Photobucket

Tuesday, August 27, 2013

Pasar Ikan di Kuwait


Assalamu'alaykum warohmatullohi wa barokatuh...


Al Quds adalah pasar ikan yang terletak di pinggir pantai didaerah Fahaheel. Koordinat Lokasi adalah N 29* 05.542' - E 048* 08.495'

Jaraknya sekitar 20-30 menit perjalanan mobil tanpa macet kalau dari Salmiya.

Kami berlima berkesempatan kesana seusai mengunjungi 'new baby boy'-Ustadzah Latifa, *mabroook selalu yah, amiin*


Di Rumah Sakit


Saat itu sebelum memasuki ramadhan, tepat setelah perjalanan umroh kami. Alhamdulillah bisa nebeng lagi sama "Om Panggih, Tante Meta dan Kila (anak mereka yg beberapa bulan lebih muda dari Zuhud)" hehehe... Ceritanya kan Meta sering membuat pempek (memang dia juga 'Wong Sumsel'), dia mau membeli tenggiri malam itu. Otomatis sekalian saja kami ikutan melihat langsung Pasar Ikan Kuwait. :-)

Jangan bayangkan kondisi seperti 'pasar tradisional' di negeri kita dengan tanah becek-lumpur, amis, orang-orang yang berdesakan, jalan-jalan tikus di area pasar, atau juga waswas akan 'pandangan mata' para pencopet. (^_^) Bukan, Pasar Ikannya tidak sedemikian, dear! 

Pasar Ikan Kuwait berupa gedung besar di seberang pantai, banyak orang berbelanja di malam hari karena menghindari cuaca yang lebih garang di siang hari. Segala jenis ikan disusun di atas meja-meja batu, para penjual memasang senyum ramah dan siap menyiangi ikan jika diminta oleh pembeli. Ada beberapa selang air di setiap blok, di antara meja-meja batu ini. Ada beberapa ekor kucing yang bermain di dalam maupun di luar gedung pasar. Di depan setiap meja-batu, bagian bawahnya selalu ada lekukan parit kecil, supaya aliran air (saat membersihkan ikan atau lantai) selalu lancar.



Dinding-dinding bagian atas penuh gambar ikan-ikan, berwarna-warni, sehingga kesannya saat ke Pasar Ikan, kita tidak cuma membeli ikan, lho ya... Memang Pasar Ikan menjadi salah satu tempat menarik bagi para wisatawan, arena wisata yang menggabungkan semangat berselera makan buat para pecinta Ikan segar. 

Si abang Sayyif bekejaran dengan dua ekor kucing, dan saking agresifnya menyenggol ekor kucing, sehingga ia memperoleh dua bekas cakaran, hehehe.... *Pengalaman seru bagi anak-anak, yah...* 
Anak-anak sangat antusias memperhatikan bermacam jenis ikan segar, dari yang bentuknya sekecil telapak tangan, hingga yang sebesar travel-bag. 
Kata teman-teman, jika sudah tengah malam, "obral ikannya..." Misalnya cumi-cumi atau kepiting atau ikan campur-campur seember dalam satu harga yang jauh lebih murah, sehingga jika punya satu 'armada appartemen', bisa bagi-bagi jatah, bayar obral barengan, dan pesta Ikan barengan. 

Btw, cuaca panas sekali, malam itu 45 derajat Celsius, kami cuma setengah jam-an berada di gedung Pasar Ikan, namun kue-kue yang saya letakkan di mobil Meta (yang kita beli sekalian pas beli oleh-oleh ke RS), ternyata sudah melumer tak berbentuk, :-D... Subhanalloh! 

Azzam dan Zuhud senang melihat seabrek-abrek ikan segar...

"Jutaan ikan diambil banyak-banyak mulu dari laut, tapi tidak pernah habis yah....;-) Maha Kaya banget pemilik lautnya yaks.... Subhanalloh!"

Nelayan-nelayan pekerja di Kuwait ini sangat ramah dan rendah hati. ~Sama kayak para WNI, lah yah...terkenal ramah ;-)).

Kapal pencari ikannya bukan perahu-perahu sederhana dan pakaian mereka tidak robek-robek sebagaimana nelayan-nelayan 'yang seing saya lihat' di negeri kita. Mungkin saja boss atau owner-Kuwaiti dan keluarganya (termasuk pemilik usaha di bidang ini, pemilik kapal-kapal itu...) banyak yang jauh dari akhlaq mulia (Bukan rahasia lagi kalau kita terbiasa melihat pemuda Kuwaiti melempar sampah sembarangan di pantai, di jalan, di tempat parkir, serta 'tidak bernurani' kala melakukan tabrak lari...), namun para nelayan-alias anak buah mereka, alias 'ekspatriat juga' merupakan sosok-sosok yang sangat patut diacungi jempol. Geliat ekonomi Kuwait berada di tangan mereka, para pelanggan setia pasar ini kian ramai karena senang dengan pelayanan dan kebaikan hati mereka.



