Photobucket

Friday, March 27, 2009

Turut Berduka Cita buat Korban Bencana di Tanah air...

Assalamu'alaikumWrWb...

Pagi-pagi, ada teman yg ngabari kalo' daerah Deplu, jakSel kebanjiran "dadakan" akibat jebolnya tanggul situ gintung.

Innalillahi Wa inna ilaihi rojiuun... kami skeluarga turut berduka cita, yah... Smoga para korban dilimpahkanNya kesabaran, samudera keikhlasan, serta berganti pahala kebaikan yg berlipat ganda, amiin...

Btw, para "orang yg berkepentingan" di negeri kita lagi sibuk-sibuknya kampanye yah, smoga aja mereka benar-benar masih ingat dgn "nasib yg masih terlunta-lunta" anak-anak bangsa korban lapindo, korban mal praktek yg makin marak, serta kasus-kasus aborsi yg mulai banyak diungkap... duuuh, gemezzz banget rasanya kalo' tuh berita-berita cuma "hot-nya" beberapa detik, trusss "ditutup tanpa ending yg jelas" untuk meredam emosi publik, demi "kepentingan-kepentingan pihak tertentu"...

Oh... Indonesia...
Wuuaaaaaaargghhhhh... :-(
* ntar lagi emosi, nih... (apalagi kalo' baca berita, pemerintah kita malah lebih "akrab" dgn Amrik, dibandingkan negeri Arab...)

Wednesday, March 25, 2009

Usai cuti dadakan... ;-)

asslkm WrWb.... smoga sehat semuanya... :-)

Duuh, subhanallah...minggu yg padat, kebetulan bang azzam cuti sekolah. Kebetulan juga, abinya Azzam "harus" ngabisin sisa cuti, naah... jadi kita liburan dadakan di tgl 15-22 maret kemaren, ;-) Alhamdulillah, "bakat ngebut2an" abi dikembangkan, cihuuuuuy.... menyusuri Tol dari KL sampe Johor bahru, istirahatnya di UTM skudai, muter-muter ke Desaru beach, melalui jalan-jalan perkampungan, port-dickson, Ke melaka, alor gajah- famosa resort, truss "ditutup" acara liat balon terbang di Putra Jaya, hehehe. Yang paling asyik, the last pas nengokin calon adek bayi di dalam perut ummi, ;-) ternyata sekarang dah masuk 36 weeks, alhamdulillah...
makanya aq gak bisa lama-lama Online nih, sudah ada "tanda-tanda" bgithu... asyik baca-baca disini, , juga terharu, mengingat-ingat persalinan bang Azzam 6 thn lalu... apalagi kalo' teringat meninggalnya adek Nabila di kandungan, hiks... :-(
Lumayan banget "nge-charge" jasmani dan rohani dgn tafakur alam di cuti dadakan seminggu lalu. Kapan-kapan dah yah upload picsnya, buanyak banget jepretannya sampe ribuan...hehehe... Alhamdulillah... Thank you Allah!

goodLuck smuanya... salam ukhuwah... (^_*). syukron jazzakumullah atas do'a-do'anya, wassalam WrWb.


pic : "menyusuri JonkerStreet, Melaka, saat mulai menuju Alor gajah :-)

Wednesday, March 4, 2009

Masalah Selalu Ada di Dunia

"Kalo' mau bebas dari masalah, mau senang-senang mulu, mau tersenyum dan gembira mulu, maunya bersuka-ria dan bercanda-tawa, mau bergurau dan gak mikirin apa-apa, ternyata tempatnya bukan di dunia...", pernah denger si boss ngomong gethu... :-D

Setiap detik, dunia dgn isinya yg berupa manusia dan accesories laennya, selalu ada masalah. Betul kan ? kalo' orang per orang atau pribadimu sendiri aja nih, coba renungkan, pasti ada internal problem yg sedang dihadapi, ada juga konflik-konflik dgn individu laen or lingkungan... besok lusa, ada lagi masalah laen... Trus, kalo' dah selesai, ada lagi masalah laen... ya toh...?
Memang akhirnya kalo' kita pikir-pikir, secara otomatis, semua masalah akan "putus hubungan" dengan kita JIKA hidup kita berakhir, alias dah "the end", :-) ya kan...? nah, kalo' gethu, kalo' ada yg bilang, "nikmati hidupmu! enjoy ur life!", maka secara langsung aja kamu kokohkan dalam hatimu, dalam hati kita, "nikmati segala masalah! enjoy ur problems!"... Selama hidup di dunia, pasti ada masalah... yo'... jangan sungkan gali terus ilmuNya, supaya makin "ahli" menyelesaikan masalah, ok?!

dah dulu yeee, salam Ukhuwah!
wassalam,WrWb...

#adapun kiriman hikmah dari seorang sahabat hari ini : "yg diawali dgn marah dan kesal, akhirnya nanti adalah rasa malu. yg diawali dengan senyum keikhlasan, akhirnya akan berbuah bahagia :-)"

Tuesday, March 3, 2009

Orang Mukmin Punya Ciri Cinta, Tiada Ruang Untuk Dengki!

Tak Ada Kompromi Buat Dengki
Oleh: Muhammad Nuh

“Hindarilah sifat dengki karena ia akan memakan amalan kamu sebagaimana api memakan kayu yang kering.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa indahnya hidup yang Allah anugerahkan buat hamba-hambaNya yang beriman. Karena, tak satu gerak hati dan fisik pun yang berujung sia-sia. Semuanya bermakna.

Sungguh rugi mereka yang tak mampu memaknai indahnya hidup dalam persaudaraan iman. Ada kebencian dalam hati. Ada permusuhan dalam diri. Dan ada dengki yang tiba-tiba mendominasi.

