Photobucket

Sunday, January 30, 2011

Pilihan Hati :-)

Assalamu'alaykumwrwb, tahmid wa sholawat... ❤

pic : Thanks Allah, ❤ we are five now! ;-)

Tulisan ini kuhadiahkan buat semua saudara-saudari yang telah memantapkan pilihan hati, istiqomah di jalanNYA, semoga senantiasa selamat dalam berkahNYA hingga yaumil hisab, amiin.
salam ukhuwah (^-*)
-bidadari_Azzam&family@Krakow-


Tiba-tiba keluarga itu tercengang dengan keputusan Shasa, terbilang masih sepupu suamiku. Shasa, gadis ayu yang penurut, sungguh mengagetkan saat bersedia dengan tegar mengikuti tantangan sang Ayah, “Kalau engkau menikah dengan pria itu, maka engkau bukan lagi anakku!”, tegas Ayahnya.

Pria yang dimaksud adalah pacar Shasa, selama ia menjalani hari-hari sebagai pramugari cantik di sebuah maskapai penerbangan nusantara. Pria itu nonmuslim. Shasa sepertinya tak punya pandangan mata yang normal lagi, apalagi mata hati yang jernih, dengan membiarkan orang tua sakit hati, bahkan Ayahnya meninggal dunia tahun lalu saat semakin sakit-sakitan.

Padahal, sebelum diukur dengan “kadar imam dambaan wanita”, (maaf) secara fisik pun biasa saja, pria itu terhitung tidak ganteng malah, yang akhirnya sanak-keluarga mengisukan “ilmu hitam” yang dipakai si pria untuk menarik Shasa menjadi istrinya. (Naudzubillahi minzaliik)


Sekarang Shasa sudah tak lagi ramping, tubuhnya sama gendut dengan anaknya. Padahal baru beberapa tahun menikah, guratan penuaan dini sudah menjalar di wajahnya, kemungkinan besar adalah bersumber dari kegundahan nurani, karena dalam hukum Islam, murtad adalah termasuk dosa besar. Sehebat-hebatnya ia bersandiwara dengan senyum mesra seolah bahagia dengan agama barunya, pastilah hatinya menangisi pilihan fatal dalam hidupnya itu. Firman Allah SWT, “Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka dia tidak akan diterima (agama itu) dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘imraan:85).


Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tabrani: "Barang siapa telah menikah, ia telah memelihara setengah bagian dari imannya, karena itu, hendaklah ia takwa (takut) kepada Allah dalam bagian yang lain." Lantas bagaimana mungkin seorang wanita muslimah malah rela mengubah agamanya demi menikah dengan pria nonmuslim itu? Pikiran orang-orang normal biasanya, “apakah tidak menemukan lelaki muslim yang pantas ?”, dan Shasa punya pertimbangan lain, “kata cinta”, kemewahan atau alasan lainnya.


Berbeda dengan Kak Risa, yang pernah dilamar seorang teman kantornya, nonmuslim. Teman pria ini mengaku amat sangat mencintainya, dan bersedia menikah “beda agama”, di Singapura atau Belanda, sehingga baginya tak masalah jika Kak Risa tetap muslimah sedangkan ia tetap menganut agama yang dipeluknya. Alhamdulillah, Kak Risa teguh pendirian, orang tuanya telah menjelaskan bahwa pernikahan yang seperti itu adalah tidak sah di mata Allah SWT, tetap zina seumur hidup.


Sungguh Saya bangga pada Kak Risa, beberapa tahun lalu, pilihan hatinya yang tepat telah menuntunnya pada kehidupan rumah tangga yang indah bersama Mas Tono. Kak Risa telah menggunakan busana muslimah, menutup aurat dengan baik, serta pasca menikah, ia menaati suaminya untuk segera resign dari kantor tempatnya bekerja agar lebih bisa menjaga kondisi tubuh sebagai persiapan kehamilan. Sekarang mereka sering bermain di taman bersama bidadari mungil yang lucu, indahnya rumah tangga tersebut. Walhamdulillah...

Pilihan Hati, artinya nurani yang bicara, sepanjang hidup ini kita selalu dihadapkan atas jutaan pilihan. Kita harus memilih dengan tepat, walaupun sulit saat pilihan itu bertaburan ibarat debu, namun kita harus lakukan. Pilihan Hati saat berjumpa sosok “pendamping hidup”, yang menemani hari-hari hingga akhir hayat (insya Allah) biasanya adalah episode terhebat bagi sebagian besar orang.


