Photobucket

Thursday, March 3, 2011

Memaknai Nama : Panggilan Adalah Do’a Yang Indah




Assalamu'alaykumwrwb... tahmid wa sholawat...



“Hmmm… Saya suka nama Yusuf, deh bi…. Pasti ganteng dan sholeh ntar anak kita kayak nabi Yusuf alaihissalaam…”, usulku pada suami, saat mengetahui bahwa calon bayi yang akan kulahirkan nanti adalah laki-laki.

“Ogaaaaah… gak mau, mi…”, eh tiba-tiba suamiku langsung complain, “Dulu ada teman abi namanya Yusuf, tapi dipanggil Ocop atau Ucup… jangan deh mi, yang laen aja yah…”, sambungnya. Memang hati ini merasa tidak ridho dengan panggilan-panggilan yang sembarangan mengubah nama orang, apalagi jika maknanya kurang baik.

Begitu di saat kami berdiskusi sederhana tentang nama anak-anak. Sejujurnya kami punya bahasa favourite yang sama, yaitu bahasa Arab, walaupun hanya bisa pasif, otomatis nama anak-anak harus “arabic”, dan selama ini memang nama-nama indah yang merupakan sifat-sifat Sang Pencipta, nama para nabi, atau pun nama tokoh Islam sering menjadi pilihan untuk nama anak bagi para orang tua masa kini, termasuk kami. Tak lain hal itu adalah do’a dan harapan agar anak-anak dapat mengenal makna dirinya serta makin dekat dengan Robbnya.

Memilih nama yang baik adalah kebutuhan diri kita, selaku makhluk pribadi dan makhluk yang bersosialisasi. Nama-nama yang baik, yang insya Allah dimiliki seseorang berakhlaq mulia, tentunya mencerminkan kepercayaan diri dan komitment yang tinggi dalam adab-adab pergaulan, secara habluminallah dan habluminannaas.
Dalam Islam, anjuran memilih nama yang baik telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW, dalam suatu kisah para sahabat membawa anaknya yang baru lahir ke hadapan Rasulullah Shallallahu‘Alaihi Wasallam, beliau memberikan nama pada hari itu juga.

Kita lihat contoh dalam kisah kelahiran ‘Abdullah bin Az Zubair, ketika Rasulullah SAW mentahniknya “Kemudian beliau mengusapnya dan mendoakan kebaikan baginya, serta memberinya nama : ‘Abdullah.” (HR.Muslim), juga beliau bahkan pernah mengubah nama Al-'ashi (yang artinya pembangkang) menjadi Abdullah (Hamba Allah) saat orang tersebut masuk Islam.

Nama memiliki hikmah yang besar, Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa nama harus "bermakna yang indah" sesuai petunjukNYA, Hendaklah pula seseorang menamai anaknya dengan kesesuaian karakter.


Selanjutnya baca di link oase iman-Eramuslim kita ini yah... :-)

❤barokalloh with family! :-)

2 comments:

Anonymous said...

trims saran-sarannya, mbak...

(m10marta@yxxxx.com)

abu Azzamwasayyif said...

Barokalloh, sayang :-*