Ada pembangkangan di balik dengki
Sekilas, dengki menunjukkan ketidakberesan antara seseorang dengan orang-orang tertentu. Kesan itu sedemikian kuat terutama dari para pelaku dengki. Bahkan mungkin ia pun tak sadar kalau dirinya sedang dengki. Padahal, dengki bukan cuma urusan antar manusia. Melainkan juga dengan Allah swt.
Inilah yang tidak disadarai para pendengki. Tanpa sadar, orang yang dengki sebenarnya sedang menghujat sebuah kebijakan Yang Maha Bijaksana. Ia tidak puas dengan turunnya nikmat Allah kepada orang tertentu. Seolah ia ingin mengajukan protes kepada Allah swt., “Kenapa mesti dia yang dapat nikmat. Bukan saya!”

Rasulullah saw. menggambarkan hal itu dalam sebuah hadits. “Sesungguhnya pada nikmat Allah Ta’ala itu terdapat musuh-musuh. Baginda ditanya, “Siapakah musuh-musuh itu, ya Rasulullah?” Baginda menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang dengki terhadap orang lain atas anugerah yang diberikan oleh Allah.”
Jadi, seorang yang sedang dengki sebenarnya bukan sekadar melakukan kesalahan terhadap rekan, saudara, atau siapa pun yang ia kenal. Saat dengki itu mulai berkobar, ia sebenarnya sedang melakukan pembangkangan terhadap kebijakan Allah swt.

Ada risau yang tak putus bersama dengki

Salah satu kunci bahagia sebuah kehidupan adalah lahirnya ketenangan dalam hati. Ketenangan inilah yang menjadikan aliran darah normal. Jantung tidak memompa secara mendadak. Dari situ, pikiran terasa segar, fisik tak lagi sibuk melawan bermacam penyakit. Dan inilah ciri khas pribadi seorang mukmin. “(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. Ar-Ra’d: (13) 28]

Namun, ketika dengki menelusup ke hati, suasana menjadi lain. Ada hembusan panas yang tiba-tiba mengepung hati. Seorang ulama hadits seperti Abu Laits pernah mengatakan, “Tiada sesuatu yang lebih jahat daripada dengki. Seorang pendengki akan terkena lima bencana sebelum dengkinya berhasil, yaitu risau hati yang tak putus-putus, musibah yang tidak berpahala, tercela yang tidak baik, dan murka Allah swt.”
Seorang hamba Allah, sebenarnya sudah teramat sibuk dengan urusan pribadinya. Bisa urusan keimanan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dakwah, keluarga, dan umat. Semua urusan itu silih berganti menguras perhatian dan kesibukannya. Bayangkan, jika urusan pribadi itu ditambah dengan dengki. Terlebih jika dengki yang lahir tidak pada satu orang. Tapi pada beberapa orang. Tentu akan ada beban yang teramat berat buat pikiran dan emosi pendengki. Dan beban itu akan menumpukkan kegelisahan yang tak pernah habis.

Ada kesia-siaan setelah dengki

Setiap hamba Allah menginginkan semua amalnya bernilai tinggi. Ada tabungan pahala buat hari pembalasan. Tapi tak semua hamba Allah menyadari kalau suatu saat amalnya berkurang drastis dengan satu sebab. Dan sebab itu adalah kesibukan dengki yang tak pernah usai.
Rasulullah saw. mengingatkan hal ini dalam haditsnya. “Hindarilah sifat dengki kerana ia akan memakan amalan kamu sebagaimana api memakan kayu yang kering.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada kesia-siaan yang didapat dari pendengki. Tanpa sadar, amalnya terus berkurang dan berkurang sejalan dengan kedengkiannya. Pengorbanannya dalam jalan dakwah menjadi tak berarti. Susah payah ibadahnya menjadi tak berpahala. Nau’dzubillah.

Ada hawa permusuhan dalam dengki

Ada ciri khusus seorang mukmin dalam interaksinya dengan sesama mukmin. Itulah yang digambarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits. Beliau saw. bersabda, “Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya yang dia cintai bagi dirinya.” (HR. Al-Bukhari)

Kadang, ciri tersebut hilang bersamaan dengan munculnya dengki. Sungguh berbahaya. Ia tak lagi sadar bahwa seorang mukmin punya Ciri Cinta. Kurang dari itu, ia tak lagi pantas menyandang posisi istimewa sebagai orang yang beriman.

Dengki bukan hanya melepas jalinan cinta antara sesama mukmin. Lebih dari itu.. Dengki memunculkan hawa permusuhan. Ada jarak batin ketika dua hamba Allah yang dijangkiti dengki itu bertemu. Tatapan menjadi penelusuran sebuah kecurigaan. Dan senyum menjadi basa-basi hambar.

Bahkan, panasnya permusuhan sudah sangat terasa hanya karena nama orang yang didengki disebut orang. Terlebih ketika penyebutan berkenaan dengan keistimewaan atau kemuliaan. Dengki langsung menggiring hati dan pikiran secara optimal mengolah reaksi.. Saat itu, tak ada setitik kebaikan pun terlihat dari kacamata dengki. Semuanya buruk.

Alangkah indahnya hidup tanpa dengki. Siang menggairahkan fisik untuk giat berkarya. Dan malam menenteramkan hati untuk lelap beristirahat. Sungguh indah nasihat Rasulullah saw. buat generasi penerusnya. “Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah (untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak menzhaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya, dan tidak pula melecehkannya. Takwa tempatnya adalah di sini –seraya Nabi saw. menunjuk ke dadanya tiga kali.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a.)

(sumber : www.dakwatuna.com)

Salam ukhuwah, good Luck all! :-)