Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. :-) 💖
Tahmid wassholawat,
...
GAZA terus bergejolak, menampar jutaan tokoh di dunia yang masih saja sibuk berebut mahkota tahta, harta dan wanita. Tiga lokasi ‘permata dunia’ tak dipedulikan oleh kaum pecinta materi, terbiasa mengumbar obrolan tentang kemewahan kendaraan, berbelanja benda dengan merk ternama, atau berwisata tanpa tujuan taqarrub Ilallah. Yah, Gaza, Syria, dan Mesir…. Tiga lokasi yang pemberitaannya dipecah-pecah dengan bumbu fitnah sana-sini supaya ummat tetap terkota-kotak dan lupa pada identitas diri sebagai satu keluarga : muslim.
Seiring dengan ragam rasa geram, gelisah dan merinding bagi jiwa raga kita atas segala berita dari bumi para syuhada, kuutarakan rasa malu diri kepada saudariku disana, ukhti fillah… Bukan hanya para sisters Palestine yang telah populer seperti sist sarah, Ummu Nidhal, sist Andalib, Hiba, Reem Shalih, Fatimah Umar, Sist Mirvat, Hamadi, Zainab Abu Salim, Sist Wafa, dan banyak lagi. Melainkan kepada semua saudari mukminah nan istiqomah di bumi jihad itu, sungguh aku bermalu diri…
Aku malu padamu, yaa ukhti...
Ketika engkau telah menjadi yatim, piatu atau bahkan kehilangan kedua orang tua, hidupmu sejak kecil sudah terpola mengatur jadwal diri dengan mendalami kitbulloh dan sunnah rasulNya SAW. Sementara aku dan teman-teman wanita di tanah air sibuk bermain boneka, masak-masakan, dan bertabur hadiah dari ayah bunda.
Ketika engkau remaja, duhai ukhti, telah terekam kuat dalam benakmu untuk meneruskan perjuangan para syuhada… Bahkan engkau biarkan ragamu menjadi martir demi menegakkan kalimat tauhid di tanah kiblat pertama muslim sedunia. Astaghfirrulloh, ukhti… teman-teman remaja di tanah pertiwi malah sibuk bergonta-ganti pasangan demi menamai diri sebagai ‘orang modern’ yang menyerap tradisi barat.
Ketika engkau ‘ngefans’ dengan para syuhada, engkau mengenali tokoh-tokoh jihad yang senantiasa memperjuangkan keesaan Allah SWT, yaa ukhti… Kupandangi teman-teman remaja di tanah air asyik mengoleksi foto penyanyi, aktor, dan idola mereka, yang dengan sadar mereka turut menghadiahkan peluru-peluru buatmu, ukhti… Karena kaum kuffar sengaja ‘menerbitkan artis idola’ dengan mendulang dana di setiap acara konser megahnya.
Yaa ukhti, kutatap wajah jelitamu dengan raut ketenangan di sana, padahal jarak kita terpisah benua. Namun menelusup rasa tenang damai dalam relung jiwa, seolah tertular dari senyum semangatmu. Bagai telah lama kukenal, ketika berita tentangmu hadir, lidah turut berbisik mendoakan perjuanganmu, mata membanjir membayangkan ketegaranmu.
Beginilah rasa dalam jiwa kita, yaa ukhti, karena kita adalah sebuah bangunan utuh yang mewarisi pesan ber-illah satu sebagai wasiat Rasulullah Muhammad SAW.
Suatu hari aku membaca berita darimu, engkau berseru takbir dan bersorak girang seraya membersihkan luka saudaramu. Innalillahi, ukhti… Saudara lelakimu syahid, dan engkau ucapkan ‘congrats’ buatnya, sementara media kuffar dan teman-temanku disini sibuk mencemooh keteguhanmu.
Saat berjumpa dengan seorang saudaramu yang baru menyelesaikan sekolah di bumi Eropa, “Selanjutnya tetap meneruskan perjuangan…” ujarnya. Ia tak hanya hafiz quran, melainkan juga menyelesaikan penelitian-penelitian ilmiah yang diimpikan sejak lama, dan well done. Gelar doctor sangat berguna jika bisa mendidik generasi qurani dan mencintai jihad, bukan buat mengincar kursi ‘dosen senior’ dengan pangkat tinggi di universitas seperti desas-desus di tanah antah-berantah itu. Masya Allah, prinsip tegas yang amat kukagumi, yaa ukhti…
Sungguh, aku malu padamu, ukhti....
(Lanjutkan baca disini yah : http://www.islampos.com/aku-malu-padamu-ukhti-bidadari_azzam-122157/ ~_~ )
#Info pics : ragam berita fakta tentang #Gaza #Palestine
No comments:
Post a Comment