Photobucket

Thursday, June 23, 2011

Si Aci Dan Si Uci




Adalah Aci, anak ‘orang gedongan’ ibu kota, bukan anak tunggal tapi punya orang tua yang banyak uang, sehingga Aci dan ketiga saudara kandungnya sangat berkecukupan. Mama mereka tidak bekerja di kantor seperti sang papa yang pengusaha, namun mama super sibuk karena bisnisnya milyaran, ada bisnis berlian juga, lho…Sejak bayi, Aci dan ketiga saudaranya dibelikan banyak sekali mainan ‘branded’, mulai kasur yang goyang-goyang, baby-carriage, stroller yang satu setnya ada 5 tempat duduk, instrument-set, botol-botol susu sekian lusin yang BPA-free, bedding set dengan seprai dan bantal keren nan empuk, kolam renang bayi, kursi+meja makan set buat bayi, mainan olahraga basket dan volley buat bayi, dan setumpuk fasilitas lainnya yang ditempatkan di ruang penyimpan khusus mainan mereka, ruangan itu bahkan lebih besar dari kamar tidur Aci sendiri.


Saat berusia sekolah, Aci berkenalan dengan anak Mbah Jah, pembantu part-time di rumahnya. Mereka memiliki beberapa pembantu di dalam rumah, kebetulan Mbah Jah diberi tugas khusus memasak dan merapikan kamar-kamar tidur. Sebut saja Uci, anak mbah Jah ini sebaya dengan Aci. Baju-baju bekas yang tak lagi dipakai Aci, sering diberikan kepada Uci oleh mama Aci. Demikian pula sepatu bekas, mainan-mainan lama, semuanya masih layak pakai, Uci pun senang sekali dan sangat berterima kasih. Namun Aci merasa sedikit heran tatkala melihat Uci lebih menyukai mainan-mainan sederhana kepunyaannya. Uci punya bantal bola dengan sulaman yang lucu, ada mobilan terbuat dari sisa potongan kayu dihias cat sederhana, ada koleksi buku bergambar dan kliping koran bergambar macam-macam mainan, serta beberapa benda unik lainnya, origami, dll yang tidak dimiliki Aci.

Ternyata semua keunikan mainan Uci dikarenakan benda-benda itu adalah kerajinan tangan sendiri, ‘hand-made’ yang dibuat oleh Uci dan ayah ibunya bersama-sama. Dan di suatu hari, Uci pun menghadiahkan Aci sebuah pigura sederhana dengan gambar pemandangan indah serta terpajang foto ukuran kecil-wajah Aci yang imut. Aci sangat gembira, meskipun pigura lain dalam rumahnya merupakan benda-benda mahal berukir berbagai hiasan. Dalam hati Aci, pigura sederhana buatan Uci adalah hadiah terindah yang terpajang di ruang belajarnya.

Semakin bertambah usia, Aci mulai memahami bahwa semua harta benda pemberian orang tuanya “bukanlah kebahagiaannya”. Ketika masing-masing anak memiliki komputer dan fasilitas lengkap nan tertata di ruang tidur pribadi, ternyata menyebabkan kakak-beradik kurang akrab, sibuk sendiri-sendiri. Istilah ‘berbagi’ kurang dikenal oleh mereka. Tatkala ajang liburan keluarga, kakak-adiknya ramai-ramai ke villa mewah mereka berteman sopir dan pembantu.
Saat lain berwisata, di pusat-pusat mainan anak, semua begitu membosankan karena tiada mama-papanya yang mendampingi, bahkan semua jenis mainan tak menarik lagi, sebab Aci punya beragam mainan yang jauh lebih canggih di rumahnya. Usai pembagian raport pun, sikap mama-papa terbiasa cuek, tak ada motivasi atau nasehat apa pun, tak masalah anak-anaknya mau berprestasi akademik atau tidak, yang penting ‘naik kelas’ lurus-lurus saja alias tidak bandel. Padahal dalam hatinya, Aci mau juga dipeluk-peluk dan di-sun sayang berlama-lama oleh mama-papanya di berbagai kesempatan.

Sekelumit problema masa remaja kakak-beradiknya, serta beragam konflik pun merupakan tambahan pengalaman hidup bagi Aci. Tak mudah mengajak mama-papa mereka bercengkrama, berdiskusi apalagi berbagi cerita dan gundah, karena waktu luang tak pernah tersisa---syukur masih bisa menyempatkan semenit dua menit sarapan bersama.

