Photobucket

Wednesday, May 1, 2013

Kewajiban Lebih Banyak dari pada Waktu Nan Tersedia



Assalamu'alaykumwrwb...

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَ خَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَ شَرِّ أَهْلِهَا وَ شَرِّ مَا فِيْهَا


Kami sekeluarga sudah berada di tempat yang baru, negara bagian GCC, Al-Kuwait. :-)

Alhamdulillah, perjalanan lancar, "I'm a mom with three boys, remember it...", ;-)) tak ada kendala besar di perjalanan udara 11 jam tersebut. Justru saya kaget karena tiga keluarga Ustadz/ah menjemput kami, menemani Abu Azzam di bandara Kuwait *terharu....*

Insya Allah, dalam beberapa hari ke depan ini, saya akan mencoba menguraikan lembaran cerita pengalaman kepindahan kami dari Poland ke Kuwait ini~ stepsnya lumayan panjang, say...;-))

Malam ini merenungi ulang mengenai penghargaan diri terhadap waktu, teringat ucapan para dosen terdahulu yang diulang-ulang, “Al-Wajibat aktsaru minal Awqat” (‘Kewajiban kita lebih banyak dibandingkan waktu yang tersedia’). Amanah yang harus dijalankan amat banyak, sehingga adanya blog, jalinan pertemanan di FB, twitter dan sebagainya tetap tak dapat terpenuhi 'full 24 jam', mohon diikhlaskan apabila teman-teman merasa adanya pelanggaran hak atas persaudaraan kita selama ini, yaaah.... *big hugs*

Semasa menjadi khalifah, ‘Umar ibn ‘Abdul Aziz pernah tidak jadi istirahat, karena ditegur oleh anaknya. Ketika ingin merebahkan tubuhnya di atas dipan, anaknya bertanya, “Ayahanda, kenapa istirahat?” “Iya, tubuh ayah lelah sekali setelah seharian keliling melihat aktivitas dan keadaan umat ini,” jawab ‘Umar dengan mantap. “Ayah, cepat bangun dan keliling lagi. Lihat urusan umat!” kata anaknya. “Ayah mau rehat sebentar saja, setelah itu baru keliling lagi,” jawab ‘Umar. Apa kata anaknya kemudian? “Apakah ayah bisa menjamin katika ayah bangun masih hidup dan bisa melihat urusan umat Islam?” ‘Umar terperanjat mendengar pertanyaan anaknya ini. Dia langsung melompat dan memakai gamisnya kembali untuk keliling melihat keadaan umat Islam. Subhanallah!

Kalau diri kita, baru saja diamanahi beberapa urusan saja, sering kali merasa super kecapek'an, lelahnya, lemasnya.... dll , Astaghfirrulloh, padahal sering kali kita sengaja menunda-nunda atau menganggap remeh amanah tersebut. *tuing* disentil berita-berita karib kerabat tentang kematian, barulah kita akan merasakan betapa dekatnya antrian ini, betapa cepatnya waktu berlari, sedangkan kewajiban kita masih bertumpuk~ menanti penyelesaiannya... Faghfirlana....

Menorehkan bait-bait langkah di bumiNya nan luas ini, saya merasa amat bersyukur akan segala bimbinganNya. Ketika perih hati menatap keserakahan atau bejatnya insan di tanah pertiwi, tetap rasa syukur mengaliri jiwa, "Thanks Allah, it's life, it's a world, and it's only temporary...", batinku, sama seperti saat-saat mengalami 'shock budaya' di Krakow serta masa merintis Islamic Centre bersama sobat-sobat di sana. Tidak punya banyak waktu 'untuk complain', untuk mengkritisi banyak pihak, apa lagi untuk mengeluh... Karena waktu amat berharga, rugi membuangnya untuk hal-hal demikian, sementara anak-anak dan sanak saudara lainnya berhak memperoleh curahan kasih sayang dengan 'waktu tersisa ini', Insya Allah...

Kalau melirik lembaran lama di awal nge-blog ini, :-D masa-masa banyaknya waktu luangku adalah pas masih kuliah~ dengan satu anak. :-) Amat jelas, semakin tahun berganti, postingan yang ada semakin berkurang kuantitasnya, namun semoga sahabat yang kian banyak merupakan bukti bahwa makin luas silaturrahim dan makin erat kualitas persaudaraannya, aamiin... Allahumma 'aamiin.

Setiba di Kuwait, kudu lebih banyak bersih-bersih hati :-). Kuwaiti amat kaya raya, rakyat pribumi dimanja dan dipuja oleh Kerajaan (pemerintahnya). Istana keluarga Kuwaiti besar-besar, luas, seperti lapangan sepak bola, :-), masing-masing anak punya minimal satu mobil, jadi di depan rumah mereka~ bisa berjejer 8, 10 atau 12 mobil mewah. Gaji Kuwaiti HARUS lebih besar dari pada gaji pekerja luar (pendatang), meskipun pekerjaan mereka tidak sebanding tingkat kesulitannya (itu salah satu aturan yang kurang adil memang). Namun jangan membayangkan Kuwait seperti Saudi. Di Kuwait, wanita-wanita boleh keluar rumah, menyetir, dan biasanya wanita-wanita berpendidikan tinggi pula, bisa bahasa Inggris (bahasa asing selain Arabic). Kalau melihat kita berpakaian rapi, sopan, (wanita muslimah berhijab) biasanya mereka bersikap lebih menghargai, ramah dan tersenyum mesra. Banyak pekerja dari India disini, dan kalau dari Indonesia~ kebanyakan adalah perawat-perawat (tenaga medis).

Nanti kita sambung lagi, Insya Allah...*Tiba-tiba* terkenang Krakow bersalju~ jauh berbeda dengan Kuwait yang panas dan berdebu... :-) Subhanalloh!

Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Ya Allah... jadikanlah kehidupan ini penambah kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejelekan. aamiin...
Bersih-bersih hati.... :-) yoook....

1. Dzikrulloh, shalawat dan Puasa (ikuti sunnah rasulNya SAW)

2. Jaga pandangan mata (hati-hati karena penglihatan mata bisa berefek sampai ke hati)

3. Lakukan sholat wajib dengan segera dan jaga keikhlasan dalam beramal sholih

Terima kasih sudah menyimak, sobat-sobat tersayang :-)

Semoga kita senantiasa dilimpahkanNya kekuatan dalam menyelesaikan semua kewajiban yang ada... aamiin...

:-)Salam ukhuwah, happy busy days...

Barokalloh always! :-)

1 comment:

Akira's Blog said...

Amiiiin. Tfs ya... salam kenal. Kadang kala, memang kita sebagai manusia suka tak puas diri. Aku sering begitu. :( Sering berpikir: kok rasanya 24 jam itu selalu kurang ya? Kok aku belum sempat ini-itu ya? Astagfirulloh.

Terima kasih sdh mengingatkan untuk selalu menjaga hati dan pandangan.