Pilihan Hatiku saat baru masuk kuliah semester satu, kuyakini bahwa pendampingku---seorang muslim yang selalu optimis pada Allah SWT, walaupun manusia lainnya menghina, “ya ampuuun, masih kuliah, gajiannya guru privat doang?”, atau “kamu bodoh banget yah, dilamar si anu yang udah jadi orang hebat kagak mau, eeeh… pas dilamar mahasiswa kurus, kucel dan gak punya apa-apa, koq mau aja?”, atau cemoohan kalimat seperti, “liat aja loe…ntar baru berapa taon nikah, udah nangis-nangis minta Ce**i, kan anak muda sekarang banyakan gitu niru artis?” (halah, yang ini termasuk tidak pantas, mendo’akan keburukan untuk orang lain).

Ternyata benar, penilaian sekilas dari manusia tak ada artinya di mata Allah. Begitupun sosok calon suamiku ini, dulunya benar-benar bertekad kuat untuk menikah di usia muda, namun sudah beberapa kali ditolak akhwat, rata-rata tak percaya akan kesungguhannya, dengan alasan, “maisyahnya kurang, sebaiknya nunggu lulus kuliah dulu dan kerja mapan, jadi bisa menanti beberapa tahun lagi…”. Bagi sosok disisiku ini, tak ada istilah penantian apalagi pertunangan, teman-temannya dahulu menjulukinya “si keras kepala”. Namun ternyata, kata yang lebih tepat penilaianku padanya adalah, “berani &optimis memegang prinsip”.

...
Lanjutkan di link oase iman- Eramuslim kita ini yah, teman-teman... :-)

Tuesday, January 25, 2011

Tetap Kabar Baik


nice moment

Assalamu'alaykum wrwb, ❤ awal januari yang kubilang "dag-dig-dug" itu, berikut kushare dalam tulisan ini...

Awal hijriyah yang sangat membahagiakan bagi kami sekeluarga, dapat berlibur dengan riang, menikmati masakan daging halal di luar kota, ditambah kiriman surat penghargaan dari perusahaan tempat suamiku bekerja. Sependek pengalaman hidup kami, baru kali ini menemukan perusahaan yang sangat menghargai pendampingan seorang istri yang memberikan “support penuh” terhadap pekerjaan kepala keluarganya. Jika istri adalah ibu RT sepertiku, maka sesungguhnya uang gaji per bulan adalah “1/2 gaji suami” dan “1/2 gaji istri”, setelah dipotong pajak, asuransi dan “sedekah” buat manula di Poland.

Semua karyawan di Poland wajib menyumbangkan sekian persen gaji bulanan untuk menghidupi para manula (yang dianggap usia pensiun), dan dana itu sudah lumayan memajukan penghidupan mereka saat ini, sebab beberapa windu lalu, tanah ini masih dikuasai komunis dengan kemiskinan masyarakat yang mencekam.

Namun jika istri memutuskan untuk bekerja, malah difasilitasi bantuan memilih pekerjaan, dan pajak jadi lebih besar. Satu hal yang pasti, suami istri sama-sama wajib mengikuti sekolah bahasa lokal (Polish), tentunya pengalaman yang sangat berharga buat kami.

Di masa awal tahun yang sibuk, tiba-tiba Saya dikagetkan dengan berita tentang mama (mertua) yang sedang terbaring di rumah sakit Jakarta, padahal baru sebulan lalu memang beliau terkapar akibat thypus. Lalu malamnya, tubuhku jadi gemetar, menerima kabar bahwa adindaku harus dirawat pula di rumah sakit, kota lain, dan harus operasi akibat radang usus.

Padahal saat itu, kakak-kakakku di tanah air sedang fokus memperhatikan kesehatan bapak, sudah dua bulan beliau menggunakan “selang khusus” pada saluran urine (kateter), dan harus segera menjalani operasi prostat. Bapakku yang keren itu amat jarang sakit, maka sesekali waktu beliau sakit, contohnya saat kelenjar prostat membengkak kini, diperlukan penanganan serius dan perhatian ekstra dari anak-anaknya.

Gangguan buang air kecil terjadi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan dan biasanya menjadi bagian dari proses penuaan alami. Prostat yang bengkak ini akan menekan uretra (tabung yang membawa urine keluar dari tubuh). Sungguh nyeri yang amat sangat saat air seni tak bisa keluar, kecuali harus menggunakan kateter ini, kata ibu via telepon.

Di sujud malam kala mengadu pada-Nya, air mata ini tak tertahankan. Alangkah sedih nurani saat kita tak berada di samping orang yang kita kasihi sedangkan mereka sedang terbaring lemah. Di sisi lain, Saya tetap terngiang akan nasehat baginda Rasulullah SAW yang selalu dapat meningkatkan rasa optimis di kala menerima “kabar yang membuat tak enak hati”, Imam al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melainkan Allah SWT akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.”

