Tiba-tiba di lift itu kulihat sesosok muslimah, namun karena posisi lift sangat jauh dari tempatku berdiri, tak sempat lagi untuk mengejarnya, kulihat ia menoleh ke arahku, maka refleks kulambaikan tangan, dan ia pun membalas lambaian itu sambil mulutnya melongo, Saya tau, sudah beberapa muslimah melongo seperti itu kalau berjumpa denganku, sebab muslimah di Krakow hanya dalam jumlah hitungan jari tangan.
Mungkin saja ia terburu-buru, mengejar jam terbang pesawat untuk kembali ke kotanya, pikirku. Di lain waktu, awal pindah kami, saat mendaftar di dewan kota, seorang pemuda yang ternyata asal negeri jiran mendekatiku, “assalamu’alaykum…muslimah kan…?”, katanya. Kujawab salamnya, lalu kupanggil suamiku yang tengah antri di daftar registrasi, maka kami semua berkenalan dengan sohib tersebut.
Juga beberapa bulan lalu, tatkala seorang bapak tua, ternyata berasal dari jazirah arab, di tram ia mendekatiku, “excuse me… muslimah?”, saya jawab, iya, tentu saja. “Allahu Akbar! me too, Take care…”, katanya seraya melambai turun tangga karena tiba di stasiun tujuannya. Sapaan kecil seperti itu, secuil dan dalam waktu yang pendek, namun mampu menghibur hatiku. Betapa bahagianya mengetahui di kota kecil sudut eropa timur yang dulunya mayoritas komunis atheis dan katholik, ternyata sudah banyak penghuni muslim walaupun masih terpencar-pencar di berbagai tempat.
Lanjutannya baca di link Eramuslim yah say...
Semoga bermanfaat, amiin. :-)
Tuesday, September 28, 2010
Menyapa dan Tersenyum
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
okeh dech meluncur baca lanjutannya ..
subhanalloh...\teruskan kreativitas berbagi hikmahnya, yah ummu :-)
Post a Comment