Photobucket

Thursday, September 19, 2013

Agar Mudah Menghafal al-Quran











Assalamu'alaykumwrwb...

Mumpung internet lagi lancar, mau berbagi tips secuil ini ya... ;-)

Agar Mudah Menghafal Ayat-ayat al-Quran :

1. Senang bertaubat. Orang beriman bukanlah yang tidak punya khilaf, melainkan yang senang bersegera taubat. Ketika keliru dan melakukan kesalahan, cepat memperbaiki diri. Taubat senantiasa dilakukan setiap saat. Banyak dosa ringan yang kita perbuat sepanjang waktu, bila bertumpuk-tumpuk, menggununglah dosa itu dan menjadi besar, :-'((. 

Sesungguhnya dosa-dosa tidak akan memberi ruang untuk ayat-ayat tersimpan di hati manusia. 
Imam Syafi'i di dalam satu petikan sajaknya yang terkenal mengadu kepada gurunya bahwa 'agak sukar' untuk menghafal dengan baik. Gurunda lalu menasihatinya agar meninggalkan maksiat dan bertaubat akan segala dosa- dosanya. (*Naaah, that's Imam Syafi'i lho, yang dinasehati sedemikian... apalagi level-an kita yang sehari-hari berbalut sistem korupsi, kolusi, dan menggemari pujian manusia?!* Yoook, taubat!)

2. Niat yang lurus, dan percaya bahwa doa dikabulkanNya. Minta sama Allah SWT supaya bisa, supaya mudah menghafalkan ayat-ayat cintaNya. Tulus hati mengingat ganjaran kebaikan yang akan diperoleh kelak di hari akhir, bukan karena minta puja-puji manusia. 

Saya punya banyak sobat yang "cita awalnya" meningkatkan hafalan quran supaya nanti di akhirat dapat membanggakan kedua orang tua mereka, namun tak perlu tunggu akhirat pun, semasa di dunia ini mereka sudah membuat bangga. Orang tua tak kesulitan ketika komunitas masyarakat berkumpul di rumah, mengaji bersama, toh ada anaknya yang memimpin bacaan doa. Bahkan sobat huffazh (para penghafal quran) ini sangat mudah diterima di berbagai level pergaulan, karena secara alami yah ketika niat lurus dalam menghafal quran, akhlakul karimah, wajah pasti tampak sumringah, ramah dimana pun berada, dan lidah tidak kelu menyapa saudara, maka efeknya sangat besar, sanak saudara dan teman-teman senantiasa mencintai dan merindukan.

Hmmmm, ada perbedaan mencolok, antara non-arab dengan native-Arab, mayoritas native-Arab hafal quran, namun sebatas hafalan kalimatnya saja. (Pernah lihat surat kabar berbahasa Arab? nah, native-Arab melafadzkan quran seperti baca surat kabar itu, jadi mereka ini belum tentu mempelajari ilmu tajwid dan tafsirnya dengan baik...) 
Sedangkan huffazh yang sebenar-benarnya penghafal quran adalah yang bacaannya sesuai kaidah, dan terbukti pengamalan ayat-ayatNya dalam kehidupan sehari-hari. 


3. Disiplin dalam menargetkan hafalan. Misalnya sehari = sekian ayat, dst. Masa yang paling baik adalah pada waktu yang kita tidak sibuk dengan hal-hal lain. Misalnya mengulang-ulangi ayat sesudah wudhu, sebelum tidur. 

4.  Untuk memudahkan kita, seringlah baca quran. Menunggu di halte, menanti anak pulang sekolah, menanti mesin cuci yang berputar, menunggu rebusan masakan, seraya menyiram bunga, menyiapkan makanan dan kegiatan rumah tangga lain, dapat kita isi dengan memperbanyak intensitas "mesra dengan quran". Ketika duduk istirahat sekolah/kuliah, saat jeda usai sholat sebelum makan, dll, banyak waktu yang bisa kita pergunakan untuk mengulang-ulang bacaan quran, supaya cepat hafal. Kalau ingin menghafalkannya, harus tambah akrab dengan al-Quran. 