❤ Lanjutkan di link oase iman-eramuslim ini saja yah, friends...
Dan bagaimana dengan kalian, ada berita apa hari ini ? :-) Salam ukhuwah selalu yah... Barokalloh (^-^)

Thursday, January 20, 2011

Waspadalah.... Kesenangan Lenyap Seketika

Pic : Nuansa sunyi sebuah jalan setapak,@Zoo-Krakow

Semoga artikel ini dapat bermanfaat selalu, :-)

Satu keluarga itu bernyanyi riang gembira di musim semi tahun lalu, masuk ke mobil mereka, kemudian tampak anak-anak menikmati beberapa snacks, dan orang tuanya mengobrol mesra. Tak sampai semenit kemudian saat mereka memasuki jalan raya, “gedubraak!”, tabrakan maut eterjadi, entah kenapa mobil itu menabrak tiang besar lalu 'menyenggol' bus panjang yang sedang melaju dari arah berlawanan. Pemandangan itu sangat meyeramkan, kami segera berlalu dari riuhnya situasi jalan raya tersebut, seraya menyebut nama-Mu, ya Allah…

Senyuman, tawa, cerah ceria dapat lenyap seketika atas izin dan kuasa-MU.

Sama halnya kala kuingat tentang seorang tante Laura, usianya sangat muda, masih belum kepala empat. Tahun lalu di kala beliau berlibur dari sumatera ke Bandung, Jakarta dan sekitarnya, tiba-tiba tawa lenyap dari wajahnya saat merasakan nyeri dan lemas badan, langsung ke emergency, beberapa jam kemudian tubuhnya sudah membiru, malaikat maut telah menjalankan tugasnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un… tak ada suami yang mendampingi, juga anak dan keluarga lainnya, persis seperti nasehat ustadzahku dahulu, “Bahwa tak ada tempat kita bergantung setiap waktu, kecuali Allah SWT. Di kala maut menghampiri, kita harus menghadapinya sendirian, tiada mama papa, tiada suami, anak-anak, saudara, siapa pun tak dapat menolong, kita hanya ditemani oleh belaian-NYA. Cuma Dia yang dapat memudahkan jalan menuju kesana, begitu pun saat memasuki alam kubur, hanya amalan di dunia yang kita bawa.”


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran [3] : 185), dulu kalimat itu sudah tak asing di telinga Rara. Namun saat karirnya melesat bersama suami, ia malah lupa pada semangat juangnya, ia malah lalai mengingatNYA. Target-target amal jariyyah yang biasa ia buat sudah terkubur seiring menumpuknya target proyek kerja di kantornya, ia lebih teliti pada tampilan fisik atau zahir dibandingkan dengan berkaca diri atau muhasabah atas kualitas pribadi. Ia lebih banyak mengontrol baby-sitter dari pada menemani hari-hari sang buah hati. Tiba-tiba di hari itu, teman Rara mengabarkan padaku, “Ri… Kamu tau Rara, kan…? Sekarang ia janda, kemarin suaminya meninggal dunia karena kecelakaan tragis,” Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un… Ya Allah, secepat itu suatu kesenangan hidup lenyap. Anak-anak yatim jadi bertambah, perencanaan alur hidup jadi berubah. Sungguh Maha Kuasa, duhai Robbi…


Semoga hari ini selalu lebih berkualitas dari kemarin, Lanjutkan bacanya di link oase iman-eramuslim ini yah... ;-) Always barokalloh, salam ukhuwah... Waspadalah...Kesenangan Lenyap Seketika, atas kuasaNYA... ❤

Wednesday, January 19, 2011

Kesetiaan Bang Habib



Assalamu'alaykum wrwb... :-)
duh, minggu-minggu yang berat, (nanti di artikel selanjutnya kukabarkan tentang ini...), sungguh tidak enak dan perasaan kurang nyaman kalau sedang ditinggal suami, abinya Azzam sedang training ke Swiss, padahal cuma seminggu, dulu juga udah pernah ditinggal 3 1/2 bulan ke Afrika, dll kalau "onshore" project :-(, namun rasanya "sedang kehilangan satu kaki", atau berasa separuh jiwa sedang dibawa pergi... ❤ walaupun pernikahan kami udah "gede", menginjak usia yang ke sembilan, kami tetap kayak 'manten baru' lho... suap-suapan sering, pangku-pangkuan sering, main gendong-gendongan juga... hehehehe, makanya "I really miss him...", ❤ apalagi kalau dua bujangku ini sedang gedebak-gedebuk main, Ya Allah... "kaptennya" sedang gak ada, anak buahnya yang dua ini kayak "menjajah" ummi githu lho.... hiks... :-D