Meta sedang mencoba menawar harga Tenggiri



Bang Sayyif membuka gamisnya karena ditarik-tarik kucing, hihihi....



Ini penampakan dari jendela luar samping kanan gedung, kalau dari pintu gerbang depan, tulisan "Fish Marketnya" berwarna terang dan pakai lampu-lampu...


   Kebanyakan pedagang di pasar Ikan adalah orang Bangladesh (muslim), para pengunjung bercampur baur, ada yang asal India, Indonesia, China, orang-orang di Jazirah Arab, juga orang-orang asal Eopa dan Amerika. Pengunjung tinggal memilih ikan yang diinginkan, menanyakan harga dan melakukan penawaran sesuai keinginan. Kalau sudah deal, pedagang akan menyiangi ikan-ikan, memotong-motong sesuai keinginan pembeli, sehingga sampai di rumah~ tinggal menuju dapur dan memasak menu Ikan sesuai selera.

Di Parkiran


"Kapal kita sederhana saja...", sederhana bagi pedagang ini merupakan bukti kosa kata kerendahan hatinya. Sebab kapal-kapal nelayan di Kuwait, penampakannya tidak jauh beda dengan jenis kapal pesiar yang mewah... Subhanalloh!
Memang di halaman-halaman Istana para Kuwaiti, sering 'terparkir kapal-kapal' selain puluhan mobil mewah mereka (mungkin ada yang sedang diperbaiki, atau jadi penambah pajangan di depan rumah gitu... hehehehe) untuk sekedar buat main anak-anaknya di area pantai, ada juga yang untuk menangkap ikan. 

Penampakan Salmonku yang sudah kubumbui, siap digoreng! (^_^)


Karena sudah lama tidak menikmati Salmon sebagaimana di Krakow, saya pun membeli sepotong Salmon. Ada bagian ikan yang sudah tinggal separuh, jadi saya pilih saja kecuali bagian kepala. Penjual menimbang potongan Salmon itu, "5 KD." Ujarnya. Saya oke-kan saja dan minta tolong dibersihkan. Setelah Salmon bersih dan dipotong-potong, ternyata menjadi 5 potongan tebal Salmon. Kalau dibandingkan dengan harga Salmon 'Nordich' di Krakow, saya untung banget. Karena biasanya 45 zlotyPLN (sekitar 5 KD juga), hanya mendapat 2 potongan besar dan sepotong kecil Salmon. Itu pun frozen, bukan fresh.

Sedangkan kalau di Indonesia, ogah beli Salmon, segar juga 'gak, tapi mahalnya berlipat:-). Di Indonesia, saya suka "Ikan Gabus, Sepat, dan Mujair..." Itu pun tergantung pengolahannya. Mama dan kakakku kalau mengolah ikan, tak pernah tersisa bau amis, dan goreng Ikan selalu gurih. Jika dipindang atau ditumis, rasanya sedap sekali... *_^ (wuaaaaaargh, jadi mau...>_< hiks). Tapi menu ikan di keluargaku, harus komplet dengan sambal lalapan, apalagi khas 'jokjok plus tempoyak' (lagi-lagi itu spesial masakan Emakku, hiihihi). Kalau kami di tanah rantau, di Kuwait sama saja seperti di Krakow dulu, kalau 'ketemu' nasi panas, ikan goreng dan kecap atau telur dadar dan saos, it's enough... Bahkan lebih dari cukup, walhamdulillah... 


Eits, lupa cerita pas mau bayar Salmon, si pedagang tanya, "Are you Chinese?"
"No, I am Indonesian..." Jawabku. Dan meskipun saya pakai jilbab, dia tetap tanya, "And are you moslem?" :-p ^_^ "Of course, walhamdulillah..." Ujarku lagi.
Lalu katanya, "Okay, it's great! I will give you 4KD for this, special for you...barokalloh muslim!" :-) seraya mengembalikan 6 KD-ku, karena kubayar dengan lembar 10KD. ":-) Syukron...syukron, jazzakulloh, wafiikuum barokalloh..." *Saya irang* trus, Bye-bye dia sama krucils.

Ini judulnya "Sapaan sekilas, diskonnya dahsyat!" Hihihihi. (Soalnya 1 KwD sekarang udah hampir 40 ribu rupiah, dear...*berasa senang banget kalau didiskon kayak gini* :-D)
Sampai jumpa lagi di postingan berikutnya yah...

Barokallohu fiikum , semoga kita senantiasa menularkan manfaat,
Salam Ukhuwah dari Kuwait ... ^-^ ❤ 

Tetap saling do'a ^^ Semoga tetap bisa silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^ 
Jangan sungkan 'nge-mention'.

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)


1 comment:

Keke Naima said...

pasarnya keliatan bersih jd enak mau belanja :)