Baca lanjutannya di link Oase Iman-Eramuslim ❤ saja, yah... :-)

Semoga bermanfaat... Salam ukhuwah dari Krakow (^-^)

Monday, June 20, 2011

Tegarlah Duhai Bunda

pic : kenangan di KL, :-)

^-^ ❤



Tak layak kukeluhkan sejumput problema saat pertama kalinya, seminggu lalu, melalui persalinan di sudut eropa timur ini tanpa bantuan mamanda sebagaimana biasanya, tanpa sanak keluarga dekat, dan komunikasi yang terjalin dengan orang sekitar tak semudah biasanya di negeri sendiri.

Tak patut kubicarakan permasalahan yang sepele itu terlebih lagi buah hati tercinta telah terlahir dengan selamat, sehat dan bugar setelah melalui beberapa jam kesulitan bernafas akibat terlilit tali pusar. Kukatakan, alangkah bahagia diri ini tengah berada di antara pangeran-pangeran mungilku yang menentramkan nurani, Alhamdulillah, puji syukur pada-Mu, Yaa Allah…


Kami yang tengah bahagia insya Allah tak ingin lalai akan mengingat-Nya, jua mengingat saudara-saudari lain yang menjalani hari berbeda warna di berbagai area, turut berduka cita pada kabar-kabar dari para bunda. Saudariku, Bunda Han, beliau baru saja ‘kehilangan’ buah cinta dari rahim sucinya. Dan harus menghadapi terapi-terapi penyembuhan dari tumor yang dideritanya. Bunda, kami turut merasakan perihnya ‘peristiwa kehilangan’ itu, dan yang kami yakini bahwa bunda Han pasti mampu melewati hari dengan kuat dan tegar.

Begitu pula Bunda ‘Aina, tetap bersabar meniti hari meski ‘aina kecil harus mondar-mandir diopname, rumah sakit menjadi rumah kedua bagi keluarga mereka karena ‘aina mengalami gangguan kesehatan sejak lahir. Duhai Bunda ‘Aina, maafkan kami yang hanya bisa menguntai do’a, sungguh rindu ingin memeluk ragamu yang tegar itu, saudariku.

Dan terdengar pula berita dari Bunda Shinta, saudariku nan sholihat di Bangkok, sesosok guru cantik yang tak pernah kehilangan senyum di hadapan siapa saja, dahulu pangeran kecilnya telah berhasil melewati masa kritis akibat serangan virus Kawasaki yang langka itu.

....baca lanjutannya di Oase Iman-Eramuslim yah, sobats...

Barokalloh always, salam ukhuwah dari Krakow (^-^)

Friday, June 3, 2011

Secarik Catatan Awal Rajab 1432 H

pic : spring, usai hujan... cantik yah...:-)


Assalamu'alaykumwarohmatullohi wabarokatuh...
Tak terasa waktu terus berlari...

"Allahumma barik lana fi Rajab, wa barik lana fi Sha'ban wa ballighna Ramadan."

"O Allah, make the months of Rajab and Sha'ban blessed for us, and let us reach the month of Ramadan
(i.e. prolong our life up to Ramadan, so that we may benefit from its merits and blessings)."

“Ya Allah, berilah keberkahan pada kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.amiin...”

Seraya menanti dengan ‘penasaran’, (masa’ iya sih, dari minggu lalu “bukaan 1 cm melulu”, hehehe), namun begitulah… Saya sedang menanti kelahiran mujahid kami, yang due-datenya adalah minggu ini, namun belum juga berasa kontraksi super-cepat dan kencang (sebagaimana tanda-tanda persalinan waktu pengalaman melahirkan abang-abangnya, :-D), kontraksi yang terasa sekarang masih random dan kecil-kecil, tidak sakit banget, makanya dirasa belum perlu meluncur ke rumah sakit.

Berusaha menenangkan hati, menghindari berbagai prasangka, serta berulang-kali kucek-ricek “bekal” yang akan dibawa ke rumah sakit, hmmm…semoga sudah komplet alias tak ada hal penting yang tertinggal, amiin...

Aduhai ananda tersayang, semoga kelahiranmu lancar, telah tertulis detik-detik itu di Lauhul Mahfuzh, ummi-abi-abang, dan semua keluarga yakin bahwa kelahiranmu kelak adalah di saat yang terbaik, detik yang tepat sesuai skenario-NYA… kamu adalah muslim Indonesia pertama yang lahir di tanah Krakow, nak… Terima kasih atas penularan semangat kepada ummi-abi, dan dua abangmu, serta kepada semua uncles-aunties yang tengah berbahagia memberitakan masjid Krakow…

Syukron jazzakumulloh khoiru jazza atas segala iringan do'a, barokalloh always...
(^-^) salam ukhuwah dari Krakow!