Di rumah-rumah sobat huffazh quran, di mobil, di kantor, yang diputar bukan lagu-lagu pop, dentuman rock, atau musik-musik jreng-jreng lainnya, melainkan selalu terdengar kaset murottal al-Quran :-). *_^

Banyak muslim yang "hanya identitas KTP", dari kecil sampai dewasa ternyata cuma taunya al-Fatihah, dan quran dijadikan hiasan dinding rumah, :-/ astaghfirrulloh... Bahkan membaca quran dianggap sebagai hal aneh, membacanya saja tidak bisa, bukan karena tidak ada guru ngajinya, melainkan sebab kemalasan dan tidak termotivasi mengejar kampung akhirat nan hakiki. 
Hal ini pernah serius diingatkan oleh para dai/daiyah di berbagai negeri. Sampai kini. Malah di wilayah dekat rumah kami di tanah air, para manula yang sudah bergelar haji/hajjah itu, ternyata enggan belajar membaca quran, maunya cuma "marahi anak-cucu" kalau tidak sholat, tidak ngaji... ~_~ naudzubillah, ternyata kakek- nenek buta huruf quran... >_< 

Let's do it now.... hayooo, jangan malu-malu untuk memulai hafalan quran. Banyak yang memulai di usia dua puluhan, tiga puluhan, lima puluhan tahun, tidak apa-apa... memang semakin muda, makin mudah menghafalkannya. Namun semakin optimis untuk bisa, makin cepat pula bisa hafal, meski usia sudah kepala tiga ke atas. *_^  beneran, ini banyak buktinya! Teman-teman huffazh di Kuwait juga demikian, jangan sampai kita tidak bercita-cita menghafalkan quran~ namun bercita-cita memiliki perusahaan dan bisnis yang besar. Sayaaaaang, hidup ini cuma sebentar. Bisnis dunia hanya sementara, namun hafalan quran insya Allah kita bawa sampai di hari pertanggung-jawaban, :-).





5. Hafalkan surat-surat yang paling mudah, surat pendek terlebih dahulu. Ramai yang menyarankan agar hafalan dimulai dengan lima juzu’ terakhir ( bermula dengan juzu’ 30,juzu’ 29 dan seterusnya). 

Ada pula yang mengombinasikan dengan "hafalan juz' terakhir, nyambi baca khatam juz' awal  atau yang sebelumnya". Maksudnya, jadi saat juz' terakhir sudah hafal, juz' baru yang khatam tadi menjadi 'familiar' karena sering diulang-ulang bacanya, maka hafalan selanjutnya menjadi makin mudah.

6. Bisa dengan mengurutkan surat-surat yang digemari terlebih dahulu, misalnya sobat saya juga, dia hafal (terlebih dahulu) QS. al-Kahf, QS. Ar-Rahmaan, QS. Yaasiin, separuh al-Baqoroh... Dan dikombinasikan 'setor hafalan' ke surat yang terasa lebih gemar membacanya, seterusnya ke juz' terakhir, juz' 29, 28, dst... Namun biasanya yang seperti ini, mayoritas 'hafal-an gaya nyantai, yang kadang semangat banget, kadang cepat mengendur...', tapi masih lebih baik dari pada tidak memulai hafalan sama sekali. :-)

7. Bersungguh-sungguh dan terus memperbaiki amalan. Jangan vakum terlalu lama, karena 'lupa'nya juga akan makin cepat, lho... Misalnya saat liburan, bergembira ria, bisa sampai melupakan target hafalan. Ini pengalaman pribadi, surat yang paling mudah pun menjadi sulit dihafalkan karena vakum berarti terlena dalam kelalaian, :-'( jangan ditiru yaaah... >_< 
Ampuni hamba Yaa Allah... :-'(( *Cepat lupa = tidak bersyukur*

8. Baca hafalan kita di dalam sholat-sholat sunnah. Makanya, penghafal quran pastinya 'doyan' sholat sunnah di malam hari, di pagi hari, di saat-saat yang lain tengah terbuai dengan kantuk atau kesibukan  awal hari. Kalau sudah terbiasa, sekalinya 'absen', maka menyesalnya amat sangat perih. Pada tahap ini, terbuktilah bahwa kecintaan terhadap Allah SWT di atas segalanya, tatkala melantunkan al-Quran, menghidupkan malam dengan quran, bermesra dengan ayat quran, berarti sedang akrab denganNya, subhanalloh, akan terasa betapa hidup kita amat bergantung padaNya. Akan terasa nikmat dalam jiwa tatkala mengakui bahwa kita bahkan tak dapat berpijak di atas bumi tanpa pertolonganNya, kita hidup ini hanya untuk "menyenangkanNya" dengan ikhtiar optimal, sudah dibekaliNya raga, hati dan akal sempurna supaya kelak bekal akhirat tercukupi.