Btw, di tengah malam lalu saat terbangun menemani adek yang menendang-nendang di rahimku, tiba-tiba teringat kisah bang Habib, afwan yah baru sekarang bisa di-share, dan sebenarnya beberapa minggu lalu saat wali kota terpilih (yang baru pemilihan di Krakow) mulai bertugas, ada berita bahagia dari brothers, katanya dewan kota telah menyetujui ruangan buat sholat jum'at dan akan dipakai sebagai "masjid kecil" buat Muslim Krakow... ❤ Berita bahagia, namun hingga hari ini belum ada kelanjutan realisasinya, semoga segera dapat kita lihat aplikasinya... amiin.

Semua penduduk komplek perumahan kami mengenalnya dengan baik, sebut saja namanya Bang Habib. Beliau humoris dengan senyum khasnya, penampilannya rapi tapi lucu, namun selalu ramah. Tak ada yang mengejek atau mencemooh keadaan fisiknya, sebab dia sendiri adalah orang yang percaya diri dan terlihat bersyukur dengan keadaannya. Padahal tubuhnya, (maaf) terlahir dengan sedikit tidak normal, semacam gangguan pertumbuhan tulang sehingga badannya sangat pendek, tentu 'kurang matching' dengan kepala yang besar dan kulitnya yang gelap, begitu penilaian orang yang baru kenal padanya.

Ayah dan ibunya telah meninggal dunia, entah bagaimana ceritanya, dia diasuh oleh seorang tokoh agama di komplek tersebut, lalu kami mengenalnya sebagai “Bang Habib Si Penjaga Masjid”.

Karena rumahku dekat dengan masjid, dan kakakku juga sering menjadi mu’azzin (yang mengumandangkan adzan), otomatis keluarga dan para tetanggaku sangat akrab dengan Bang Habib ini. Kagum padanya, di usia yang masih harus bermanja pada orang tua, dia malah sudah melakukan berbagai kegiatan dengan mandiri, mencuci hingga menyetrika sendiri, merapikan ruangan kamarnya, memasak, dll, tentunya ditambah dengan 'amanah special' sebagai penjaga masjid. Bang Habib tak pernah mengeluh di saat harus lebih sering mengepel lantai masjid akibat cipratan becek air hujan, membersihkan semua WC dan kamar mandi masjid, ditambah menyapu halaman masjid yang sangat luas. Kemudian saat semakin sering ada jamaah yang banyak mengobrol dengannya, hadirlah sohib Bang Habib yang sering ikut menginap di sana, Bang Halim kita panggil namanya.

Kerja sama mereka sangat bagus, yang satu mengepel lantai masjid sisi kanan, yang lain mengepel lantai di sisi kiri. Saat yang satunya membersihkan menara dan peralatan di ruang dekat mimbar, yang lainnya membersihkan gulungan sajadah. Bang Habib menyapu halaman depan masjid, sementara Bang Halim menyapu halaman belakang, dan banyak lagi kegiatan mereka sehari-hari yang membuat keduanya semakin mencintai rumah Allah itu, laksana tinggal di istana surgaNYA, setiap hari tidak ketinggalan sholat berjama’ah—iya donk, mereka juga yang bergantian menjadi mu’azzin atau kadang-kadang membimbing anak-anak TK/TPA untuk belajar menjadi mu’azzin. Subhanalloh…


Selamat membaca kelanjutannya di link eramuslim-oase iman ini yah...

Tetaplah optimis, saling do'a, serta salam ukhuwah! ❤ (^-^)

Wednesday, January 12, 2011

Janji Tak Tertunai

pic suasana malam, Krakow, dari teras appartemenku...


Suatu hari suamiku pernah merasa tak enak badan, tak berselera makan, terasa ada sesuatu yang mengganjal hati padahal tak ada sebab apapun yang terjadi. Setelah kucoba bantu mengingat-ingat, ternyata dia belum melaksanakan janjinya untuk berpuasa dua hari (nazar) atas suatu tugas yang telah selesai dengan lancar. Alhamdulillah, terasa lega seusai berpuasa, ternyata 'janji hati' yang belum ditunaikan dapat menyebabkan gangguan pikiran dan berpengaruh pada kesehatan.


