Assalamu'alaykum, Juni dan Ramadhan adalah identik dengan 'kekompakan muhasabah diri' bagiku dan mama', alias Ombay Azzam, ;-)). Kami sama-sama lahir di bulan-bulan romantis itu (Juni~hitungan secara masehi, dan Ramadhan secara Hijriyyah...)
Di blog ini-archieve 2008, Aku pernah menguntai puisi buat mama'. Tidak bosan kalau kubaca-baca ulang, senang sekali mengenang masa kecil, kalimat dalam puisiku tetap relevan sampai kapan pun :-), tentang kehebatan ibu di mataku. Subhanalloh, my mom is very inspiring woman!
Ku re-Post disini yah :
The Language of Your Love
Dearest Mama
You speak it from within your heart only
But everyone can hear
You teach me everything in our special room
But everyone can know
Everyone see our journey
And give you an enormous thumb up
'coz my beautiful life now? actually, No
That thumb up for you
'coz your language for me
I understood 'coz of you
Your beautiful language
The language of your true love
(my old-file KL.11.43 am, march,18,2008)
I am remembering that my mom have said, "I believe that your children are like you...look like you in physics, also in habbits..." wooow! :) that's alright, sure mom, you'r great... and the language of your love, It's very special for me, for my brothers & sisters also, so meaningfull, We love you always, forever... :)
Hmmmmm, Membicarakan ibu, tidak akan habis bahasannya. Karena tema tentangnya adalah tentang ketulusan cinta. (Contoh kecilnya adalah jika kalian mengalami masa awal pengantin baru, dan deg-deg-an karena baru saat itu merasakan getaran cinta dahsyat antara suami istri. Namun begitu kalian hamil, melahirkan, apalagi menyusui pertama kalinya, 'deg-deg-an' masa awal pengantin berasa 'gak sebanding dengan kecamuk rasa kala menjadi ibu' di momen tersebut. Karena kehadiran anak adalah hadirnya permata ketulusan cinta, hadir amanah besar dariNya untuk senantiasa memupuk cinta, maka jutaan rasa antara suami istri 'gak deg-deg-an' kayak pertama kali bersua, namun bukan berarti rasa cinta itu berkurang :-D. Justru ketika si buah cinta hadir, suami istri kian merasa sejiwa, jadi fokus memikirkan buah cinta, ego-ego diri terkikis perlahan, 'deg-deg-an' saat banyak kejutan yang dibuat oleh si permata hati-lah ~nan lebih dahsyat dari awal pengantin baru. Cinta nan tulus memerlukan pengorbanan, ya kan? Sosok ibu adalah wanita yang paling setia dalam mendukung cita perjuangan anaknya, *_^ insya Allah, ibuku sedemikian, mungkin kamu dan aku juga?! Wallohu'alam, mempelajari ketulusan cinta adalah pelajaran setiap masa...)
Jadi tambahan secuil tips buat teman-teman yang stuck ketika menulis :
1. Bayangkanlah senyuman ibunda
2. Tulislah tentangnya, pasti banyak kalimat yang kamu bisa rangkai ketika sekelebat bayangan ibunda hadir... (contoh kecil, ketika saya menuliskan tentang beliau, baru saja setengah jam, tidak terasa sudah 12 halaman ~ketak-ketik, hihihi... belum ditambah air mata, dan beberapa tisu harus disiapkan :-D) Yah, sosok wanita yang urat-urat dan ototnya mengalami perubahan ajaib ketika melahirkan kita, amat wajar kalau setiap anak yang mengenang ibunya~menjadi banjir air mata, >_< termasuk aku. Ya Allah, berkahilah ia di dunia dan akhiratMu. aamiin...
Pas mudik maret lalu, ada tiga teman masa sekolahku yang baru saja kehilangan ibunda. Aku juga jadi ikut berurai air mata, karena ketiga mama sobat kecilku ini juga tersimpan sebagai kenangan masa kecil. Kalau kami bermain atau mengerjakan tugas kelompok, mama-mama mereka pasti menyiapkan kue-kue atau nasi & lauk pas makan siang. :-) Menu halal yang disiapkan oleh mereka berarti sudah pernah mampir ke perutku pula, aku masih sangat hafal raut wajah ketiga mama temanku ini. Semoga Allah SWT melapangkan kubur mereka, aamiin...
Tambah banjirlah mata temanku tatkala membaca bait-bait ini yang kutulis dalam kumpulan puisiku, "Sajak Mengeja Masa"
Pesan IbuMama'ku adalah orang yang paling excited kalau membaca puisi atau artikelku, (seraya terisak pula....) like mother ~like daughter bisa jadi pas saling merindukan, kami menangis di tempat yang berbeda... :-D
(bidadari_Azzam, #SajakMengejaMasa)
Senyum untuk jiwa
Tenang hadirkan damai
Segala solusi adalah cinta
Problema datang bila janji belum tunai
Lagi dan lagi ibu berpesan
Ketika berbuat tanpa penghargaan
Disitulah letak keikhlasan
Ketika berkorban namun hadir pengkhianatan
Suka rela hati nantikan hari perhitungan
Tak pernah ada gelisah
Jika pancaran tulus tersirat pada wajah
Balasan Allah Selalu Maha Sempurna
Diam saja jika tak mampu berkata hal baik
Prilaku terpuji jangan ternoda serapah
Panjatkan do’a dimana saja
Dari pada terbuai sumpah dan caci
Kenang dan resapkan dalam dada
Segala kebaikan di sekeliling kita
Tiada guna merekam keburukan sesama
Cukuplah direnungkan sebagai pelajaran menuju dewasa
Usah balas amarah
Hadapi maki dengan karya
Sebarkan senyum meski banyak nan menghina
Karena pasti lebih banyak nan mencinta
Mentari selalu hangat
Hujan selalu sejuk
Rembulan tetap cantik
Dan engkau pun harus tetap berprilaku apik
Karena engkau berteman semesta
Karena engkau bersiram hidayah-Nya
Jaga diri di atas bumi
Bahkan penghuni langit menguntai doa buatmu
Oh Ibu
Pesanmu selalu hadir dalam kalbu
Cambuk diri di setiap waktu
Bagai rengkuhan sukma nan utuh
Oh Ibu
Selalu kurindu
Oh Ibu
Terima kasih atas segalanya
(bidadari_Azzam, Salam ukhuwah dari Krakow, malam 30 des 2012)
...Lanjut lagi nanti, ;-))
Barokalloh selalu, semoga tetap semangat dalam segala aktivitas kebaikan, aamiin...
Kalau punya niat melakukan kejahatan, cobalah ingat-ingat lagi pada ibu yang sudah letih dan lelah melahirkanmu. "Kasihanilah orang tuamu ketika ditanya Robbul 'izzati di saat laporan pertanggung-jawaban kelak, rugi banget kalau tidak berusaha menjadi anak yang baik, kerugian di dunia sampai akhirat....sure!"
Salam Ukhuwah, teman-teman! ^^
^^ Sudah follow twitter @bidadari_azzam, kan? ;-))
*Puisi di atas pernah dimuat pula di dua media islami
:-) Wassalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh...
1 comment:
orang tua adala pelindung dan penyayang bagi anaknay
Post a Comment