9. Pilih sobat-sobat huffazh "tempat menyetor hafalan". Hal paling asyik adalah ketika suami istri 'saling menyetor hafalan quran', kemudian dikoreksi lagi oleh sahabat dekat, lalu siap-siap diuji oleh tim huffazh atau syekh yang memiliki wewenang sebagai penguji. Di setiap negara, biasanya ada Islamic Centre yang punya kelas khusus buat ujian hafalan quran. 

Di Kuwait dan Malaysia pun demikian, malah di Kuwait ini motivasi hadiahnya seru! Setiap satu juz', para penghafal memperoleh cek sejumlah uang, yang kursnya dalam IDR sekitar satu juta rupiah. Kalau sudah 'full' 30 juz', hadiah ceknya seribu KwD, sekitar 40 juta-an rupiah. Itu pun diteruskan dengan kegiatan 'out-bond' dan 'uji nyali' buat para penghafal quran. Misalnya mereka melakukan perjalanan ke berbagai daerah terpencil dan menjadi imam masjid di sepanjang perjalanan. Begitu pula saat taraweh, qiyamul lail ramadhan, masya Allah... Para penghafal quran ini ditunjuk dan dilatih untuk menjadi imam masjid di sepanjang jazirah teluk. Dengan cara menjadi imam di antara para makmum yang huffazh pula, supaya saling mengoreksi bacaan.

*Suddenly Terkenang bacaan Sheikh Mishary bin Rashid Al-Afasy, (born in Kuwait in 1976, is a Kuwaiti national and a world-renowned qari. He is the imam of Masjid Al-Kabir (Grand Mosque)....) kalau taraweh dan qiyamullail di bulan ramadhan. Masjid al-Kabir ini padat sekali pengunjungnya...masya Allah!* #eh btw, syekh nya masih muda banget yaaaah, ^_^ 

(Maaf harus ngomong), anak-anak dan teman-teman huffazh lulusan Kuwait (ini yang usianya 6-16 tahun udah pada khatam quran...) pernah tertawa-tertiwi dan geleng-geleng kepala ketika menjadi makmum di masjid-masjid daerah mereka, di Indonesia. Karena imam-imam di masjid Indonesia, masih banyak yang bacaan qurannya salah---tapi ngotot gak mau diajak berbenah... dan belum tentu hafal setengah dari juz 'amma... :-/ sedihnya adalah ketika para imam, muadzin di Indonesia tidak ada perbaikan kualitas dari tahun ke tahun. :-'( Malah di kotaku, di dekat rumah ujung Jkt pula, di tempat kakakku di Bogor, sama semua, Imam sholatnya membaca quran dengan asal-asalan, tapi diajak belajar, tidak mau... :-(( semau-maunya saja minta pengakuan sebagai imam masjid, berbeda dengan para imam masjid di Kuwait, diuji kemampuan hafalan quran haditsnya--- meski harus mengikuti aturan kementrian agama terpusat dalam menyampaikan isi ceramah (khotbah).

Hal yang paling memprihatinkan saat ini adalah aktivitas remaja masjid dan pelajaran-pelajaran tentang al-Quran difitnah sebagai kegiatan ekstrim dan teror di negeri kita. Bahkan media televisi dan media massa yang cs-an dengan kepentingan barat menelurkan berita-berita buruk bagi pecinta al-Quran... 
Masjid-masjid yang "diramaikan" oleh pecinta kajian quran biasanya terletak di wilayah kampus, di lingkungan kaum intelektual yang berusaha senantiasa meningkatkan pengetahuan Islam, namun ramainya aktivitas kebaikan justru dipergunakan oleh pihak-pihak anti Islam sebagai bukti hadirnya isu aliran 'sesat, fanatik, dan sejenisnya' yang kemudian menggiring opini publik supaya "takut belajar quran, takut belajar di masjid...", dan hal sejenisnya.
Mereka tutup mata melihat pesatnya pembangunan negeri adalah dikarenakan pemuda-pemudi berprestasi pecinta quran, mereka terus-menerus menyembunyikan fakta bahwa solusi kaum remaja yang haus kasih sayang, krisis akhlak, ragam problema masyarakat, krisis pemimpin di negeri ini, dll dapat teratasi dengan kembali kepada nilai-nilai qurani.
Wallohu a'lam...

