pic : Summer Ramadhan w Polskie
:) Ramadhan diawali dengan senyum kesyukuran dimana pun berada, berbahagia akan mantapnya iman dan termotivasi dalam setiap kajian ilmu adalah kerinduan setiap muslim dan muslimah sejati.
Apa kabar ramadhanku? Apa kabar pula saudara-saudariku dalam aktivitas ramadhan? Ketika kita mengakui diri amat rindu dan kangen pada nuansa ramadhan, tetapi sering kali mengikuti rutinitas yang cenderung menyatakan biasa-biasa saja di hari-hari penuh samudera kemuliaan. Ketika kita ikrarkan diri telah membingkai cinta dan kasih untuk mendekap ramadhan, ternyata janji itu melebur dalam aktivitas nafsu diri yang tertutupi topeng-topeng nan dipoles dalam atmosfer ramadhan.
Masihkah kita ingat akan lembaran-lembaran qur’an dan shirah yang hanya dikoleksi dalam lemari kaca, menanti pemiliknya untuk membaca dan bersibuk merenungi maknanya? Ataukah guru-guru maya bernama jejaring sosial sudah amat kuat cengkeramannya hingga dering ponsel pun kita pasang khusus mengingatkan jadwal bisnis dunia yang kian bercabang, bukan alarm adzan pengingat sholat yang dahulu sangat diminati?
Oh, ramadhanku… Hanya empat minggu, dan alangkah bodoh diriku tatkala tidak lebih banyak mensyukuri nikmat-Mu dan tiada menghargai waktu, apalagi jika kudapati diri ini tetap sama angkuhnya dengan kondisi sebulan yang lalu.
Ahlan Wasahlan Ya Ramadhan, namun ternyata mata hati tak terbuka lebar-lebar. Pikiran tidak jernih, sibuk berstrategi untuk pernak-pernik duniawi terutama mengharapkan kemuliaan di depan para manusia dengan bermegah-megahan.
Tadinya mengultimatum diri agar melaksanakan Sunnatullah dengan kesederhanaan, berbuka dengan kurma dan menikmati berkah-Nya sepanjang berbuka hingga sahur kembali. Tadinya ingin menjauhi mungkar dan larangan Allah, ternyata tetap malas melangkah ke masjid dan memilih berada di balik selimut usai perut kekenyangan. Ah, janji kita memang mudah diucap namun teramat sulit dijalankan. Ramadhan dijadikan ajang pamer kuliner hingga lomba belanja benda-benda serta obrolan Te-Ha-Er.
Dan yang berubah bukan jiwa, perubahan itu adalah tumpukan daftar menu favorit serta pilihan busana baru untuk seragam hari raya.
Oh, Ramadhan… Tadinya hati berbicara tentang jatuh cinta pada bulan mulia, tentang kecintaan pada berkah dan rahmat-Nya, tentang tak terhitung nikmat-Nya nan berlipat ganda selama meningkatkan ibadah di dalam naungan ramadhan.
... :-) Lanjutannya di link Oase Iman-Eramuslim yah, dear sobat-sobat :-)
Barokalloh always, Salam Ukhuwah dari Krakow yah! :-)
Ramadhan Kariim... Ramadhan Mubarok!
No comments:
Post a Comment