Menepati janji adalah akhlaq mulia yang diperintahkan dalam syari’ah Islam. Dalam firmanNya, “(Bukan demikian), sebenarnya barang siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa."(QS. Âli ‘Imrân : 76)

Ibuku mengisahkan salah seorang sahabatnya yang berusia jauh lebih tua dari ibu. Budhe Fulanah, dulunya dia pegawai bank yang sangat disegani masyarakat, penampilan necis, cantik, anggun dan bersuamikan seorang karyawan di perusahaan minyak ternama. Budhe Fulanah ini tak hanya sahabat ibu, ia masih saudara dekat ayah, yang sangat dihormati keluarga besar dan kerabat. Tadinya dia adalah orang yang sangat baik hati, gemar bersedekah dan selalu menolong sesama. Namun Saya jadi kurang menyukainya saat mengetahui bahwa ia pernah meminjamkan uang kepada ibuku, tapi dikenakan bunga alias riba 10%. Istilahnya 'tega makan saudara sendiri', padahal kalaupun tak ada bunga, pastilah dibayar lebih oleh ibu, sebagaimana kebiasaan membalas budi baik orang lain.

Tak disangka, dua puluh tahun-an lalu saat ia diwajibkan pensiun dini—akibat likuidasi bank tempatnya bekerja, ternyata awal merosotnya kesejahteraan rumah tangga sampai saat ini. Tadinya beliau berjanji ingin menyumbangkan dana untuk suatu yayasan panti asuhan dan memasukkan uang pensiunnya untuk tabungan haji. Namun kemudian dengan berbagai alasan, hal itu tidak ia tunaikan, apalagi saat suaminya merayu, “nanti aja tabungan hajinya, mi, pada saat papi pensiun kan bisa, sumbangan yayasan kan nanti-nanti juga bisa, sekarang anak-anak perlu uangnya buat jalan-jalan keluarga, kita juga bisa renovasi rumah...” Begitulah, lalu sekitar lima belas tahun lalu si papi juga mengajukan pensiun dipercepat—akibat termakan isu perusahaan saat orde baru hampir tumbang.

Namun kenyataannya si papi tak hanya berkhianat pada Sang Khaliq, janji untuk memasukkan uang ke rekening tabungan haji tetap tak ditunaikannya, bahkan ia juga malah terpergok oleh sang istri : secara nyata-nyata dia berselingkuh dengan janda di dekat rumah, dan ternyata telah berkali-kali berbuat zina, hancur... hancurlah hati Budhe Fulanah, hancurlah 'cita-cita keluarga' itu. Tiga anaknya pun mengalami kehancuran—dalam perkuliahan harus out, meniru prilaku sang papi, hingga berstatus mba (married by accident) saat menikah, Astagfirullah, na'udzubillahi mindzaliik...
:-)
Selanjutnya langsung baca di link-oase iman eramuslim ini yah say... ;-)

❤ Salam Ukhuwah dari Krakow!

Saturday, January 1, 2011

Abang Azzam Tambah Rajin...Bang Sayyif Pun tambah Aktif...

Assalamu'alaykumwrwb, tadi barusan ngupdatenya---yang disini nih... ;-) & pengen banget ngoprek-ngoprek blog, otak-atik dashboard, dll... Tapi memang belum punya "free time", oooh... padatnya jadwal jadi bu RT, hehehe, nulis blog pun saat nungguin masakan di dapur (I hope "gak gosong", hehehe).

Ceritanya liburan seminggu ini benar-benar kami nikmati, "leyeh-leyeh" bareng keluarga sangat menyenangkan... Sayyif senang sekali main sama si abi, biasanya kan dia sebel banget kalau abi pagi-pagi ke kantor & abang sekolah, sampe' nangis-nangis minta diajak...
Jadi, hari-hari libur ini sangat berkualitas buat kami sekeluarga, very nice moment!
kami gak hanya beres-beres bareng atau sholat bareng,tapi juga belanja barengan, nonton film bareng, nyocol gorengan+sambel bareng, merapikan dapur bareng, berjemuran &masak bareng, dll, dsb, seru deeeeeh!

Hmmmm... (gak bisa lama-lama nih, masakanku menanti di dapur), trus Abang Azzam tambah rajin membantu ummi...

pic : Abang membersihkan sisa-sisa salju dari sepatu usai pulang liburan...


(diikuti pula oleh adiknya, Sayyif...), oalaaah... "gambar aja deh yang bercerita", hehehehe...

pic by iphone : Sayyif membuntuti abangnya yang sedang ngepel... Ruang tamu malah jadi kayak lapangan bermain nih...

see you all! salam ukhuwah...