Photobucket

Wednesday, March 23, 2011

Memahami Makna Kaya (bag.1)

pic : Tepian Danau Lausanne, Swiss...

pic : Beautiful Zakopane, Poland ^-^

Assalamu'alaykumwrwb...

Semoga my dear sisters &brothers selalu berada dalam dekapan hidayahNYA, syukron jazzakumulloh khoiru jazza atas email-email yang kuterima, semoga rajutan ukhuwah ini senantiasa berlimpah kasih sayang-NYA. amiin yaa Robb...
Saya berbagi hikmah kembali melalui secarik kisah ini, semoga dapat menambah kecintaan pada Ilahi, amiin...

Suatu hari sekitar sepuluh tahun lalu saat diriku menjadi panitia sebuah acara kepemudaan, dalam acara itu, ada momen berbagi hikmah, kebetulan yang diundang sebagai narasumber adalah seorang artis cantik yang sudah menutup auratnya.

Beliau berkisah bahwa dulu hidupnya berlumur dosa, yang ada di pikirannya kala remaja adalah ketenaran alias popularitas, uang dan kecantikan fisik yang harus dirawat terus-menerus.

Berbagai film dibintanginya, tak pandang jenis film, termasuk yang mengharuskannya membuka semua jasmani mulus yang seharusnya hanya ditampakkan di hadapan kekasih halalnya kelak. “Tuntutan sutradara dan produser”, itulah alasan kuat dan resiko pekerjaan yang digelutinya.

Dan baginya, jerih payah ‘hasil kerja keras’ itu membuahkan hasil yang tidak sia-sia, tentunya ia merasa bahagia, jadi remaja terkenal yang selalu cantik, serta uang pun berlimpah. Ia merasa bahwa setiap hari, harus makin giat lagi bekerja, harus tambah banyak syuting, jadi bintang iklan atau berperan dalam sinetron, dll, karena ia merasa harus makin kaya raya supaya tetap bahagia.

Bila perlu tak hanya jumlah rekening tabungan yang menumpuk, harus punya rumah gedong, mobil mewah, dan semakin bagus kalau ikut bermain saham, dll. Mungkin tak hanya ada di pikirannya hal seperti itu, kebanyakan anak muda zaman sekarang masih ‘tak percaya’ akan kisah hikmah si artis ini, sehingga masih banyak yang memegang teguh prinsip : banyak uang berarti kaya, dan hal itu menjadi salah satu cita-cita. Miris.

Suatu kali, getaran hidayah datang pada si artis. Di usianya yang beranjak dewasa, saat ia memiliki sedikit kelonggaran waktu, dia berkunjung ke rumah sohib lamanya—seorang sahabat yang lama tak berjumpa, sebab si artis kan sekolahnya telah berpindah-pindah kota.

Tak disangkanya, sahabatnya itu berpakaian yang ‘tertutup’, gaun panjang tebal dengan kerudung, yang tersisa adalah telapak tangan dan muka, sahabatnya ini cukup cantik pula, sehingga si artis bertanya “koq eloe mau sih pake’ baju kayak gini…? Panas khan…?”, sang sahabat menjawab pendek, “beginilah pakaian muslimah yang seharusnya… gak usah keheranan githu, donk…”.

Mereka saling bercerita, sahabatnya memiliki perusahaan sendiri, dan sesaat lagi akan segera menikah, kabar yang sangat membahagiakan.

Masih teramat heran, si artis memandangi rumah gedong milik orang tua sahabatnya itu, tanah pekarangan luas, mobil mewahnya lima, berderet di tempat parkir. Di dalam rumah yang luas itu, banyak pajangan kaligrafi, lampu-lampu yang mahal, terdapat ruangan yang sangat luas, yang disebutkan sahabatnya bahwa ruang itu adalah musholla.

Di musholla rumah itu, ada jadwal pengajian keluarga, pengajian kelurahan, tadarusan anak-anak komplek, dsb. Isi kamar sahabatnya pun adalah barang-barang yang harganya mahal, furniture yang ‘kelas atas’, komputer tercanggih, ada rak buku besar dengan tumpukan buku yang rapi, dan banyak hal lain yang membuat si artis berkesimpulan dalam rasa tanya di hatinya, “kenapa sahabatku ini lebih kaya dari aku?”.

... Hmmm, lanjutin baca di TKP-kisah, Eramuslim link ini aja yah sobat-sobat, pasti lebih seru dan insya Allah bermanfaat buat kita semua... :-)

Barokalloh with family, salam ukhuwah selalu! (^-^) ❤

2 comments:

Anonymous said...

subhanallah,kisah yang penuh hikmah, mbak banyak bergaul sama orang-orang terkenal kayaknya nih..tapi ngomong-ngomong, saya jadi penasaran, siapa sih artis itu mbak? kalau hidayah sudah datang memang nggak ada yang bisa menggugatnya..

bidadari_Azzam said...

jazzakalloh khoir kunjungannya, bro...
na'am... semoga kita semua juga senantiasa mendekap hidayahNYA, amiin.