10. Berkumpul dengan teman-teman yang menyemangati dalam belajar quran. Kadang-kadang ada rasa berat, itu pasti! Karena kita manusia memang cepat terombang-ambing suasana, godaan di setiap sudut selalu hadir agar kita mudah lalai dan lupa. Maka, teman-teman yang selalu mengingatkan harus selalu ada. Berkumpul dengan teman-teman yang sholeh/sholihat adalah pengobat jiwa pula. Iman kita tidak selalu naik seperti baginda Rasullullah SAW, namun jangan biarkan jatuh terperosok luka parah dan tersungkur dalam kegelapan. Diri kita sendiri-lah yang harus pandai mengencangkan kesabaran dan rasa syukur kepada Allah SWT agar senantiasa berlimpah nikmat cahaya Iman, al Islam, dan berada dalam taufiq hidayahNya.

11. "Tekad harus terus diasah, perbaiki niat,& terus diteguhkan!" 
Suatu hari di penghujung syaban, ada musabaqoh tilawatil quran sisters Kuwait. Semua muslimah dalam komunitas Al-Husna Kuwait disarankan 'ikut berpartisipasi". Pilihan surat-suratnya tidak ada yang benar-benar kuhafalkan dengan baik. Namun kalau tidak ikut, merasa rugi jadi penonton doang, lha sudah jauh-jauh silaturrahim ngumpul dari Salmiya ke Reggae, hehehe...

Atas dukungan penuh suami, kupilihlah salah satu surat yang jarang dipilih teman-teman, level paling rendah di juz 'amma ;-), saya tidak malu berada di "siaran ulang juz 'amma" yang penting hafalan quran ini dapat menjadi tameng bekalan di hari akhir kelak. Aamiin... 
Dan ternyata, waktu satu minggu dengan "tekad melebihi baja" itu, saya dapat menghafalkan tiga surat berdekatan sekaligus. *Padahal, sueeer, kalau gak karena musabaqoh, siaran ulangnya bisa molor sampai setahun, >_< waduuuh....* (Jangan meniru kemalasan saya yah...:-D)

Singkat cerita, MTQ berjalan lancar dan sempat saya rampungkan artikel mengenai teman-teman pecinta quran ini, sebelum berangkat umroh :-). Beberapa "al-hafizhah" menjadi jurinya, dan ternyata emaknya Azzam termasuk juara #1 (ada tiga juara #1, tiga juara #2, tiga juara #3 dan hadiah hiburan lainnya) di setiap level. Walhamdulillah 'ala kulli hal... *Jadi dapat bonus hadiah plus foto bareng para penghafal quran, gitu lho, hihihihi....* 
Mabroook!

(^_^)


Berarti, salah satu cara mempercepat hafalan adalah dengan menggenjot semangat memenuhi 'target hafalan' seperti contoh saat akan ada MTQ. Maka, silakan para ortu, para guru, buat saja program-program rutin dalam skala kecil untuk MTQ keluarga besar, bisa MTQ buat anak-anak, buat para bapak, dan para ibu juga. Hal ini sering dilakukan pula oleh banyak komunitas muslim Indonesia yang ada di luar negeri, :-).

Dalam keluarga kecil pun, bisa dicoba membuat jadwal rutin "MTQ dalam area rumah tangga sendiri", misalnya tiap akhir minggu, si bapak "setor surat ke sekian", si ibu juga setor hafalan surat ke sekian, si kakak dan si adek juga demikian, khadimat juga diajak "setor hafalan surat sekian". Pasti tambah semangat, kan?! Aiiih, sepertinya hal remeh, namun kalau tidak berkomitmen teguh, hal ini tidak bisa berjalan lancar, lho... Jangan sampai semangat kita cuma membara di kala ramadhan tiba. ^_^

Ketenangan jiwa saat melantunkan dan meresapi ayatNya tak dapat dibandingkan dengan jumlah nominal mata uang mana pun jua. Keistimewaan Para Penghafal al-Quran ada di link ini.  



Barokallohu fiikum , selamat beraktivitas, Salam Ukhuwah ^-^ ❤  

Tetap saling do'a yah^^ Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^ 

Maaf lahir batin...
Wassalamu'alaykumWrwb... :-) 



*Disampaikan dalam beberapa tahap kultum singkat di Islamic Centre Krakow. Congrats for our lovely sisters! Selamat buat beberapa sisters muallaf Krakow yang baru awal ramadhan 1434h lalu---dapat membaca al-Quran, mabrooook! ^_^



1 comment:

nurul rahma said...

Subhanallah...Jazakillah ummi atas tulisan yang sangat inspiring ini...Di kantor saya ada program Hapalan Quran buat karyawan. Awal2nya saya semangat banget... Tapi, skrg mulai kendur spiritnya... Bismillah, saya mau semangat lagiii!