Assalamu'alaykum,
Sedikit info dan 'curcol', dua bulanan ini ketika berada di KL, saya sering 'harus terganggu' dengan kehadiran telepon yang 'salah orang'. Bukan 'wrong number' yang ditekan oleh si penelepon, saya yakin, karena saya catat nomor telepon itu, dan nyatanya dari nomor ini, 'gangguan calling' bisa hadir 3 sampai 4 kali dalam sehari.
Tadinya di awal-awal milih nomor hp di maxis-KLCC, nomor yang kupilih ini 'lumayan mudah dihafalkan', itu saja sih alasanku.
Tak kusangka, beberapa hari kemudian, ada penelepon asing, "ChangcingcungcengcongxyxyZyzyzyz...", berbahasa Mandarin. "Oh, wrong number, sorry..." Saya bilang begitu, dia minta maaf. Telepon ditutup.
Namun beberapa hari kemudian, nomor lain yang asing masuk, bahasa China dan kemudian karena saya bilang 'wrong number', dia nanyain 'Can I speak with mr. Chen ....apaaa' gitulah bunyinya, saya bilang bahwa ini bukan nomor hp yang bersangkutan. Lalu ketiga kalinya, nomor 'orang bahasa China' itu. Telepon lagi, kali ini, suamiku yang menjawab, sudah, telepon ditutup, dan sampai sekarang, gak ada gangguan dari nomor tersebut. #Alhamdulillah
Cuma, selang dua minggu-an, ada beberapa kali 'panggilan tak terjawab' yang mungkin pas nelepon, saya sedang di kamar mandi atau heboh-hebohan dengan para bayi, :-D. Pada saat saya telepon balik, nyatanya itu nomor operator sebuah perusahaan, jadi ada pihak operator yang ngomong, 'dari pada ngabisin pulsa, saya matikan telepon dan saya save ke contact aja...' Saya tulis "Who's this?" Nama di buku telepon. Tadinya saya mengira, itu nomor kantor seorang teman, atau nomor telepon perusahaan dari Ustadz yang menguruskan Darul Jenazah. Ternyata bukan.
Beberapa hari kemudian, nomor "Who's this?" Nelepon lagi, saya angkat, bagi salam, pihak di seberang menanyakan, "Boleh bicara dengan Encik Afrizal/Farizal..." (Nama orang yang dimaksud itu kira-kira sedemikian.) Saya langsung bilang, (pakai nada Khas bahasa Melayu) "Oh, salah nombor... Ini nombor saya, tak kenal siapa tu, bukan nomor die..."
Si penelepon dengan nada curiga bilang, " oh? Oke, trime kaseh..."
:-D. Nah, nada suara aneh itu, bukan cuma ini yang menjengkelkan, lhooo... Beberapa jam kemudian, nomor ini menelepon lagi, cewek yang 'ngomong', sudah saya bilang hal yang sama : "Ini nomor hp saya. Mungkin anda salah nomor...." Tapi tampaknya yang di seberang tak percaya. Terbukti, nomor "Who's this?" ini menelepon 'nyepam', 3-4 kali sehari, guna mendengarkan jawaban yang sama dariku : "Wrong number-laaah...." :-D :-D :-D
Tak terasa 'spammer' penelepon ini sudah hadir 2 bulan-an, oh! Finally, saya iseng tanya ke pihak maxis/hotlink ketika regist nomor hp sulungku, dan pas beli pulsa. Menurut pihak maxis, kemungkinan penelepon mencari "pemilik nomor lama", karena nomor-nomor hp yang tidak digunakan selama lebih dari 2 tahun, biasanya "di recycle" oleh mereka. Dulu juga saya pakai hotlink tuh, 2009 pindah ke Poland, makanya nomorku gak bisa dipakai lagi, sudah lebih dari 2 tahun tidak aktif. Sudah di recycle :-)
Oke, bagusnya sih saya keluarkan uneg-uneg ke penelepon 'spammer' yang konon sudah gonta-ganti orang, kadang suara cewek, suara cowok, suara ibu-ibu, suara kakek-kakek, entahlah kemungkinan ada urusan yang belum selesai dengan orang yang dimaksudkannya tersebut. Saya lumayan sabar dengan 2 bulan 'ramah tamah bilang wrong number doang', ya kan, iya donk?!
Semalam suara cowok, 'spammer' menelepon lagi, lumayan mengganggu urusanku dan para bayi. :-))
Dan barusan, 'spammer' suara cewek, menelepon ketika saya tengah membuatkan susu buat dek zuhud, plus sedang pening karena periode bulanan, plus diajakin bang Sayyif tengok video ultraman yang lagunya kencang banget nih :-/, plus ditarik-tarik Zuhud supaya susunya cepat tersaji.... Pas sekali, nyerocos-lah saya di telepon, "Listen! Awak telepon nombor saya setiap hari, kan?! Saya merasa amat terganggu. Saya dah tanya dengan maxis, mereka kata, may be ini nomor lama yang dah di recycle... saya baru dua bulan kat KL, pindah dari Poland, teruk sangat nak melayan nomor telepon awak setiap hari, saya tak kenal siape yang awak maksud, tapi awak mengganggu waktu saya. Awak boleh tanya konfirm ke maxis pasal registrasi nombor saya ni, saya amat terganggu dengan telepon awak...Cakap jugak-lah dengan kawan-kawan awak, ye... Terima kaseh..." :-) :-D
Jawaban si suara cewek bilang, "Ma kaseh juga..." :-D, dan saya tutup dengan salam.
Dan hmmmm, sekarang terasa lebih lega, 'uneg-uneg' atas 'wrong number' sebaiknya saya lempar di blogku ini, supaya pihak maxis/hotlink juga membaca, dan punya perencanaan perbaikan agar pelanggan menjadi nyaman menggunakan provider ini.
*Pulsaku keluar ratusan ringgit meski baru beberapa bulan, lhooo... ;-)) Soalnya saya banyak menelepon ke Indonesia (selain ikut layanan internet BIS) dan beberapa sobat di negara lain, maunya sih gak ganti nomor lagi...
Jumpa lagi, insya Allah!