasakan, hayati, amati dan cermati dalam perjalanan pernikahan ini. Bahwa Ibu Rumah Tangga adalah profesi yang tak mengenal jam kerja, Online 24 jam! Ibu Rumah Tangga adalah Spritual Mother, seisi rumah memperoleh pelayanan cinta kasihnya sepanjang waktu. Kalaulah sebuah perusahaan punya jam kerja 8 jam per hari, punya shift, punya "team project", punya 'allowance' atau dana bonus 'over-time', maka berbeda dengan seorang spritual mother yang harus selalu hadir 24 jam memberikan pelayanan seorang diri, tanpa shift, tanpa teman sejawat. Tapi kalu rewards? Allah sudah menjanjikan, ;)
Ibu Rumah Tangga dituntut memiliki berbagai talenta. Sebagai manajer Rumah Tangga, tentunya perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atas berbagai urusan internal dan eksternalnya harus dijalankan. Ruang tidur dibuat senyaman mungkin agar penghuninya dapat merasakan kenikmatan istirahat dalam organisasi sakinah mawaddah warahmah ini. Begitupun urusan dapur, seorang ibu menyiapkan menu sehari-hari, mengolah masakan dgn cinta kasih, sehingga generasi muslim di rumahnya menyantap hidangan yang sedap, halalan thoyyiban. Tata letak perabot rumah pun ada ilmunya, ibu memperhatikan kebersihan dan kerapihan rumah&lingkungan. Ibu juga membuat penampilan suami dan anak2nya indah di mata publik. Pakaian yang dicuci dan diseterika oleh seorang ibu mempengaruhi performance semua anggota keluarga. Sederet tugas itu, seorang ibu harus me'matching'kan jadwalnya dengan hal2 finance keluarga, dan waktu2 kebersamaan dalam keluarga. Terbayangkah lelahnya?
Beban tanggung jawab seorang "spritual mother" sangat besar. Profesi ibu ini mendukung penuh karir suaminya, siap diajak menjadi sahabat tempat curhat suami sekaligus teman diskusi di setiap kesempatan. Ibu, ditangannya arah dan optimalisasi perkembangan kualitas diri anak2 tergenggam! Sadarkah anda betapa stressnya menjadi Ibu Rumah Tangga? Bahkan wanita2 Eropa banyak beralih pekerjaan dengan berkarir di luar rumah supaya "agak bebas" dari beban sebagai Ibu Rumah Tangga. Mereka lebih suka menyewa babby-sitters untuk menjaga anak2, "pusing deh gue kalo jadi Ibu RT. Mendingan kerja di kantor. Pulangnya kelayapan sebentar lah...", celetuk seorang ibu asal Italy yang sempat berbincang dengan saya beberapa waktu lalu. "Tapi kalau saya sih, Alhamdulillah anak2 udah pada gede, saya ngambil kuliah penjurusan spesial kandungan dan telah lulus, sekarang2 saya praktek di Rumah Sakit, biarlah nanti saya buka rumah bersalin kalau sudah punya modal...", cerita seorang ibu yang sekaligus dokter, asal Iraq saat berjumpa dengan saya belum lama ini. :)
Kalau anda seorang guru, anda temukan situasi sulit menghadapi murid, maka anda bisa saling curhat dengan teman sesama guru. Begitu pula kalau anda adalah karyawan sebuah perusahaan, PR, perawat, dokter, ahli kecantikan, dsb, maka saat anda kesulitan menghadapi sesuatu prihal profesi anda, pasti anda punya "carrier-consultant", setidaknya ada partner yang siap diajak "share". Namun Ibu Rumah Tangga??? sosok ini cuma bisa meminta wejangan dari seniornya, selanjutnya ia harus menerjemahkan sendiri makna wejangan itu. Curhat pada ibu laen bukanlah solusi, karena malah membuka aib keluarga, bahkan bisa menambah tekanan, bahkan timbul iri juga kecemburuan atas nasib ibu lain. Tiap ibu berbeda tingkatan stressnya. Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh agar kita bisa sukses sebagai Ibu Rumah Tangga (spritual mother), setidaknya ada 3 prinsip penting dalam melakoni karir ini, yaitu: 1. CINTA, Apapun yang kita lakukan dalam aspek internal & eksternal RT kita dilandasi Cinta... Cinta pada Allah, pada pasangan hidup yang telah memilih kita sebagai permaisurinya (sedangkan di luar sana masih banyak perawan tua & janda2, sudahkah kita bersyukur? ;)), pada anak2, pada ummat, pada pekerjaan, semuanya berlandaskan cinta dan manifestasi cinta kepada Sang Pemilik Kita. 2. Amal Shalih (ibadah), semua yang kita lakukan, sejak bangun tidur, mencuci, masak, buang hajat, silaturrahmi, nyapu-ngepel, hingga "menemani suami" bobo' dan menina-bobo'kan anak2 lalu kembali tidur, adalah manifestasi Ibadah pada-Nya, sebagai bekal kelak di kehidupan selanjutnya. 3. Peningkatan kualitas diri, artinya, setiap peristiwa keseharian kita selalu ada "bekas" berupa hikmah. Kita harus bisa menarik pelajaran2 baru dalam aktivitas sehari-hari, baik sisi Intelektual, Emosional, maupun Spritual, sehingga kompetensi kita makin meningkat setiap hari.

Suatu hari mantan wali kelasku (masa2 sekolah) bertanya, "Apa? Sri??? Kamu khan pelajar berprestasi? seabrek-abrek piagam-pialamu, masa' sih "di rumah " doang? seharusnya kamu nih jadi dokter, atau insinyur, ya Ampuuuuun, naaak!...", terheran2 ia menatapku saat menggendong si kecil & berjumpa dengannya secara tak sengaja.
"Ibu... saya yakin pilihan saya tepat. Saya kuliah untuk menggali ilmu,bukan nyari-nyari ijazah. Berapa milyar pun gaji saya, kalau itu membuat waktu saya &keluarga terabaikan, maka hasilnya NOL. Saya takut dengan penyesalan, karena waktu tak dapat diputar ulang...", senyumku.

Allah gives me the best life. I'm really happy as a spritual mother with a lot of children, ;)

Good Luck! Wassalam WrWb...

5 comments:

Anonymous said...

Barokallah... :)

Vera said...

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah dikasi postingan ini, berguna banget. Jazakalloh ya..

Wass

Anonymous said...

terimakasih yah artikelnya bikin semangat lho bu'... :-)

Maheso Jenar said...

Coba mba cari sosok Anni Iwasaki, insya Allah mba akan menjadi semakin terdorong dan semangat untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional. sebab dialah sosok yang sejak dulu hingga sekarang memperjuangan kemajuan Indonesia melalui himbauan agar para ibu menjadi ibu rumah tangga sebagai jalan kemajuan bangsa. inilah yang dilakukan bangsa Jepang, yang kenyataannya saat ini kita bisa lihat bersama kehebatannya. apalagi kita sudah punya bekal yang komprehensif sebagi umat Islam.

Unknown said...

subhanallah.........inspirator hebat.......memperkuat azamku untuk menjadi a good mom at my sweety home...alhamdullah, trims